Pesanpanjang. Sumpah author lagi bingung buat lanjutin ff ini atau gak, entah kenapa selama seminggu ini gak ada ide buat part selanjutnya. Karena senin author juga UAS dan bakal gak update. Tapi diusahain kok sekuat tenaga buat nge up ff ini. Ditunggu aja ya. Bagian ini edisi spesial buat Namjoon. Kalian udah baca update-an fancafe belum? Jujur gue terharu, plus dapat ide buat ff ini gak debuan. RM, gue cuman mau apresiasi kerja kerasnya menjadi seorang leader. Buat namjoon yang jauh disana, selamat. Anda sudah menjadi leader terbaik untuk bts, dan yang pasti untuk ARMY. Dan tadi ada yang nonton MAMA gak? Gilaaaaaaa bts menang DAESANG ARTIST OF THE YEAR! SO PROUD!!!!
.
.
.
Req song
📍
Sam Smith - Too good at goodbyes
.
.
.
"aku sudah memberi banyak kesempatan untukmu, tapi kau menyia nyiakannya" -Namjoon
Namjoon P. O. VDunia memiliki kerangka dan naskahnya, tugas manusia hanya mengikuti alur dan bermain di dalamnya.
Skenario Tuhan lebih baik dari segalanya, tapi apakah manusia selalu bersyukur dengan skenario itu?
Mereka selalu berusaha memberontak dengan pikiran kolot dan tindakan tindakan yang gegabah.
Tidak ada manusia yang tidak mengeluh, bahkan orang kayapun mengeluh. Ibarat sebuah pohon, manusia adalah daunnya. Ketika sudah waktunya daun itu akan menguning dan jatuh ketanah. Begitupun manusia, ada saatnya manusia berdiri dengan kemegahan, dan ada saatnya manusia berdiri diambang kesusahan.
Bolehkah aku berkata jujur?
Sekarang aku tidak baik-baik saja.
Aku tak ahli dalam mengutarakan perasaanku sekarang, entah kenapa rasanya berbeda. Tapi itu adalah sebuah proses yang alami menurutku. Aku butuh waktu. Begitu juga semua orang.
Sekarang aku berdiri di rooftop gedung pantiku, menikmati semilir angin dingin yang menghempas bulu halus dikulitku.
Salju halus kian lama semakin bisa ku rasakan, butiran putih itu menyapa semua orang.
Ah, aku lupa natal sebentar lagi. Berarti otomatis tahun ini akan segera berakhir.
Jujur aku sedih dengan perpisahan, tak terasa sudah 2 tahun perempuan itu tak menyapaku, dengan senyum indahnya. Lama, sangat lama. Bagaimana kabarnya? Aku juga lama tak menanyakan omong kosong itu.
Aku tak merasakan perasaan itu padanya. Tapi kenapa aku ingin bersamanya. Aku ingin, bahkan sangat ingin.
Itu terlalu sebentar untukku bisa merasakannya, terlalu awal untuk memulai sebuah proses. Tapi ketika niatku sudah begitu bulat, skenario Tuhan ternyata tak seperti itu. Dia meninggalkanku dengan sebuah tindakan yang tak bisa dilakukan. Dengan sebuah perasaan yang tak bisa dideskripsikan.
Saat aku bermain dengan ilusiku, seseorang menepuk pundakku. Otomatis aku berbalik dan melihat helaian itu, helaian yang nampak tak lagi hitam.
Dia ibuku. Sejuta wanitapun tak bisa menggantikan posisinya dihatiku, ruangnya sudah terlalu besar dan sesak untuk hatiku.
Dia tersenyum, mengguratkan ribuan kebahagiaan di hatiku, entah kenapa pikiran kacauku berganti begitu saja dengan senyum hangatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [KTH.ver]
Terror#114 dalam horror [141217] #105 dalam horror [171217] Bukan cerita horror yang menakutkan, bukan sebuah kisah yang menghadirkan mimpi buruk. Hanya satu dari beribu kisah seorang hantu yang masa lalunya begitu rumit. Dikala mengingat, jauh lebih suli...