12. Aku Lapar.

385 37 0
                                    

"Kerja bagus," sekali itu Rasid memuji analisis Ichsan. "Sekarang, kita susun siasat untuk merebut semua yang bisa direbut. Kau punya ilmu beladiri silat?"

"Entah," Ichsan angkat bahu. "Tapi aku tahu itu sangat penting. Kalau kau punya, seberapa banyak jurus yang kau kuasai, Rasid?"

"Tidak banyak sih," Rasid menerawang. "Kuda-kuda dasar, pukulan depan, tendangan sabit, tangkisan dan elakan wajib, selesai,"

"Kalau itu sih aku bisa. Kacang je," Ichsan menyentil jari kelingking. "Tapi... Tidak lebih dari itu,"

"Kita tahu dari pelajaran olahraga waktu SMP," Rasid mengulur kalimat sambil mencari siasat.

"Mikrolet M16 plat nomor B9661AN itu?" Ichsan mengingatkan.

"Yap. Bagaimana kita mencari mobil itu..." Belum lagi Rasid menyelesaikan kalimatnya, Ichsan memotong seakan sudah tahu apa yang harus dilakukan.

"Tanpa ketahuan bahwa aku buronan? Kita periksa lapangan parkir terminal dari pintu keluar ke pintu masuk. Setelah itu nongkrong di warung kopi dekat pintu masuk. Kau awasi perkembangan berita, aku memantau pintu masuk," Ichsan menguraikan siasat dengan lancar.

Rasid membayar ongkos bis Pluit Jaya Rp 15.000 per orang, langsung turun sebelum loket retribusi. Setelah itu keluar terminal, mengitar lewat belakang, masuk terminal dari pintu keluar (ketemu lagi sama bis Pluit Jaya yang tadi).

"Itu anak ngapain?" Kernet bis Pluit Jaya geleng kepala.

"Cari mikrolet itu, Rasid!" Ichsan membagi wilayah pencarian menjadi dua.

"M16, B9661AN," Rasid mengingat dua deret angka penting. "Siap,"

Setengah jam mencari, Rasid dan Ichsan bertemu di pintu masuk Terminal Kampung Rambutan.

"Ada tidak?" tanya Rasid.

"Tidak ada," jawab Ichsan.

"Atu iya, mikrolet itu masih ditahan di kantor polisi," kata Rasid. "Masak tidak ingat?"

Ichsan mengganti topik pembicaraan. "Ini sudah tengah hari. Ayo cari warung kopi,"

"Aku lapar," Rasid menunjuk sebuah warung kopi dekat pintu masuk terminal. "Dan di sana ada TV. Kau mau kopi?"

Ichsan menggeleng. Berharap apapun yang dilakukan Rasid, jangan sampai saputangan di wajahnya terlepas.

Detektif Ichsan 1 : Detective Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang