Penyakit?

152 5 0
                                    

 (skiip, pulang sekolahnya)

 Aku duduk didepan tv menunggu kedatangan zayn dan niall yg akan membantuku mencarikan pekerjaan.

 "kakak menunggu siapa ?" tanya davio

 "kak zayn dan kak niall" jawabku

 "kakak mau kemana ?" tanya davio lagi

 "kakak mau mencari pekerjaan" jawabku sambil tersenyum kearah davio.

 Mimik wajah davio langsung berubah.

 "kakak akan meninggalkan aku bekerja ?" katanya sedih dan aku baru tersadar jika aku akan meninggalkan davio sendirian

 "davio tenang dulu, kakak tidak akan meninggalkanmu seperti kevin yg melupakan kita. Kakak hanya akan bekerja pada siang hari sepulang sekolah. Kakak melakukan ini karena kakak mau membayar uang sekolah kita, uang sekolahmu" jelasku sedih lalu davio memelukku

 "davio bisa mengerti keadaan kakak, davio hanya takut kakak melupakan davio" bisiknya pelan

 "kakak tidak akan pernah melupakan davio, kakak janji" jawabku lalu aku memeluk davio semakin erat

 "kita sekarang hanya hidup berdua, tanpa daddy, tanpa mom, dan tanpa kevin" ungkapku

 "ya aku tau kak, tapi aku bahagia bisa mengikuti kakak" davio tersenyum kearahku

 "nanti kalau kakak sudah mendapatkan pekerjaan davio jangan kemana mana yah ? Tetap dirumah dan kakak akan membuatkan makanan selama kakak bekerja" pesanku

 "yeah kak" davio menganggukan kepalanya

 "yasudah kakak hanya tinggal menunggu si pirang dan si jambul itu datang menjemput kakak" kataku setengah mengejek niall dan zayn

 "knoockk..knoockk" terdengar suara ketukan di pintu rumah ini

 "itu pasti mereka" gumamku lalu aku berjalan menuju pintu.

 "heiii" sapa orang di balik pintu, ternyata itu zayn dan dia sendirian.

 "heii, mana si pirang itu ?" aku mencari keberadaan niall

 "entahlah, tadi aku menelponnya dan handphonenya tidak aktif" zayn mengangkat bahunya

 "sebaiknya aku yg menelponnya" putusku lalu aku mengeluarkan handphoneku dan memencet nomor niall.

 Terdengar suara setelah ketukan panggilan berbunyi sebanyak 3 kali.

 "hallo yell ?"

 "hallo, ini siapa ?" tanya niall

 "yn" jawabku singkat dan terdengar niall berdeoh panjang

 "kenapa kau belum datang ? Kau jadi kan ingin membantuku ?" tanyaku

 "uhhmmm kurasa aku tidak bisa, aku harus menemani caroline mengerjakan tugas, kasihan dia kan murid baru" jelas niall dan itu membuatku kecewa, nayyel membatalkan janjinya denganku.

 "maaf ya yn" ucap niall dibalik telepon

 "yeah no problem" jawabku lalu aku tersenyum sekilas.

 Kemudian niall memutuskan sambungan teleponnya.

 "apa katanya ?" tanya zayn

 "dia tidak bisa datang, ya niall ingin menemani caroline si murid baru mengerjakan tugas" jawabku pelan

 "hmmmm yasudahlah" zayn terdiam

 "sebaiknya kau saja yg menemaniku zayn" ujarku

 "baiklah, tak masalah walaupun tanpa niall" zayn tersenyum sekilas

 "daviooo ?" aku memanggil davio lalu kemudian dia mendekat

 "kakak pergi dulu, jangan kemana mana. Dan tetap dirumah" peringatku

 "yeah i know it" davio tersenyum sekilas,senyumannya manis sekali.

 "kakak pergi dulu yah, tetap dirumah hingga kakak pulang" pesanku lagi

 "ya aku akan mengingatnya kak" jawab davio lalu aku dan zayn beranjak meninggalkannya.

 (skiip,)

 Aku berdiri didepan meja kerja pria bertubuh gendut itu, ya aku melamar pekerjaan disini. Di toko pizza.

 Zayn menunggu diluar, aku sudah beberapa kali mendapat tolakkan tapi itu tidak menyurutkanku untuk mencari pekerjaan yg lainnya lagi.

 "apa kau yakin akan bekerja disini ?" tanyanya

 "ya saya yakin, saya bisa bekerja setelah pulang dri sekolah" jawabku

 "kau masih bersekolah ?" tanyanya dan aku menganggukan kepalaku

 "kalau begitu kenapa kau mau bekerja ?"

 "aku hanya tinggal berdua dengan adikku dan kami memerlukan uang untuk membayar uang sekolah kami" ungkapku jujur

 "lantas kau mau bekerja apa ?"

 "apa saya yg pnting saya bisa mendapatkan uang untuk kehidupan sehari hari saya" jawabku pelan

 "yasudah, bagaimana jika mencuci piring ?" tawarnya dan itu membuatku kaget, aku merasa dihina oleh pria gendut ini.

 Tapi kemudian aku memikirkan nasib davio, bagaimana dengannya jika aku tidak menerima tawaran ini ? Mungkin dia akan putus sekolah ? Atau mungkin dia akan kelaparan. Ahh aku tidak ingin itu terjadi pada adikku.

 "ya aku mau" jawabku

 "kalau begitu besok kau boleh bekerja, ingat sepulang sekolah kau harus datang" pesannya

 "ya aku akan datang" aku tersenyum dan kemudian aku pamit untuk pergi dri ruangan ini lalu menemui zayn.

 "zaaaayyyynnnnnnn..., aku dapat pekerjaan" kataku senang ketika melihat zayn duduk di salah satu meja di toko pizza ini.

 "benarkah ? Kapan kau mulai bekerja ?" tanya zayn antusias

 "ya zayn, besok aku sudah bisa bekerja" jawabku senang

 "syukurlah, kau bekerja dibagian apa ?" tanya zayn dan kemudian aku terdiam sebentar

 "heyy, kay bekerja di bagian apa ?" tanya zayn lagi

 "bagian mencuci piring" jawabku sambil menundukkan kepalaku, aku malu pada zayn. Zayn ikut terdiam sebentar lalu sedetik kemudian dia menebar senyumnya kearahku

 "tidak usah sedih yn, yg penting kau dapat pekerjaan yg baik dan kalian bisa membayar uang sekolah. Lagipula pekerjaan mencuci piring itu bagus kok" zayn berusaha menghiburku

 "ya kau benar" aku berusaha tersenyum

 "yasudah sekarang jangan bersedih lagi, hari ini aku akan mentraktirmu pizza dan kau boleh membungkuskan pizza lagi untuk davio" ujar zayn

 "hah ? Benarkah ?" tanyaku senang dan zayn menganggukan kepalanya

 "awwww thanks jambulll" aku mengacak acak rambutnya senang

 "berhenti mengacak acak rambutku" omel zayn kesal

 "oke baiklah" aku berhenti mengacak acak rambutnya lalu kemudian aku duduk di bangku yg ada di sebelah zayn.

 "kau mau pesan pizza apa ?" tanya zayn lagi

 "terserah kau saja tapi kuharap kau bisa memesankan 3 pizza untukku dan davio" kataku sambil cengengesan

 "dasar kau ini" gumamnya dan aku tertawa.

 Zayn memilih milih menu pizza yg ada di daftar menu, aku hanya diam dan menundukkan kepalaku.

 Tiba tiba setetes darah jatuh mengenai taplak meja toko ini, aku kaget melihatnya dan kemudian dengan cepat aku melirik kearah kaca yg ada di sampingku, ternyata hidungku mengeluarkan darah.

 Aku segera mengambil tissue dan mengelap darah itu dari hidungku, aku melakukannya dengan cepat sebelum zayn mengetahui hal ini.

 Kemudian aku mengelap darah yg mengenai taplak meja ini, ada apa dengan diriku ? Kenapa hidungku mengeluarkan darah ? Apa aku terkena panas dalam ?

Last WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang