Udara di Seoul sudah mulai menurun sejak akhir bulan lalu, membuat sekujur tubuh nyaris membeku jika berlama-lama di luar dengan pakaian selapis. Mirrelle mengeratkan hoodienya, lalu menyesap kopi panas dari gelas kertas yang dibelikan Suho barusan. Mereka berdua tengah berada di kafe milik salah satu teman Mirrelle.
"Kenapa dia menangis?" tanya Mirrelle tanpa ragu, giginya bergemeletuk menahan dingin, meski penghangat ruangan sudah dinyalakan.
"Terlalu sensitif sepertinya," jawab Suho, 'Dia' yang gadis itu maksud pasti Chanyeol. Terlihat telinga pria itu memerah. Ia juga nampak lelah, tapi masih mau menyempatkan waktu untuk Mirrelle.
"Kalian kecewa hanya menang satu penghargaan?"
Suho menarik napas, tampak terganggu dengan fakta tersebut, Suho tahu gadis itu sedang menanyakan penghargaan yang diadakan di tiga negara itu. "Aku tahu sekarang rasanya menjadi seorang raja yang tahtanya direbut."
Mirrelle tertawa pelan, suka dengan jawaban Suho yang jujur. "Sudah kukatakan jenis musik kalian tidak mengikuti tren saat ini. Terutama internasional fans, jadi wajar saja jika kalian tertinggal. Tapi bersyukurlah fans kalian tetap setia."
"Cih, tentu saja. Kau meremehkan kami?" Suho bergurau.
"Nope. Hanya saja aku mulai pusing dengan kegagalan yang produser SM ciptakan."
"Saham menurun?"
"Jelas," Mirrelle menjawab tak suka. "Belum lagi dengan skandal lain. Rasanya kepalaku ingin pecah."
"Kenapa tidak kau lepaskan saja saham milikmu dan fokus pada karir?" tanya Suho penasaran.
Mirrelle menggeleng lemah. "Melepaskan saham sama dengan pergi dari Seoul."
"Maksudmu?" Suho tampak tak mengerti.
"Yah, begitulah. Aku tak ingin membahas ini." Mirrelle menolak menjelaskan. "Lalu bagaimana kabar pria itu?"
"Kau harus bertanya sendiri padanya. Aku bukan pengirim pesan," Suho mencibir.
"Oh ayolah... Kau masih tidak memerlukanku untuk mengatur kencanmu dengan Hana?" Mirrelle mengancam. Suho dan Hana memang resmi berpacaran dan kencan mereka diatur oleh Mirrelle agar tidak mengganggu jadwal Hana ataupun Suho. Tentu saja Mirrelle bisa melakukannya karena ia punya kuasa di SM.
"Kau ini!" Suho merengut. "Dia baik-baik saja, hanya lebih sensitif."
Mirrelle mengangguk kecil. Tahu jika Chanyeol baik-baik saja sudah lebih dari cukup baginya.
"Kau tak keberatan kita bertemu seperti ini?" tanya Suho, merasa mereka seperti sedang berkencan karena mereka bertemu secara sembunyi-sembunyi.
"Memangnya kau mengharapkan apa? Tentu saja tidak. Aku malah harus meminta izin pada Hana untuk bicara denganmu, tahu," jawab Mirrelle.
Sejujurnya ada beberapa fans yang mengirimkan foto via instagram ke Mirrelle. Dan foto-foto itu berisi foto dirinya dengan Suho. Entah hanya sekedar editan ataupun potongan fancam ketika mereka berdua berinteraksi di konser SM atau acara penghargaan. Padahal yang mereka bicarakan adalah orang yang mereka sayangi masing-masing. Tapi yang terjadi malah rumor jika Mirrelle dan Suho dekat lebih dari seorang teman.
"Kau tidak ingin mengikuti jejak Suzy?" kini Suho bertanya lain hal. Pria di depannya ini memang tak pernah kehabisan topik, maka dari itu Mirrelle dan Suho bisa cepat akrab dibanding tahun sebelumnya.
"Aku tak mengerti, Kim Jumyeon."
Suho menghela napas, jelas sekali Mirrelle jarang membaca berita. "Suzy dan Lee Minho putus. Kau tidak ingin mengumumkan hubunganmu dengan Myungsoo berakhir? Toh, skandalmu juga sudah mereda jauh bulan sebelumnya."
Mirrelle nampak berpikir. Benar juga, kenapa ia tak terpikir seperti itu. Sekalipun Mirrelle dan Myungsoo tidak benar-benar berpacaran, hubungan mereka harus dikonfirmasikan berakhir ke publik. Toh, Myungsoo juga sedang sibuk dengan dramanya. Meski Mirrelle akui pria itu masih terus menghubunginya dan memberikan perhatian layaknya seorang kekasih.
"Akan kupikirkan nanti," tukas Mirrelle akhirnya. Ia kembali menyesap kopinya dan memikirkan bagaimana memulai pembicaraan dengan Myungsoo mengenai konfirmasi hubungan mereka ini.
"Oh ya, apa kau menerima foto-foto kau dan aku dari beberapa fans?" Suho bertanya lagi. Pria tampan di hadapannya ini kadang memang cerewet.
"Kau juga?" Mirrelle menghembuskan napas, agak kesal. "Hampir tiap hari aku menerimanya. Dan skill photoshop mereka kuakui mengaggumkan. Aku tidak bisa membayangkan kau dan aku memiliki anak." Mirrelle teringat salah satu fotonya dengan Suho serta anak kecil yang diedit oleh fansnya.
"Mereka tidak tahu apa yang kita bicarakan. Jika tahu, mungkin akan mengamuk."
Mirrelle terbahak. "Fansmu mungkin senang kau dekat dengan diriku yang luar biasa cantik ini." Mirrelle bergurau, tak bermaksud menyombongkan diri. Ia hanya suka melihat reaksi Suho yang kelabakan.
"Ada gunanya juga sebenarnya. Setidaknya mereka berpikir seleraku mengenai wanita sangat tinggi." Gantian Suho yang tertawa.
"Yaaa!!! Kau akan dibunuh Hana jika dia mendengarnya tahu!"
Suho tak menampik, ia hanya tersenyum simpul dan kemudian menyesap kopinya. Saat ini mungkin mereka berteman, membicarakan kekasih mereka masing-masing. Tapi esok dan hari-hari selanjutnya tidak ada yang tahu perasaan manusia. Di setiap detik perjalanan hidup, akan datang rasa lelah, dan manusia... membutuhkan penopang hangat agar perjalanan tak lagi melelahkan.
Mirrelle dan Suho hanya tidak tahu nasib mereka.
***
Jadi... ceritanya saya abis nonton mini dramanya Suho yang Star of Universe itu... lha ganteng amat itu bocah disitu yak. hahaha. Yasudah daripada mendem kan, mending saya tulis di sini aja.
Hahaha.
Riz
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last One [Chanyeol FF]
RomansaShin Mirrelle : Aku tidak pernah berpikir akan jatuh cinta. Lagi. Pada Idol yang digilai banyak gadis. Aku sudah bersumpah akan jatuh cinta pada sosok pria biasa, tidak terlibat dunia hiburan dan semacamnya. Namun, ketika aku melihatnya, mengapa hat...