Bagian 8

2.2K 90 4
                                    

"Akhirnya aku baikan juga sama Rania."sambil menghembuskan nafas lega.

Tapi aku masih memikirkan siapa laki-laki yang diajak Rania tadi siang..? Mengapa Rania tidak bercerita kepadaku?, atau mungkin mereka memiliki hubungan yang spesial sehingga aku tidak diberi tau oleh Rania, atau mungkin juga dia ingin memberitauku tapi menunggu waktu yang pas.

Tak terasa sudah pukul 21.00, mataku sudah dua watt. Tiba-tiba hpku bergetar.

Drrtt.drrtt...

"Siapa cobak chat malam-malam gini, ganggu banget...!"bisikku dengan nada kesal.

Aku biarkan saja ponsel itu bergetar,tetapi semakin aku biarkan getarannya itu semakin menjadi-jadi.

"Aishhh... ni orang ngapain coba, nggak tau waktu mungkin, ato mungkin nggak bisa baca jam."

Saat aku melihat layar ponsel, otakku penuh dengan tanda tanya.

"Ngapain cobak dia nelpon malem-malem gini?". Sambil menggeser tanda hijau.

"Assallamuallaikum, ada apa lo nelpon gue?"

"Waallaikumsalam, aku nelpon kamu because I Miss U dengan bidadari tanpa sayapku, yang kalo marah tambah cuaannntikkk."

"Kumat deh lebaynya ni bocah".

"Jujur aja deh,lo juga kangen kan, nggak usah munak deh lo jadi orang."

"Ya allah , sorry ya lo tu yang munak, bilang aja lo suka sama gue, bilang gitu aja repot, -_-."

Deg kenapa Dewi bilang gitu ke gue, dari mana dia tau kalo gue suka sama dia?. Ucap sultan dalam hati.

"Ee dasar lampir , nggak usah GEERRR.. lu jadi orang, eh udah malem tidur sono  jangan keliling aja lo baru jadi lampir."

"Lo tu yang nggak tau etika tau udah malem orang mau istirahat malah di telpon."

"Ya udah , good night bidadari. Assallamuallaikum."

"Wallaikumsalam."langsung memutuskan sambungan telponnya.

Ngapain cobak dia nelpon cuman bilang gitu doang, buang-buang waktu gue aja, tau gitu nggak gue angkat tu telpon.

...

"Pagi Ayah, Ibu." Sambil menuruni anak tangga.

"Pagi sayang."jawab mereka serempak.

"Gimana tidurmu nyenyak.?"
"Alhamdulillah nyenyak."
"Dek ibu mau tanya, kamu sama Firdaus itu gimana kabarnya? Apa kamu masih mau nungguin dia.?"

"Owh, soal itu bu, kak Firdaus itu nggak pernah ngebarin aku , cuman aku percaya sama dia, ya aku tunggu aja, siapa tau itu beneran terjadi."

"Aamiin, ibu do'akan kamu ya nak, semoga apa yang kamu inginkan tercapai."

"Aamiin, makasi ya buk."

Aku segera pamitan hari ini aku pergi ke kampus.
Saat sampai di parkiran kampus, lagi-lagi aku melihat Rania dengan seorang laki-laki. Dari pada aku penasaran mending aku samperin aja dia.

"ASSALAMUALLAIKUM...RANIA..."dengan nada keras.

"Astagfirullah,"dengan nada yang spontan."Waallaikumsalam, Dewiii.... kamu tu ya kebisaan bnget , kalo aku jantungan terus nyawaku melayang terbang gimana? Kamu mau tanggung jawab? Kamu mau nanggung semua dosaku?."

"Emang layangan apa sampe melayang, ogah makasi atas tawaran mu, dosaku aja belum kelar ak ngilanginnya."

"Bodo amat, owh iya Ewi... ada yang mau aku kenalin ke kamu, ini temen baru gue, dari Fakultas kedokteran namanya Muhammad Sultan Dirgantara."

Muhammad Sultan Dirgantara? Tu nama kayaknya sering gua denger. Ucapku dalam hati.

"Hy, salken, kenalin gue Sultan."

Dia sambil menyodorkan tangannya tapi aku tidak membalasnya, dan saling menunduk.

" Juga, gue Dewi."

Saat saling mengangkat kepala dan saling tatap ....

"KAMU...." kata mereka serempak.

"Dasar lampir, ngapain lo di sini ganggu aja." Kata Sultan.

"Sorry ya lo tu yang ganggu, dasar siput dekil."ucapku kesal

"Baru aja sampe kampus udah nemu ni bocah." Gumamku.

"Apa lo bilang? Lo tu bagusin kalo ngomong."

"Wehhhh kok malah tengkar, kan aku cuman ngenalin kalian doang , kok malah udah pada kenal, terus udah akrab banget."kata Rania.

"Tu  salahin tu lampir."

" weh bagusin ya kalo ngomong siput dekil, ntar lama-lama gue sleding lu biar kapok."

" Sadaaappppp .... kalian kalo mau tengkar noh di depan dosen, biar di skor terus nggak jadi wisuda tahun depan."

Akhirnya mereka diam, dan saling mengeluarkan tatapan tajam, macem burung elang.

"Kalo kalian lagi sekali ribut, gue doain kalian jodoh."

"Kuy Ran kita tinggalin aja ni bocah siput dekil bin lemot, biarin aja nggak usah di natuin jalan, nanti kita nggak sampe-sampe."ucap Dewi.

"Ya udah , Tan gue duluan ya."

"Iya Ran, tapi hati-hati lo awas kena sihirnya lampir lo." Teriak Sultan.

Kok mereka bisa kenal ya?
Terus apa mungkin Rania yang ngasi nomer gue ke Sultan?

Ok siip gyus, makasi yaa udah di baca..
Jangan lupa votenya...
Maaf kalo typo masih bertebaran di mana😆...

Next bagian 9

Siap???



Ku Tunggu Khitbah MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang