Bagian 5

2.5K 118 2
                                    

Jam kampus selesai tepat pukul 13.00 wita, aku segera merapikan buku yang ada di atas meja dan bersiap-siap untuk segera ke mushola dekat kampus, tempat biasa kita melaksanakan solat bersama .

Setelah solat aku segera merapikan mukenah dan mengenakan hijab. Waktu sedang berjalan tiba-tiba hpku bergetar. Saat aku membukanya nomer asing itu lagi-lagi mengirimkanku pesan. Aku ingat kata Rania, setidaknya bertanya siapa namanya , jadi aku tarik kata-kata yang tadi pagi.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?",jawabku.

"Salam kenal ukhty nama saya Muhammad Sultan Dirgantara ukhty boleh panggil saya Sultan, nama ukhty siapa?," jawabnya lagi.

Aku berpikir sejenak, sepertinya nama Sultan itu nggak asing di dengar oleh telingaku ini.

"Iya salam kenal juga, nama saya Kumala Dewi, di panggil Dewi."

"Ukhty, jurusan ke prawatan ya?."

"Iya, kok kamu tau? Emang kamu tau saya kuliah di mana?"

" Iya tau donk, aku kan satu kampus sama ukhty, tapi aku jurusan kedokteran."

"Terus kamu kok tau nomer hp saya?"

"Hmmm..."

"Kenapa?"

"ceritanya panjang, kapan-kapan aja kita cerita."

Deg, detak jantung Dewi makin tak karuan setelah membaca kalimat terakhir.
Bukannya Dewi nggak mau tapi dia masih mengingat kata-kata Firdaus.

Setelah lama chatan Rania baru tersadar, ketika aku terus menggenggam hp, biasanya aku tidak pernah menggenggamnya, tapi aku menaruhnya di dalam tas.

"Ekhem..... sepertinya ada yang lagi berbunga-bunga...hihihi," kata Rania.

"Ngawor berbunga-bunga dari Hongkong, lebih baik kamu cepat ke parkiran ambil mobil, aku tunggu di depan gerbang aja."

"Enaknya dirimu tinggal merintah doang, emang lu kira gue supir pribadi..!!,"  dengan nada kesal.

"Kamu mau aku ceritain nggak?."

"Hehe... mau dunk."

Rania langsung bersemangat ke parkiran mengambil mobilnya, dan aku segera menuju gerbang utama kampus.

Saat di mobil Rania menagih janjinya .

"Hayyo , janji mu apa tadi?, jangan pura-pura amnesia."

"Ran, aku tadi udah jawab chat dari orang itu."

"Terus - terus kamu nanya apa?."

"Iiih ni bocah kepo amat, aku cuman mau bilang gitu aja."

"Kamu si yang buat aku kepo, jadi salah siapa?."

"Yaudah aku ceritain, tadi aku bales chatnya , trs dia ngasi tau namanya, ternyata orangnya satu kampus sama kita, cuman dia jurusannya beda."

" Iya-iya , mungkin jurusannya beda sama kita, tapi mungkin hatinya cuman 1 jurusan untuk kamu."

"Ngawor aja kamu ini, kan aku udah bilang berkali-kali aku nggak mau sama orang lain, karna aku yakin Firdaus itu pasti nepatin janjinya."

"Terserah kamu aja dah, emang kamu itu , Firdaus aja kamu tunggu, emang dia udah pasti jodoh kamu, calon suami kamu, nggak kan. Selagi kamu punya kesempatan ,lebih baik kamu gunakan kesempatan itu," Rania berbicara dengan nada kesal.

Aku hanya diam dan medengarkan celotehan Rania.

Tak terasa sudah di depan gerbang rumahku, aku langsung turun dari mobil, dan aku sempat menawarkan Rania untuk mampir tapi dia menolaknya.

Setelah perdebatan tadi aku hanya bisa diam dan menunduk.

Apakah mereka akan baikan secepatnya atau lebih lama ...?
Dan mungkin apakah Dewi akan mendengarkan kata-kata Rania, agar Dewi tidak hanya berpaku dengan satu laki-laki atau sebaliknya.....

Maaf typo bertebaran😆

Makasi udah di baca...

Jangan lupa votenya ya...😊

Makasi udah di baca...

Siap bagian selanjutnya...???

Ku Tunggu Khitbah MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang