Bagian Lima Belas

600K 47.9K 12.6K
                                    

Bella duduk dengan malas di sofa berkulit cokelat, menatap televisi yang menampilkan film animasi anak-anak. Tangannya memegang toples berisi keripik kentang yang menemani acara menontonnya.

Allfred berbaring di pangkuan Bella, masih dengan mata yang tertutup kain hitam yang melilit dikepalanya. Meskipun kedua matanya tertutup oleh kain hitam, tidak membuat Allfred tidak bisa melihat film yang terpampang di televisi.

Bella sendiri risih dengan Allfred yang terus saja menggunakan kedua pahanya sebagai bantalan tidur, sesekali modus memeluk pinggang Bella dengan erat.

"Bella, di istanaku ada kaca ajaib seperti milikmu itu, hanya saja kaca ajaibmu lebih kuat, bisa mengeluarkan suara. Kaca ajaib di istanaku hanya bisa menampilkan gambar saja, dulu saat aku masih di istana aku selalu melihat kau lewat kaca ajaib di kamarku," ucap Allfred menunjuk layar televisi.

Bella menghela napas, ia mencuramkan alisnya menatap Allfred yang tersenyum menyebalkan.
Ia sendiri bingung apa yang diucapkan mahluk di pangkuannya itu.
Kaca ajaib? Hallo! Itu televisi
Dan Allfred bilang apa tadi? Melihat Bella lewat kaca ajaib?

Apa yang dimaksud Allfred itu kaca benggala milik Mak lampir?

"Kau kenal dengan Mak Lampir, Bella?" tanya Allfred dengan polosnya.

Bella lupa, Allfred bisa tahu apapun yang Bella ucapkan, baik yang sudah terucap maupun yang masih dibatin. Dan pertanyaan Allfred barusan membuat Bella ingin menyeret Allfred, memasukan Allfred ke dalam karung goni lalu di bonceng naik motor, ditengah jalan dibuang.
Menyebalkan, membuat Bella sedikit emosi.

Pertanyaan Allfred sangat tidak berfaedah.

"Gak, cuma tau aja. Kenapa? Dia mantanmu?" ketus Bella.

"Haha, bukan Bella, jangan cemburu begitu. Iya aku minta maaf, tak akan lagi aku sebut nama gadis lagi di depanmu. Ah rupanya kau tipe tukang cemburu ya," sahut Allfred mencium perut Bella yang terbalut kaus berwarna merah muda.
Wangi kaus yang dikenakan Bella, membuat Allfred betah berlama-lama menghirupnya.

Wajah Bella semakin kusut.
Cemburu? Dengan Mak lampir?
Bella rasanya ingin menghantam kepala Allfred dengan tiang listrik, bisa-bisanya Allfred berpikir bahwa ia cemburu dengan mahluk seperti dia. Dan apa laki-laki yang selalu memakai pakaian serba hitam itu tidak memakai otaknya? Bisa-bisanya menyebut Mak lampir adalah seorang gadis?

Allfred menyilang kan tangannya di dada, mendongak menatap dagu Bella.

"Aku marah padamu Bella, kau selalu menghinaku!" geram Allfred.
Rasanya Bella akan segera gila dengan tingkah Allfred yang anti-mainstream itu.

"DIAM! AKU MARAH PADAMU, ALL" bentak Bella yang membuat Allfred terlonjak kaget, mengusap dadanya dengan gerakan cepat. Jakunnya naik turun menelan salivanya sendiri.

Allfred bungkam, Bella menakutkan saat marah. Diam lebih baik untuk saat ini. Ia memilih untuk memiringkan kepala, ikut menatap layar televisi kembali.

"Bella kenapa bocah itu kembar dan botak?"

"......." Bella diam tak menyahut, dadanya naik turun mendengar lontaran pertanyaan dari mahluk aneh itu.

"Kenapa si botak kembar itu suka paha ayam? Paha perempuan jauh lebih enak"

"......."

"Kenapa si botak kembar itu menggemaskan sekali, aku jadi pengen punya anak dari bel, bagaimana kalau kita buat sekarang?"
Kuping Bella semakin panas dengan ucapan yang terus saja Allfred lontarkan. Sebenarnya, jari-jari yang berkuku panjang miliknya sudah siap mencakar-cakar wajah Allfred. Hanya saja Bella mencoba sedikit bersabar, membiarkan Allfred kebebasan dari amukannya.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang