HELLO BITCHES!!! Sorry for taking so long to update the sequel of "Love Is A Losing Game". I'm busy so.....but HERE WE GO!!!!!
▪
"Selamat malam semuanya!" James Corden menyapa para penonton yang malam ini menyaksikan acara Late Late Show With James Corden.
James menunggu hingga tepukkan tangan selesai dan ia kembali melanjutkan. "Malam ini kita kedatangan penyanyi yang awal kemunculannya berhasil menarik perhatian seluruh orang didunia ini. Baik pria, wanita, anak-anak dan orang dewasa. Ia baru saja menyelesaikan tur dunia keduanya yaitu Gladly World Tour dua minggu yang lalu. Tidak perlu lama-lama lagi, mari kita sambut Summer Graham!"
Seluruh penonton yang hadir di studio langsung bertepuk tangan dan berteriak dengan histeris begitu nama Summer Graham disebutkan.
Summer tersenyum begitu ia melangkah masuk kedalam ruangan tempat Late Late Show diadakan. Ia melambaikan tangannya kepada para penonton yang bertepuk tangan dan meneriaki namanya. Ia memeluk James sebelum duduk disalah satu sofa.
"Summer, bagaimana kabarmu?" James bertanya begitu suara tepukkan tangan dan teriakkan penonton tak lagi terdengar.
"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik-baik saja, terimakasih. Summer, sudah lima tahun sejak awal kemunculan mu. Namun ini pertama kalinya kau berada diacara televisi."
Summer tersenyum. "Sebelumnya aku minta maaf karena beberapa tahun lalu aku sedang sibuk menulis lagu untuk albumku, lalu juga syuting untuk video klip dan persiapan untuk World Tour jadi tidak pernah sempat menerima undangan acara televisi. Tapi aku sangat bahagia karena malam ini aku berada disini bersamamu, James."
James tertawa. "Lagu pertamamu yang berjudul Everything is Possible, berhasil terjual 15 juta kopi didua minggu pertama lagu tersebut di liris. Lalu lagu tersebut juga berhasil meraih tiga Grammy Awards dan lima American Music Awards. Bisa ceritakan pada kami apa yang menginspirasimu saat membuat lagu tersebut?"
Senyum Summer seketika menghilang ketika mendengar pertanyaan James. Wajahnya seketika pucat dan jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat. Namun ia berhasil menenangkan diri dan tersenyum sebelum menjawab pertanyaan tersebut.
"Lagu tersebut hanyalah curahan hatiku," ia menyelipkan rambutnya kebelakang telinganya "dari dulu aku selalu mendengar banyak orang yang menyerah pada impiannya karena mereka berasal dari kota kecil atau karena status mereka atau karena mereka minoritas. Aku mau semua orang tahu kalau hal itu tidak jadi masalah. Siapapun kalian, jika kalian tidak pernah menyerah dan selalu percaya pada diri kalian, semuanya tidak ada yang mustahil."
James mengangguk. "Kau menulis lagu ini sendiri?"
Summer menggeleng. "Ada satu sahabatku yang membantu."
≈
"Hey dad," Summer menaruh tasnya dimeja yang berada samping disamping kasur kamar hotel tempat ia menginap "maaf ya aku tidak mengangkat telepon darimu. Tadi aku tertidur dimobil saat perjalanan pulang dan aku baru saja sampai dihotel."
"Iya sayang, aku mengerti. Aku dan Max sempat menonton Late Late Show sebelum mendapat telepon. Aku sangat bangga padamu, Summer."
Summer tersenyum. "Bagaimana kabarmu dan pops? Aku sangat merindukanmu. Satu bulan lagi aku mendapatkan waktu liburan."
"Aku dan Max baik-baik saja, Summer. Hanya saja, ibumu..."
Sebelum Harry sempat menyelesaikan perkataannya, Summer memotongnya. "Ada apa dengan mom?"
"Ibumu mengalami kecelakaan dua jam yang lalu. Kini ia dirawat di St. Lucas Raleigh Hospital," Summer dapat mendengar ayahnya menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya "ibumu dalam kondisi kritis Summer."
"Aku akan pulang besok pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Mysterious Game (GxG)
RomanceBOOK TWO of "Love Is A..." Series (COMPLETE) Summer berubah. Summer bukan seperti Summer yang dulu lagi. Kini seluruh dunia mengenal ia sebagai Summer Graham. Seorang penyanyi pendatang baru yang berhasil memecahkan beberapa rekor sejak awal kemuncu...