See? Two chapter! Stop complain about when i'm gonna update. Y'all better vote ❤️❤️❤️
▪
River tetap mencoba untuk berkonsentrasi menari mengikuti irama lagu yang dimainkan. Entah mengapa ia merasa seperti ada yang mengawasinya. Mengawasi setiap gerakkan yang ia buat. Ia mengerti kalau banyak penonton malam ini yang hadi di Wrax Club untuk menyaksikannya, namun ia merasa ada satu tatapan yang mengawasinya dengan seksama.
Begitu lagu berhenti, River dan penari lainnya siap turun dari panggung dan menunggu jika ada yang ingin menyewa mereka. Sebelum ia turun dari panggung, ia melihat kearah penonton sebelum matanya melihat Summer dan Lauren yang duduk disalah satu bangku. Summer melihatnya dengan tidak percaya membuat air mata menggenang di matanya.
River langsung berlari keruang tunggu dan menangis. Ia tidak dapat membayangkan Summer melihatnya tampil seperti pelacur. Ia juga tidak dapat membayangkan apa yang Summer pikirkan tentang dirinya. Pasti Summer sangat membencinya. Summer pasti menanggapnya murahan dan tidak tahu malu.
"Kenapa kau menangis?"
River melihat Nicole yang berdiri didepannya. Ia langsung menghapus air matanya. "Um, kakiku sakit. Ada yang menginjak kakiku tapi aku tidak tahu siapa."
Nicole hanya menggelengkan kepalanya. "Cepat ke kamar nomor 12. Ada yang menyewamu untuk malam ini dan membayar tiga kali lipat."
"Baiklah."
Sebelum River meraih pintu, Nicole menarik tangannya. "Jangan ulangi kesalahan yang kemarin malam kau buat. Kalau sampai aku lihat kau keluar dari kamar, aku tidak akan segan-segan melukaimu, River."
River mengangguk dan segera keluar tanpa membalas perkataan Nicole. Ia menghela nafas begitu sampai didepan kamar nomor 12 dan langsung membuka pintu kamar tersebut.
River membeku begitu melihat Summer dan Lauren duduk dikasur sambil menatapnya. Ia tidak dapat mengeluarkan kata-kata dan juga tidak dapat berbalik untuk keluar.
Summer berdiri dan berjalan mendekat kearah River. "Lauren, tolong tinggalkan aku dan River. Ada banyak hal yang harus aku bicarakan dengannya."
Tanpa basa-basi, Lauren langsung keluar dari kamar meninggalkan River dan Summer. River menundukkan kepalanya. Ia tidak sanggup melihat Summer dengan keadaannya seperti sekarang ini.
"Riv?" Summer menyentuh pundak River.
Begitu mendengar Summer menyebut namanya, River langsung menampar Summer sebelum memeluknya.
Summer terkejut dengan apa yang River lakukan. Bukan tamparan yang membuatnya terkejut. Ia tidak mengira setelah apa yang ia lakukan, River mau memeluknya. Ia segera membalas pelukan River.
"Sssh, aku disini. Aku ada disini."
River semakin mengeratkan pelukannya. "Ini semua karenamu! Aku benci padamu!"
"Aku tahu. Aku tahu kau benci padaku. Aku minta maaf." Summer merasakan air mata mulai keluar membasahi pipinya.
Untuk beberapa saat mereka terdiam namun tidak ada melepaskan pelukan. River menghirup aroma tubuh khas Summer. Tidak ada yang berubah dari lima tahun yang lalu. Aroma tubuh Summer masih wangi lavender seperti yang dulu.
Summer melepaskan pelukannya dan merapakin rambut River yang berada diwajahnya. Ia menangkup pipi River dan mencium keningnya. "Aku minta maaf."
River tersenyum. "Aku sudah memaafkanmu."
"Tapi, apa yang aku lakukan sangatlah melewati batas. Aku menyakitimu. Aku membuatmu seperti ini."
River mengambil tangan kanan Summer yang berada dipipinya dan menciumnya. "Aku tahu. Tapi aku sudah memaafkanmu, Summer. Aku sadar, tidak ada gunanya membencimu atau marah padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Mysterious Game (GxG)
RomanceBOOK TWO of "Love Is A..." Series (COMPLETE) Summer berubah. Summer bukan seperti Summer yang dulu lagi. Kini seluruh dunia mengenal ia sebagai Summer Graham. Seorang penyanyi pendatang baru yang berhasil memecahkan beberapa rekor sejak awal kemuncu...