Summer : River?

3K 234 4
                                    

Summer berlari secepat mungkin menuju kamar ibunya dirawat. Pagi ini ia mendapat telepon dari Kevin yang menginap dirumah sakit kalau ibunya sudah sadar. Tanpa sarapan, ia langsung menuju rumah sakit.

"Mommy!" Air mata Summer langsung keluar begitu ia melihat ibunya sedang berbicara dengan Kevin.

Ia memeluk ibunya dengan erat. "Oh god, mommy."

Anna tersenyum dan membalas pelukkan anak semata wayangnya. "Aku merindukanmu, baby girl."

Summer melepaskan pelukannya dan mencium kening ibunya. Ia tersenyum melihat ibunya yang kini sudah terbangun dari koma. "Apa yang ibu rasakan? Apa ibu merasa sakit dibagian tertentu? Apakah ibu ingat wajah atau penampilan si penabrak?

Kevin tertawa. "Summer! Ibumu baru saja bangun dari koma."

"Tidak apa-apa, Kev" Anna menggenggam tangan Summer "aku baik-baik saja. Aku sangat merindukanmu, baby girl."

Summer memeluk Anna lagi. "Mommyyyy, aku bukan baby girl. Aku sudah dewasa."

"Iya, sekarang bukan baby girl lagi. Tapi superstar." Anna mencium kepala Summer.

Mereka terdiam beberapa saat. Summer mendengarkan detak jantung ibunya yang berdetak dengan normal. Ia begitu senang karena ibunya baik-baik saja

"Maaf ya kami telat." Suara Harry yang datang bersama Max memecah keheningan.

Summer mengangkat kepalanya dari dada Anna dan melihat Harry dengan kerutan di keningnya sebelum seringai muncul diwajahnya. Saat ditelepon oleh Kevin, Harry memang berkata kepada Summer untuk pergi kerumah sakit lebih dulu karena ia masih ada urusan yang harus diselesaikan. Namun melihat rambut Harry yang berantakkan dan bibirnya yang membengkak, Summer tahu betul urusan apa yang ayahnya lakukan.

"Dad, apa kau baik-baik saja?"

Harry menarik nafas. "Ten...tentu aku baik-baik saja."

Anna menggelengkan kepalanya mengetahui maksud Summer. "Ssh, Summer biarkan ayahmu bersenang-senang bersama Max."

Summer dan Kevin tertawa begitu melihat wajah Harry dan Max yang memerah. Inilah yang Summer inginkan ketika ia pulang untuk berlibur. Yang ia inginkan hanyal berkumpul bersama keluarga kecilnya. Memakan masakan ibunya, mendengar lelucon Kevin, menonton film action bersama Harry serta melihat akun Instagram para designer ternama bersama Max.

"Kapan mommy bisa pulang?" Summer memecah keheningan.

"Dokter belum dapat memastikan tepatnya kapan. Ia masih harus memeriksa keadaan Anna. Tapi ia bilang, Anna sudah dapat pulang sebelum Natal." Kevin tersenyum.

Summer menatap ibunya dengan sedih. "Sebelum Natal? Itu tandanya Thanksgiving mommy masih disini? Dan berarti, aku tidak dapat menyantap Pear-Thyme Brined Turkey kesukaanku yang biasa mom buat?"

"Maafkan aku, Summer" Anna mengusap tangan Summer "bagaimana kalau makan malam saat malam Natal akan aku buatkan Pear-Thyme Brined Turkey kesukaanmu?"

Senyum mengembang diwajah Summer. "YESSSSS! Apa aku boleh mengundang sahabat-sahabatku?"

Harry mengerutkan keningnya. "Sahabat-sahabat mu?"

"Iya, dad. Kau taulah, Lauren, Sam dan Miyata."

Kini Anna yang mengerutkan keningnya. "Mereka ada disini?"

"Yup. Mereka pulang untuk menghabiskan waktu liburan disini." Summer duduk kasur tepat disamping ibunya yang berbaring "dua hari yang lalu, aku bertemu mereka di Jubala Coffee. Lauren berhasil bekerja di CIA, Sam menjadi sutradara ternama Broadway di New York sedangkan Miyata, baru lulus dari NC State University dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di John Hopkins University."

Love Is A Mysterious Game (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang