35. Galdoa, Kota Terbang Half-Demon

13.3K 693 207
                                    

  “Ah, berbaring di padang rumput sambil melihat langit biru yang bersih, memang yang terbaik.”

Seperti biasa, aku selalu berbaring di bawah bayangan pohon sambil melihat langit. Angin musim semi menghantamku dari selatan. Musim dingin baru saja berlalu, tapi aku tidak merasa kedinginan karena angin ini.

Itu karena mana yang ada di dalam tubuhku selalu kugerakkan mengelilingi tubuhku. Karena selalu bergerak, mana semakin memanas dan menyebarkan panas ke seluruh tubuhku. Intinya, mana itu seperti darah yang sedang bergerak cepat. Semakin cepat mengalir, maka semakin banyak gesekan dan panas yang dihasilkan.

Saat ini aku berada di sebuah padang rumput yang berada di dekat kediamanku, di kota Frila. Hampir setiap hari aku selalu ke sini untuk melamun dan membuang semua pikiranku untuk sementara. Memang berbahaya kalau terlalu banyak melamun, tapi biasanya aku selalu memikirkan Lestia saat melamun.

Sedang apa dia sekarang, bagaimana perkembangannya, bagaimana keadaannya sekarang, seperti apa dia sekarang, apa yang berubah darinya, semua itu menjadi pertanyaan yang ada di dalam kepalaku selama 7 tahun ini. Tahun ini, aku sudah cukup berumur dan diwajibkan untuk mengikuti pelajaran resmi di akademi sihir, Lifozo.

“Apa Lestia sudah lupa denganku ya?”

Hei, kenapa kau mengatakan hal buruk seperti itu?”

“Bahamut? Kenapa kau selalu datang tiba-tiba?”

Ini karena dirimu yang tidak membuat kontrak dengan magical beast yang setara denganku!

“Kau pikir mudah mencari magical beast yang sekelas denganmu?”

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih.

Naga ini, kenapa dia menjadi bodoh? Belakangan ini, entah kenapa aura kewibawaan rajanya hilang. Mungkin karena tidak bertemu masalah lagi? Ah, jangan kaitkan dengan sesuatu yang seperti itu.

Untuk sekarang... kekuatanku... bisa dibilang berkembang terlalu jauh. Karena aku berlatih terlalu keras sampai kadang merusak tubuhku sendiri dan memulihkannya dengan cepat, perkembangan selama 7 tahun ini terlalu pesat.

Tubuhku sudah bisa menahan kekuatan [Bahamut Armor] sekitar 1 jam dan sudah tidak ada masalah ketika aku menggunakan [Light Move] secara mendadak. Tekanan dan kapasitas manaku, terlalu mengerikan. Bisa dibilang, aku yang sekarang adalah monster.

Ibu menilai kapasitas manaku dengan bola pengukur tingkat tinggi, tapi bola itu pecah karena aku terlalu banyak mengalirkan mana ke dalamnya. Lalu untuk tekanan mana, sedikit saja aku mengeluarkannya, itu sudah membuat aura berbahaya untuk orang awam. Dan itu hanya terjadi dalam 3 tahun pelatihanku!

Ketika aku berkonsultasi dengan ayah dan ibu, mereka menganjurkanku untuk berhenti latihan dan hanya melakukan latihan rutin agar kemampuanku tidak menumpul. Menurut mereka berdua, jika dengan standar akademi Lifozo, aku pasti akan diangkat menjadi seorang guru. ‘Guru’, bayangkan saja remaja sepertiku menjadi seorang guru yang mengajar remaja lainnya, bukankah itu agak absurd dan aneh?

Jika dilihat dari segi kesatria, aku sudah pasti akan menjadi Paladin. Tapi karena aku tidak mau, aku tidak menerima gelar itu dan tetap mempertahankan gelar Sofic Knight ini. Sofic Knight saja sudah terlalu cukup untukku.

“Aniki!”

Sebuah suara tertangkap oleh telingaku dari arah barat, sontak aku membuka mataku dan menoleh ke sumber suara tersebut. Yang kulihat adalah Amrark dan 2 half-demon muda lainnya, bukan Gard ataupun Gald.

“Kenapa aniki selalu ke padang rumput ini?”

“Ah, hanya menikmati hidup saja. Aku suka dengan suasana tenang di tempat seperti ini.”

Restart For New Life In Another World : Vol 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang