48. Uji Coba Bertahan Hidup Dimulai

5.8K 585 24
                                    

Baiklah, secara keseluruhan aku sudah paham. Kami para murid tahun pertama akan dibawa ke sebuah pulau tak berpenghuni tanpa ada bekal satu pun. Menurut penjelasan Gerrard dan Maria yang pernah mengalami ini, kita harus mencari cara agar dapat bertahan hidup di alam liar tanpa bantuan sihir.

Ngomong-ngomong, secara kebetulan atau tidak, Aruhi dan Isla ditempatkan di satu kelompok, jadi mereka bisa bekerja sama dengan baik. Aku tahu Aruhi dapat bertahan hidup di alam liar dalam jangka waktu lama, tapi Isla juga kelihatannya tidak kalah. Dari yang kudengar, Isla telah terlatih sedikit tentang itu, jadi ia tak perlu kukhawatirkan.

Tentang Lestia, ia yang paling kukhawatirkan. Sebagai penyihir murni yang menggunakan sihir, ada kemungkinan ia akan mengalami kesulitan-kesulitan. Aku tahu kalau ia mempunyai pengetahuan-pengetahuan untuk bertahan hidup, tapi ia tak punya pengalaman.

Kalau aku sih, tidak perlu diragukan lagi. Sama halnya seperti Aruhi, aku juga dapat bertahan hidup di alam liar dalam waktu yang sangat lama, jadi aku sama sekali tidak khawatir tentang diriku sendiri. Sekarang yang benar-benar membuatku bingung ini adalah Julie, bagaimana dengannya?

Aku tahu kalau ia adalah seorang penyihir yang hebat, tapi tanpa sihir ia bisa apa? Menurut Gerrard dan Maria, kami akan dipasangi gelang khusus untuk mencegah kami menggunakan sihir, jadi ini benar-benar situasi tanpa sihir. Bagiku yang masih bisa menggunakan mana alam, ini sama sekali bukan apa-apa karena mana alam bukanlah bagian dari diriku, jadi aku bisa mengendalikan mana alam seperti biasa tanpa terikat gelang khusus tersebut.

Aku juga harus membuat hubungan yang bagus dengannya agar kami bisa bekerja sama dengan baik. Jika tidak, akan percuma uji coba ini. Salah satu tujuan uji coba ini adalah melatih kerja sama dan kepercayaan terhadap teman kelompoknya, jadi aku harus berbicara dengannya besok.


***


Kudatangi Julie yang sedang duduk sendirian di tempat duduknya membaca grimoire.

“Julie, bisa bicara sebentar?”

Ia menutup grimoire tersebut sambil menghela nafas, lalu ia melihatku dengan ekspresi datar serta matanya yang dingin. Jika Lestia adalah pembawa kehangatan, maka Julie adalah kebalikannya. Ekspresinya sangat jelas tergambar bahwa ia sangat tidak ingin diganggu oleh orang lain.

Aku duduk di sampingnya dengan jarak yang wajar. Aku tahu jika orang sepertinya ini sangat sulit di dekati, jadi aku harus menjaga jarak agar ia tidak marah atau semacamnya. Kulipat tanganku di atas meja dan menghembuskan nafas pelan, lalu kualihkan pandanganku padanya.

“Apa yang membuatmu enggan menerima bantuanku? Kita adalah rekan untuk uji coba bertahan hidup, setidaknya kita harus bisa bekerja sama agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik.”

“Sudah kukatakan kemarin, aku tidak butuh bantuan dari siapa pun. Aku bisa melakukan semuanya sendiri, aku tidak perlu bantuan.”

‘Melakukan semuanya sendiri’ ya, kesannya memang terlihat bahwa ia memiliki harga diri sebagai penyihir hebat, tapi ketika aku melihat matanya, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya sama seperti Lestia waktu itu. Apa aku harus menyeruak ke dalam hatinya dan membereskan masalah tersebut sama seperti Lestia? Itu adalah cara tercepat, tapi tidak terlalu sopan.

“Kalau begitu, aku punya pertanyaan untukmu.”

Ia menyipitkan matanya kali ini seakan-akan memperhatikan pertanyaanku dengan seksama. Kutatap lurus matanya seperti yang kulakukan pada Milie dan yang lain ketika kutanyakan masalah mereka di istana Sunia sebelum bertarung dengan Miliechias.

“Apa kau manusia yang sempurna sehingga mengira dapat melakukan semua sendirian?”

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibirku, matanya sedikit terbelalak. Kelihatannya ia terkejut dengan pertanyaanku ini. Sesaat kemudian, ia menyipitkan matanya dan berdiri sambil membanting tangannya di atas meja dengan keras. Dengan kepala yang tertunduk, ia berteriak padaku.

Restart For New Life In Another World : Vol 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang