Pesawat pribadi milik Summer mendarat di Raleigh National Airport tepat pukul 9.30 pagi. Setelah mendapat kabar dari sang ayah kalau ibunya mengalami kecelakaan, Summer langsung menelepon manajemennya dan memberitahu tentang ibunya dan harus ia mengambil cuti yang seharusnya dijadwalkan satu bulan lagi. Untungnya para manajemen mengerti situasi yang Summer alami dan langsung mengizinkan Summer pulang lebih cepat.
Semangat Summer hilang. Seharusnya ia pulang ke kampung halamannya dengan bahagia bukan sedih seperti ini. Seharusnya ia pulang dengan semua keluarganya berkumpul dirumahnya dan mereka bisa menikmati liburan Thanksgiving dan Natal bersama dengan penuh sukacita.
"SUMMER!!!"
Summer menoleh kearah sumber suara dan melihat Max berdiri didepan pintu masuk ke bandara. Ia segera berlari menghampiri Max yang tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Summer.
Summer langsung memeluk tubuh Max dengan erat. "Aku merindukanmu, pops."
Max tersenyum melihat anak tirinya tersebut. Ia mencium puncak kepala Summer beberapa kali dan mengatakan kalau ia juga merindukan Summer sebelum melepaskan pelukkannya dan membawakan koper Summer menuju mobilnya.
"Mengapa dad tidak ikut?" Summer bertanya ketika Max mulai menjalankan mobilnya.
Max melihat Summer sekilas sebelum kembali menatap jalan. "Sebenarnya ia yang ingin menjemputmu. Tapi lima belas menit sebelum waktu menjemputmu, ia tertidur pulas disofa ruang tunggu dirumah sakit. Aku tidak tega membangunkannya. Jadi aku menitip pesan kepada suster yang berjaga untuk memberitahu Harry kalau aku yang menjemputmu."
Summer mengangguk lemah mendengar jawaban Max sebelum kembali bertanya. "Jadi, bagaimana keadaan mom?"
"Aku tidak ingin bohong padamu. Kau berhak mengetahui yang sebenarnya," Max menghela nafas "keadaan Anna cukup parah, Summer. Ia sempat berada dalam masa kritis saat dilarikan kerumah sakit. Dan ia masih koma."
Entah mengapa jawaban Max seperti tamparan yang begitu keras dipipi Summer. Summer mengalihkan pandangannya ke jalanan. Ia memejamkan matanya membiarkan kegelapan mengambil alih kesadarannya.
≈
"Dad!" Summer berlari menuju ayahnya begitu melihat ia sedang berbica dengan seorang dokter.
Harry tersenyum melihat Summer dan langsung memeluknya. "Aku merindukanmu."
Summer tertawa dan membenamkan wajahnya didada ayahnya. "Aku juga merindukanmu, dad."
Mereka melepaskan pelukkan mereka dan langsung berjalan menuju ruangan tempat ibunya dirawat.
Summer melihat ibunya yang masih terbaring. Summer dapat melihat beberapa memar diwajah ibunya serta lengannya. Summer memegang tangan ibunya yang dingin.
"Apa yang sebenarnya terjadi, dad?"
Harry menghela nafas. "Ibumu dalam perjalanan pulang dari rumah Lisa Vanderbill. Anggota baru di Terr's Yoga yang mengadakan cocktail party karna ia baru pindah dari Cleveland. Saat di pertigaan yang tidak jauh dari Jubala Coffee, ada pickup truck yang menabrak mobil ibumu."
Summer mengangkat wajahnya melihat ayahnya. "Bagaimana dengan penabraknya? Apa sedang diurus oleh polisi?"
"Itu yang masih menjadi permasalahannya. Penabraknya kabur meninggalkan mobilnya. Polisi mengatakan kalau mobil itu adalah mobil rental. Kevin masih dikantor polisi untuk mencari tahu siapa pemilik mobil tersebut."
Summer mengerutkan keningnya. "Well, seharusnya mudah. Hanya ada lima tempat penyewaan mobil di Raleigh."
Harry kembali menghela nafas. "Mobil itu bukan berasal dari tempat penyewaan mobil di Raleigh. Setelah diselidiki, mobil itu berasal dari Seattle."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Mysterious Game (GxG)
RomanceBOOK TWO of "Love Is A..." Series (COMPLETE) Summer berubah. Summer bukan seperti Summer yang dulu lagi. Kini seluruh dunia mengenal ia sebagai Summer Graham. Seorang penyanyi pendatang baru yang berhasil memecahkan beberapa rekor sejak awal kemuncu...