Tzuyu menggigit-gigit pelan kuku jarinya, kebiasan dari kecil kala dia sedang berpikir tidak pernah berubah. Selalu seperti itu.
Alisnya menyatu semakin keras dia berpikir, detik berikutnya dia mengerang pelan. Tidak menemukan jalan keluarnya.
Menghela napas pelan, mencoba merilekskan tubuhnya. Diraih gagang cangkir coklat panas dihadapannya, menyeruput sedikit, tiba-tiba dia berhenti menyeruput kala merasakan coklat panas itu sudah mendingin dengan sekali tegukan dia menghabiskan. Kemudian mengelap bibirnya menggunakan punggung tangannya.
Dia kembali kepada kejadian pagi tadi kala kekasihnya memintanya untuk memasak. Dia tidak bisa masak, oke! Bukan tidak bisa, tapi belum bisa.
"Aku bisa memasak kok. Memasak air, memasak mie juga bisa." ucapnya menatap kekasihnya yang tengah bersiap-siap untuk segera berangkat.
"Kamu sebut itu memasak?" ucap salah satu teman dari kekasihnya itu. "Kalau itu juga aku bisa!"
"Benarkah? Terakhir kali kamu masuk kedapurku berhasil menggosongkan panci dan membuat dapurku berantakan!" ketus teman kekasihnya yang lain yang Tzuyu yakini bahwa dia adalah yang tertua diantara yang lain.
Tzuyu menghiraukan percakapannya kedua lelaki tadi, dia kembali menatap kekasihnya yang hanya mengangguk-angguk. "Aku serius!" kekasihnya itu menatapnya.
"Iya, aku juga tahu, Sayang." Tzuyu mendengus. Tzuyu yakin kekasihnya itu tidak tahu.
"Tae, ayo berangkat!"
"Duluan saja, Hyung." ucap lelaki yang dipanggil Tae.
"Baiklah!" satu persatu keenam lelaki itu meninggalkan sepasang kekasih.
"Pergilah ke pasar dan kamu akan tahu apa yang akan kamu masak!" ucap Jin-lelaki tertua diantara mereka bertujuh sebelum menghilang dibalik pintu.
"Kamu pulang jam berapa?" tanya Tzuyu, kekasihnya berbalik kemudian berjalan kearah Tzuyu, memeluk pinggangnya.
"Mungkin jam tujuh malam."
"Kamu benar-benar menginginkan aku memasak?" Tzuyu mendongak menatap kekasihnya.
Kekasihnya itu tersenyum dan membuat Tzuyu semakin terpesona dengan lelaki bermarga Kim ini.
"Jangan menatapku seperti itu, nanti kamu bisa jatuh cinta padaku!"
Tzuyu mendengus malas, kekasihnya itu narsis sekali. Walaupun yang dikatakannya memang benar.
"Tapi aku tidak bisa memasak, Oppa!"
"Belum, aku yakin kamu bisa. Bukankah tadi kamu berkata bahwa kamu bisa masak?"
Bibir Tzuyu mengerucut, dia bisa memasak mie, hanya saja dia tidak mau memasak mie untuk kekasihnya. Makanan itu tidak bergizi sama sekali, tetapi Tzuyu menyukainya.
"Kamu ingin kucium?" Lelaki Kim mendekatkan wajahnya menggesek pelan ujung hidungnya dengan ujung hidung Tzuyu.
Tzuyu tertawa pelan. "Dalam mimpimu, Kim Taehyung-ssi!"
Taehyung-kekasih Tzuyu tertawa. Detik berikutnya bibirnya sudah mendarat mulus diatas bibir Tzuyu, hanya menempel selama beberapa detik.
Taehyung tersenyum. "Aku akan menunggu kamu menyajikan masakanmu, Sayang." suara berat Taehyung membuat hatinya berdebar ditambah jarak wajahnya yang dekat, sangat dekat.
Taehyung berkali-kali mengecup bibir Tzuyu singkat, rasanya dia tidak ingin pergi.
"Tae-"
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Chou
FanfictionHay! Ini lapak dengan setiap bagiannya berbeda, bisa oneshoot atau twoshoot. Semua tentang dirinya begitu menarik untukku. Senyumnya. Tatapan matanya. Tingkahnya, dan yang paling aku suka dari dia adalah, dia milikku. Hanya milikku. Cerita dalam pro...