Allfred berjalan gontai dengan kepala menunduk menatap kedua kakinya sendiri yang tengah berayun menyusuri pantai menuju apartemen Bella. Tubuhnya yang basah kuyup meninggalkan jejak berupa air yang menggenangi lantai keramik putih yang ia pijak.
Dengan kekuatan yang ia miliki, Allfred langsung menembus pintu agar lebih mudah. Terlalu ribet jika harus membukanya secara manual apalagi pintu apartemen Bella terkunci dan Allfred tidak memiliki kuncinya.
"Kau sudah kembali, aku pikir kau tak akan kembali ke sini," suara lembut seorang perempuan menyambut kemunculannya di balik pintu.
Ya perempuan itu adalah Bella yang sudah berganti pakaian menggunakan dress rumahan yang panjangnya selutut tanpa lengan berwarna peach. Bella tengah duduk di sofa, menyilangkan kaki menatap Allfred yang baru saja muncul.Kemunculan Allfred yang bisa menembus pintu tidak membuat Bella takut atau terkejut. Perlahan ia sudah mengenali Allfred yang memang memiliki kemampuan di luar batas manusia biasa.
Allfred membuang muka, tak mau menatap Bella. Ia masih sedikit kesal. Jujur Allfred terkejut dengan keberadaan Bella saat ini. Ia kira Bella masih bersama Kevin setelah tadi ia meninggalkan Bella di kafe.
"Kenapa? Apa kau tidak suka aku di sini? Baiklah, aku pergi saja. Mungkin ini bukan tempat aku pulang, kepulanganku di sini tak diharapkan " sahut Allfred lirih dengan nada yang syarat akan kekecewaan.
Bella mendesah pelan, ia segera berlari ke arah Allfred sebelum terlambat. Allfred memiliki kecepatan berpindah yang sangat cepat, untuk itu Bella harus segera beranjak.
"Bukan begitu maksudku, ah kenapa kau jadi ngambekan gini?" gerutu Bella yang tengah mencekal pergelangan tangan Allfred cukup erat. Seakan membuktikan bahwa ia tak mau Allfred pergi meninggalkannya sendirian.
Allfred memejamkan matanya, memastikan apakah ia sudah bisa bertatap mata secara langsung atau tidak. Dan menurut penerawangan yang ia lakukan, ia sudah bisa bertatap mata secara langsung dengan Bella. Terhitung sejak sebelas menit lebih dua puluh tiga detik yang lalu.
"Kenapa kau di sini? Aku kira kau tengah memadu kasih bersama kekasihmu yang tak setampan diriku," ketus Allfred.
Meski terlihat tengah kesal, di mata Bella Allfred malah terlihat sangat menggemaskan. Membuat Bella ingin mencubit hidung bangirnya sosok laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya itu."Oh jadi boleh nih? Kalau aku memadu kasih bersama Kevin. Kenapa kau tidak bilang dari tadi, kalau kau bilang kan aku bisa menemui Kevin lagi," goda Bella.
"Hey sudah menjadi pembangkang, sekarang kau mau jadi istri tukang selingkuh huh?" sifat possessive Allfred kembali muncul. Dengan sekali hentakan, Allfred melingkari pinggang ramping Bella, menyeret tubuh mungil Bella hingga menempel dengan tubuh atletisnya.
Entah mengapa Bella merasa tenang saat sisi Allfred yang biasanya kembali muncul.
"Aku hanya bertanya, jika memang diizinkan aku mau nyamperin Kevin. Dan jangan nuduh aku selingkuh, dia kekasih ---"
"AKU SUAMIMU! PUAS KAU, ISTRIKU SAYANG" potong Allfred cepat.
Rasanya allfred akan meledak jika Bella terus saja membicarakan soal laki-laki lain dihadapan Allfred. Allfred hanya ingin dirinya yang menjadi satu-satunya laki-laki dikehidupan Bella saat ini, esok, maupun selamanya.
"Iya iya yang ngaku suamiku," sahut Bella memutar bola matanya dengan jengah.
Mendengar sahutan Bella, Allfred cukup tersinggung. Ia segera menyurung tubuh Bella hingga membentur tembok.
Jarak antara Allfred dan Bella terus dikikis oleh Allfred. Hingga tubuh Bella benar-benar terhimpit oleh tubuh kekar Allfred yang berada tepat dihadapannya dan tembok yang berada dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE DEVIL
Fantezie[ tanpa edit ] Bella merasakan banyak hal aneh terjadi pada dirinya. Sebuah cincin berwarna putih dengan ukiran bulan dan bintang, melingkar begitu indah di jari manisnya. Sudah berulang kali Bella melepaskan cincin itu, bahkan Bella pernah membuang...