"BTS!!!!!!" ucap MC pada acara malam puncak sebuah penghargaan ternama di Korea.
Ketujuh lelaki yang memakai setelah jas hitam melangkahkan kakinya menuju atas panggung, melewati para penggemar yang setia berteriak mengeluk-elukan nama mereka.
"Nona, berhentilah menangis!" ucap seorang perempuan diantara lautan manusia itu. Suaranya terdengar lirih karena harus bersaingan dengan teriakan orang lain.
Gadis yang dipanggil Nona, dengan kacamata bulatnya menghapus air matanya pelan.
"Aku bahagia! Aku senang! Hingga rasanya aku ingin berteriak sekencang mungkin!! Air mataku juga tak berhenti mengalir! Lihatlah!! Ketujuh lelakiku berdiri diatas panggung menerima penghargaan!!!"
"Itu juga karena Nona mewajibkan untuk memberikan suara mereka untuk lelaki itu." ucap perempuan itu, tentu saja ketujuh lelaki itu akan menang.
Bagaimana tidak?
Nona-nya membuat peraturan bahwa setiap lima menit sekali harus memberikan suara kepada ketujuh lelaki yang menyebut mereka sebagai BTS.
"Itu salah satu caraku untuk membantu mereka."
Perempuan itu mendengus mendengar jawaban Sang Nona.
"Nona bisa saja memberikan uang kepada pihak televisi untuk memenangkan mereka."
"Aku tidak mau melakukan cara curang itu!"
Perempuan itu hanya mengangguk-angguk. Nona-nya memiliki banyak aset, bahkan dia bisa membeli perusahaan yang menaungi ketujuh lelaki tersebut, mungkin juga bisa membeli label perusahaan musik besar.
Tidak habis pikir dengan jalan pikir Sang Nona yang memilih untuk berdiri bersama jutaan penggemar seperti ini, dia bisa memesan tempat duduk VIP dengan mudahnya.
Jika, Tuan-nya tahu bisa dimarahi habis-habisan. Memikirkan itu semua membuat dirinya merinding. Pasalnya Tuan-nya itu sangat menyeramkan jika sudah marah.
"C'mon! Ayah sudah tahu, dia tidak akan marah. Percaya padaku!" gadis itu tersenyum menenangkan kepada perempuan yang menjadi asisten pribadinya.
"Sekarang diamlah! Lelakiku akan memberikan sambutannya!"
***
Seorang gadis masih meringkuk dibalik selimut tebalnya. Tidak menghiraukan sapaan selamat pagi dari sang mentari yang sinarnya tertutupi oleh korden tebal berwarna ungu itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita dengan pakaian casualnya. Kaki jenjangnya melangkah menghampiri gadis yang masih betah berada dibalik selimutnya.
Matanya menyapu seluruh kamar yang bernuansa ungu muda. Matanya menatap sebuah album, diatasnya terdapat kamera, disampingnya sebuah benda yang dia yakini itu adalah lightstick yang terdapat diatas meja belajarnya.
Matanya kembali menatap pintu disamping pintu kamar mandi, didepan pintu itu bertuliskan 'BTS's Room' yang dia yakini bahwa ruangan itu khusus untuk menempatkan berbagai benda-benda yang berhubugan dengan ketujuh lelaki yang bernama BTS.
Wanita itu tersenyum. Berjalan menghampiri meja belajar. Matanya menangkap sebuah kalender, terdapat lingkaran merah untuk tanggal ini.
Dibawah lingkaran merah itu terdapat sebuah tulisan.
"Fansign?" gumamnya pelan.
"Pagi Bunda!" suara seorang gadis membuatnya berbalik badan, menatap anak perempuan satu-satunya tengah duduk diatas ranjang.
"Selamat pagi, Sayang." wanita yang dipanggil Bunda menghampiri anak perempuannya, mengecup singkat keningnya.
"Bagaimana tidurmu?" sang Bunda duduk ditepi ranjang menatap anaknya penuh sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Chou
FanfictionHay! Ini lapak dengan setiap bagiannya berbeda, bisa oneshoot atau twoshoot. Semua tentang dirinya begitu menarik untukku. Senyumnya. Tatapan matanya. Tingkahnya, dan yang paling aku suka dari dia adalah, dia milikku. Hanya milikku. Cerita dalam pro...