i'm fine

123 4 0
                                    

Author P.O.V

 Zayn, niall dan davio menuju klinik terdekat untuk memastikan jika yg pingsan disana itu bukan yn.

 "kuharap itu bukan yn" harap zayn

 "ya aku juga berharap seperti itu" timpal niall dan davio hanya terdiam.

 Sesampainya di klinik itu mereka melihat seorang gadis berambut pirang dengan memakai pakaian sekolah terbaring di atas ranjanh klinik itu, Itu yn.

 "ynnn" kata niall dan yn menoleh dengan pelan

 "kak ynnn" davio segera mendekati yn lalu memeluknya

 "what happen kak ?" tanya davio tp yn hanya menggeleng gelengkan kepalanya

 "are you okay my sist ?" davio menatap yn cemas

 "i'm okay, jangan khawtirkan kakak. Kkak hanya sedikit pusing" ujar yn

 "kau bohong, jika kau hanya pusing terus bagaimana kau bisa pingsan seperti itu" sahut zayn lalu yn menoleh kearah zayn

 "kurasa aku hanya kelelahan, aku baik baik saja jadi jangan khawtirkan aku" yn tersenyum sekilas

 "bagaimana aku tidak khawatir jika wajahmu pucat seperti itu" jawab niall

 "i'm fine guys, aku hanya kelelahan" yn berusaha menepis kekhawatiran mereka

 "entahlah aku merasa tidak yakin" zayn menundukkan kepalanya lalu yn berusaha untuk duduk tapi dihalangi oleh niall

 "kau masih sakit jadi tetaplah berbaring disitu" perintah niall

 "aku sudah sembuh, lagipula hanya pusing biasa. Aku mau pulang" ungkap yn

 "pulang ?" zayn menatap yn heran

 "yeah, aku harus bekerja karena ini hari pertamaku bekerja." yn berusaha ceria

 "kau gila ? Kau itu sedang sakit dan kau ingin bekerja, kau boleh pulang tapi kau tidak boleh bekerja terlebih dahulu" larang zayn

 "tapi ini hari pertamaku bekerja zayn, please jangan halangi aku" yn menatap zayn sedih

 "tidak, kau harus istirahat" timpal niall

 "lalu bagaimana dengan pekerjaanku ? Aku bekerja demi mencari uang sekolah davio" yn berusaha berontak

 "oke baiklah, aku mengizinkanmu" putus niall dan zayn segera menoleh kearah niall

 "kau gila, yn sedang sakit dan kau memperbolehkannya bekerja. Kau gila yell" komentar zayn

 "aku memang mengizinkannya tapi kau harus istirahat sampai jam kerja kau dimulai" sambung niall tapi zayn masih saja tidak mengerti

 "maksudmu apa yell ?"

 "itu berarti yn harus istirahat dulu sampai jam kerjanya dimulai" jelas niall

 "ohh, baiklah aku setuju" zayn menganggukan kepalanya mengerti

 "sekarang ayo kita pulang" ajak yn

 "oke baiklah" zayn mendekat kearahku dan kemudian niall hendak ikut mendekat tapi yn menolaknya dengan alasan niall yg menyetir mobil jd biarkan zayn yg memapah yn.

 Satu Tangan yn melingkar di bahu zayn dan sementara itu tangan zayn memegangi pinggang yn.

 Awalnya ekpresi niall berubah tapi tak lama niall segera tersenyum dan berjalan menuju mobilnya untuuk membukakan pintu mobil agar yn dapat masuk.

 Yn P.O.V

 (udah sampe)

 Zayn memapahku menuju kamarku, rumah yg dimana niall menyuruhku untuk menempatinya walaupun hanya sementara tapi aku bersyukur padanya karena dia mau meminjamkan rumahnya pada kami.

 "apa yg kau rasakan sekarang ?" tanya zayn ketika membaringkanku di ranjang

 "tidak buruk" aku tersenyum sekilas lalu davio naik keatas ranjang dan duduk disebelahku

 "kak yn tidak apa apa ?" davio menatapku cemas

 "kkak sudah membaik, jadi tidak usha khawatir" aku membelai rambutny

 "heii" niall berdiri didepan pintu kmarku

 "apa ? Masuklah yell, lagipula ini kan rumah bibimu jadi jangan sungkan sungkan" candaku tapi niall hanya diam

 "aku mengkhawatirkanmu" ujarnya sambil melangkah masuk kedalam kamarku

 "kenapa kalian mengkhawatirkan aku ? Aku baik baik saja dan buktinya aku masih bisa menjawab ucapan kalian" jawabku kesal

 "kami sebagai sahabatmu selalu mengkhawatirkanmu yn, walaupun berulang kali kau mengatakan kau baik baik saja tpi entah kenapa aku dan niall tidak yakin dengan apa yg kau ucapkan" sambung zayn dan itu membuatku terdiam, aku memang menyembunyikan tentang darah yg keluat dri hidungku ini dengan mereka.

 "yn ?" panggil niall

 "ya ?" jawabku tanpa menoleh

 "kau marah pada kami ?" tanya niall pelan dan dengan cepat aku menggeleng gelengkan kepalaku

 "aku tidak marah pada kalian"

 "lantas ?" tanya zayn

 "aku hanya merasa membebani kalian" ungkapku dan terdengar niall menghembuskan nafasnya dengan berat

 "pernahkah kami mengatakan padamu jika kani terbebani olehmu ?" zayn menatapku tajam, dan kurasa sangat tajam.

 Aku menggeleng gelengkan kepalaku pelan

 "nah lantas apa yg kau ucapkan tadi ? Jika apa yg kau fikirkan tidak sama dengan apa yg kau rasakan maka buang fikiran jelekmu itu" kata zayn tegas

 "sudah zayn jaga emosimu, dan kau yn dengarkan apa yg dikatakan zayn, yg dia ucapkan itu benar jadi berhentilah berfikir jika kau merepotkan kami" niall duduk disebelah zayn

 "maafkan aku" ucap zayn

 "yeah tak masalah, lupakan saja" jawabku pelan

 "hey bagaimana jika aku dan zayn membuatkan sarapan untukmu ? Tadi kan kau belum sempat makan sama sekali" tawar niall

 "hah ? Aku ?" zayn tercengang

 "kenapa ?" tanya niall santai

 "aku tidak bisa memasak" ungkap zayn

 "ah kalian ini selalu saja seperti ini" kataku sambil tertawa kecil

 "oke baiklah aku mengalah, aku akan menemanimu memasak" zayn tersenyum kecil lalu bangkit dri duduknya dan diikuti oleh niall menuju dapur rumah ini.

Last WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang