sahabat sejati

142 6 0
                                    

 Nafasku masih terengah engah karena lelah menghindari kevin tadi.

 Aku berbalik menghadap kedepan dan disana sudah ada niall yang mengemudi mobil dan zayn duduk disamping niall.

 "what happening yn ?" tanya zayn sambil berbalik kearahku

 "biasa, si gila itu memarahi kami" jawabku asal

 "kalian bertengkar lagi ?" celetuk niall dan aku menganggukan kepalaku

 "karena apa ?"

 "karena masalah tadi pagi di caffe eskrim tadi, ketika dia memergoki aku bersama kalian bolos sekolah" kataku sambil menoleh kesampingku dan disana sudah terlihat davio yang masih dengan posisi sedikit shock

 "davio, are you okay ?" tanyaku

 "yeah i'm okay" jawabnya pelan

 "kalian kenapa selalu bertengkar ? Bukankah kalian itu bersaudara ?" tanya niall yg masih fokus kearah jalan

 "dia terlalu sibuk dengan kerja dan dia melupakan tugasnya sebagai kaka terhadap kami, dan ketika dia pulang selalu saja mengajakku bertengkar" jelasku

 "kau harus mengerti bagaimana posisi kevin, bagaimana rasanya bekerja seharian dan itu melelahkan. Kau jangan memusuhi mereka" niall membela kevin

 "niall ! Jangan membela kevin" kataku dengan nada sedikit tinggi

 "aku tidak membelanya ynnn ! Kau harus coba berfikir sedikit dewasa"

 "kau itu tidak tau bagaimana rasanya jadi aku, anak dri keluarga broken home" bantahku

 "aku juga dri keluarga broken home tapi aku selalu mengerti bagaimana kondisi kami dan aku bisa mengerti keadaan greg" jelas niall

 "niall ! Shut up"

 "yn aku hanya ingin kau sedikit dewasa"

 "oke baiklah, aku menyesal telah menelpon dan meminta kau menjemput kami ! Kau bisa menurunkan kami didepan sana" ujarku marah

 "hey kenapa kalian jadi bertengkar ? Nayyel kau harus mengerti bagaimana keadaan yn, dia sedang emosi. Dan yn kusarankan kau untuk menenangkan dirimu dulu" lerai zayn dan membuatku serta niall terdiam

 "oke,maafkan aku. Tidak seharusnya aku berbicara seperti itu" ucap niall

 "kumaafkan" jawabku singkat sambil membuang pandanganku kearah jendela mobil, aku lelah dan aku tidak ingin sesuatu membuat fikiranki semakin gila.

 "kita mau kemana ?" tanya zayn

 "kerumahku, aku akan mengajak yn dan davio kerumahku, rumahku kosong karena greg sedang pergi bersama denish untuk 1 minggu ini" jawab niall tapi aku tetap diam, kuharap mereka mengerti akan sikap diamku ini.

 (skiip, udah sampe)

 Niall mengajak kami kerumahnya, rumahnya dalam keadaan kosong karena kakaknya sedang pergi bersama istrinya.

 Aku, davio, niall dan zayn memasukki rumah niall. Rumah ini sangat sepi.

 "aku tidak mengganggu kan ?" tanyaku pelan dan niall menggeleng gelengkan kepalanya pelan.

 Lalu niall menunjukkan dimana letak kamar sementara untukku dan davio. Niall menyuruh kami tidur dikamar miliknya.

 "kau yakin menyuruhku dan davio tidur disini ?" aku menatap niall tidak yakin tapi niall segera tersenyum kearahku

 "why not for my best friend ?" katanya sambil tersenyum.

 "baiklah" aku dan davio masuk kedalam kamarnya niall untuk meletakkan ransel milikku dan davio, kemudian aku keluar dari kamar ini untuk menemui zayn dan niall. Sedangkan davio lebih memilih didalam kamar untuk menenangkan fikiran dan beristirahat.

 "hey guys" sapaku ketika keluar dri kamar niall

 "hey" jawab mereka dan disana masih ada zayn

 "kau belum pulang zayn ?" tanyaku dan zayn menggeleng gelengkan kepalanya

 "aku lebih baik bersama niall disini menjagamu dan davio  lagipula momku sudah menelponku dan aku sudah mengatakan jika aku tidak pulang" jelas zayn sambil tersenyum

 "kenapa ? Kau tidak suka aku disini ?" canda zayn berpura pura marah lalu aku tertawa melihatnya

 "mana davio ?" tanya niall

 "ada didalam, sepertinya sudah tidur" aku merebahkan diriku dan duduk ditengah tengah zayn dan niall

 "dia sudah tidur ? Dia kan belum makan" niall menaikkan satu alisnya

 "entahlah, kurasa dia tidak lapar" aku tersenyum sekilas

 "ynn ?" panggil zayn

 "what ?" aku menoleh kearah zayn

 "apa kau tidak lelah terus terusan bertengkar dengan kevin ?" tanya zayn dan itu membuatku tertunduk sedih

 "kuakui aku sedih selalu bertengkar dengannya, tapi mau bagaimana lagi kevin sangat mnyebalkan dan itu membuatku membencinya. Bahkan jika aku pulang terlambat terkadang aku melihat davio tertidur di sofa ruang tengah sambil memegangi perutnya, davio kelaparan dan secepat kilat aku membuatkan makanan untuknya. Kalian sering melihatku membeli coklat bukan ? Aku membeli coklat itu bertujuan untuk menghibur davio, bahkan davio sering mengeluh menanyakan kapam mom pulang dan menemui kita lagi ? Aku hanya bisa memeluknya dan kemudiam menangis sambil memeluk davio, davio butuh perhatian. Aku ingin davio tidak seperti aku yg nakal ini. Aku ingin davio mendapat perhatian dan kasih sayang yg cukup, makanya aku selalu memperhatikan davio. Setiap pulang sekolah sedikit terlambat saja aku sudah cemas bagaimana dengan davio dan sudah pasti dia kelaparan" ungkapku dan airmata menetes dipipiku :')

 Zayn dan niall terdiam mendengar ceritaku, kurasa mereka mengerti akan posisiku.

 "aku rasa cukup sampai disini aku bersekolah. Aku ingin bekerja dan memberikan perhatian dengan davio" putusku lalu zayn dan niall menatapku kaget

 "tolong jangan lakukan itu, jangan menghancurkan masa depanmu" bujuk zayn

 "iya jangan lakukan itu, masa depanmu masih panjang" sambung niall

 "aku bersekolah dengan beban karena kevin terus menerus mengungkit uang yg ia gunakan untuk membiayai aku dan davio sekolah. Kurasa jika aku berhenti sekolah dan keluar dri rumah itu maka aku dan davio akan sedikit lebih tenang, walaupun kami hanya hidup berdua" kataku sambil tertunduk.

 Lalu kemudian zayn dan niall meraih tanganku secara bersamaan.

 "kami ada disini, kami ada untukmu dan kami akan mendukung serta menjagamu" kata niall berusaha menguatkanku

 "niall benar, kau masih memiliki kami" sambung zayn dan aku terdiam

 "kalian tidak tau apa...,"

 "sttttt" niall menempelkan jarinya didepan bibirku

 "jika kami tidak tau apa yg kau rasakan mana mungkin kami mau menjemputmu malam malam seperti ini" bisik niall

 "dan jika kami tidak mengerti perasaanmu bagaimana mungkin kami ada disini dan berusaha menguatkanmu" sambung zayn dan kata kata mereka membuatku terharu, aku bahkan memiliki apa yg tidak dimilikki oleh orang lain, yaitu kedua sahabatku ini.

 Aku menatap mereka haru lalu sedetik kemudian aku memeluk mereka secara bersamaan.

 "thanks guys, aku bangga punya sahabat seperti kalian" kataku ketika memeluk mereka

 "yeah no problem, kami senang jika melihat kau kembali tersenyum" jawab zayn dan niall menganggukan kepalanya yang berarti menyetujui ucapan zayn.

Last WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang