Bagian 4

2.5K 105 8
                                    

Waktu fajar telah tiba, aku segera bergegas bagun untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Hari ini aku berangkat ke kanpus bareng Rania , karena kemarin kita sudah janjian waktu dia ke rumah.

"Deeewiii.... cepat turun nak, mari kita sarapan, Ayah sudah menunggu," ucap ibu.

"Baik bu, aku akan turun setelah mengenakan hijabku," jawabku.

Saat di meja makan , kita sambil berbincang-bincang sambil menghabiskan makanan masing-masing.

"Ibu hari ini aku berangkat ke kampus sama Rania."

" Tumben kalian berangkat  bareng, biasanya juga pribadi-pribadi...!."

" Ya begitulah, kemarin waktu dia ke rumah dia yang mau."

Setelah selesai sarapan, tepat sekali Rania sudah menjemputku dengan mobil kesayangannya.

"Assallamuaallaikgum... Deeewiiii...," ucap Rania dari depan rumah Dewi.

"Wa'allaikumsalam...,"ucap Dewi dari dalam sambil membukakan pintu.

Setelah mereka pamitan , Dewi dan Rania segera berangkat ,karena jarak kampus  dari rumah Dewi lumayan jauh.

Saat perjalanan  mereka berbincang-bincang , dan Dewi ingat dengan kejadian semalam. Dewi langsung sentak menanyakan nomer asing itu.

"Ranran... semalem aku dapet di chat sama nomer asing, tapi aku nggak tau siapa yang punnya nomer itu, jadi aku kacangin deh."

"Cieee... mungkin dia cowok yang kamu ceritain ke aku, yang itu lo , yang mau khitbah kamu itu..."

"Sssttt... ngawor aja kamu ini. Mana mungkin  dia ngechat aku, kan dia udah janji sama aku, dia nggak akan ngasi kabar ke aku, nanti juga dia datang sendiri sama ortunya."

"Iya juga si, terus kenapa kamu nggak jawab aja? Nanya apake'."

"MALES BERURUSAN SAMA ORANG YANG NGGAK AKU KENAL."

"Makannya kalo kamu biar kenal ya di tanya' Dewiii...."

" Yaudah terserah dah kamu mau ngomong apa , tapi aku masih nggak mood, ngeladenin orang yang nggak aku kenal, buang-buang waktu.."

"Terserahmu ... aku nggak mau tengkar cuman karna nomer asing itu."
  
Tak terasa kita sudah sampai di depan kampus. Aku turun di depan gedung sambil menunggu Rania yang sedang ke parkiran. 

Tapi sewaktu menutup pintu mobil, ada orang laki yang liat aku, dengan tatapan yang aneh, aku tidak menghiraukannya, tetapi benakku berkata, mungkin dia orangnya.

"Sssttt... Dewi kamu nggak boleh suudzon sama orang, bukan dia orangnya," bisikku dalam hati.
-
-
-
-
-

Siapakah orang itu?
Apakah dia seorang laki-laki, atau mungkin  perempuan...!!!

Jangan lupa vote..😊
Makasi udah baca...
Siap bagian selanjutnya???

         
  

Ku Tunggu Khitbah MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang