~Syabila Hanun Balqis~

15K 922 3
                                    


"Assalamu'alaikum." suara seorang wanita menghentikan kegiatan Ikhwan.

"Wa'alaikumsalam." Ikhwan menatap siapa yang datang, alangkah terkejutnya dia ketika tahu kalau wanita yang ditemuinya di bus lah yang datang.

"Maaf pak, saya terlambat. Saya baru masuk hari ini. Tadi saya masih mengurus beberapa berkas mahasiswa baru disini.  Jadi saya terlambat."

Hanun menundukkan wajahnya.

"Ternyata pria itu seorang dosen." pikirnya.

"Silahkan duduk."

Hanun menempati kursi belajar di pojok paling depan.

Sementara itu ikhwan mengambil buku absennya.

"Siapa nama kamu?"

"Nama saya Syabila Hanun balqis"

Ikhwan segera mencatat nama itu.

Semua siswa memandang aneh pada Hanun. Seperti ada yang aneh dengan dirinya.

Sepanjang  teori yang diberikan oleh dosen Sosiologi itu, semua siswa memperhatikan dengan seksama.

"Maaf pak, boleh bertanya?"

Salah seorang siswa berdiri sambil mengangkat tangan.

"Silahkan.!"

"Apa penampilan diri itu termasuk cara menjaga hubungan dengan lingkungan sosial? Dan apakah juga bisa mempengaruhi hubungan itu sendiri?"

Nada siswa itu terdengar menyindir. Hanun baru berada disana. Tapi tatapan semua mahasiswa disana seperti tidak suka.

" Saya tanya sama kamu? Apa pakaian kamu dirumah sama dikampus sama?"

Siswa itu menggeleng.

"Kalau kamu pakai boxer sama kaos aja dikampus, kamu akan jadi bahan tertawaan  disini. Jadi tentu saja penampilan itu berpengaruh."

"Pak, contohnya wanita itu, semua memandang risih kearahnya. Penampilannya mengganggu konsentrasi kami. Itu berarti dia sudah mempengaruhi hubungan sosial diruangan ini."

Salah seorang siswa  perempuan berdiri. Pakaiannya ketat dengan rok selutut yang memperlihatkan keseksian tubuhnya.

Hanun mengelus dada. Harus berapa kali ini terjadi. Dia harus menahan dirinya.

Sementara itu si dosen hanya diam dan tersenyum.

"Apa agama kamu? " tanya pak dosen.

"Islam pak."

"Islam ya? Tentu kamu pernah mendengar istilah menutup aurat dan berniqab kan?"

"Belum pak."

"Makanya kamu terlihat bingung ketika ada wanita yang seperti itu. Dia itu berniqab dengan kata lainnya bercadar.
Dia menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah."

Hanun mengangkat tangannya.

"Boleh saya tambahkan pak?"

"Silahkan."

"Begini. Terkait penampilan saya ini. Mungkin ada pengaruhnya dalam hubungan sosial. Tapi dalam sistem masyarakat adalah dengan terbiasanya menyaksikan semua ini, Pandangannya akan berubah . awalnya memang seperti aneh. Ada sebagian yang menerima. Ada pula yang tidak mau . namun seoarang diluar saya banyak juga yang seperti ini. Saya utamakan hubungan saya dengan Allah. Disamping itu saya juga berusaha menjaga hubungan dengan sesama. "

"Apa anda tidak malu?" tambah siswi itu.

"Apa yang saya harus permalukan?
Pakaian saya masih dibatas sopan . bahkan lebih sopan dari anda. Semua tahu itu. Maaf, Tapi topik pembicaraan kita sudah lebih dari pelajaran sosiologi ini. Anda harusnya tahu itu. Seorang muslimah tidak akan mempertontonkan tubuhnya. Buah yang mahalpun pasti dibungkus rapi kan?"

Semua terdiam. Pak dosenpun tersenyum. Masih muda tapi wanita itu tegas.
Mahasiswi itu terdiam. Wajahnya nampak begitu kesal sekali. Namanya indah, gadis populer dan cantik dikampus. Kekasihnya bernama Alex,  seorang pria terkaya dikampus itu dan juga tampan. Namun tabi'atnya jelek.

Pelajaran itu kembali kejalan semestinya tanpa ada perdebatan lagi.

Namun, Indah mulai tidak suka pada Hanun. Dia menganggap kalau Hanun itu wanita aneh . Dia juga merasa dipermalukan dengan ucapan Hanun tadi.

Wanita Impian  Ikhwan(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang