♪ Cinq♪

273 29 13
                                    


[Arioka's POV]

Tidak terasa sudah hampir sebulan aku bekerja sebagai seorang asisten di apartemen seorang Takaki Yuya. Sejauh yang ku ketahui, Ia adalah putra satu-satunya dari sebuah keluarga yang kaya-raya. Namun sepertinya kurang akrab dengan ayahnya, melihat dari sikap pemuda itu setiap kali topik mengenai ayahnya diungkit. Beberapa kali Yaotome Hikaru, yang belakangan ku ketahui adalah asisten kepercayaan ayahnya Yuya-sama, mampir ke apartemen hanya sekedar mengecek keadaanku.

Oh benar, jangan lupakan dengan seorang pemuda bernama Haruma Miura yang sering berkunjung. Sepertinya pemuda itu teman dekat Yuya-sama, atau hanya satu-satunya karena aku tidak pernah melihat siapapun lagi yang datang berkunjung selain dia. Orangnya berisik dan suka menggoda, tetapi dia cukup ramah.

Hanya saja, setiap kali Ia menginap disini, kamar tamu yang Ia gunakan selalu penuh dengan bau hubungan badan. Apa dia membawa pacarnya ke apartemen dan melakukan 'itu' disana? Dan Yuya-sama mengizinkannya begitu saja? Aku tidak mengerti hubungan persahabatan mereka berdua. Tetapi yang jelas semua diluar nalarku yang hanya orang luar ini.

CKIIITTT!!!

Aku terpaksa mundur beberapa langkah saat mendapati sebuah mobil mewah yang sangat ku kenal tiba-tiba berhenti tepat di hadapanku. Aku mendengus dengan keras saat mendengar suara kunci pintu yang terbuka dari dalam.

Aku membuka pintu di hadapanku, dan benar saja Ia disana dan terlihat acuh memandang pada ponselnya.

"Tunggu apa lagi? masuk!" dan tentu saja titahnya yang tidak mau dibantah itu.

Aku masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman. Setelah itu Ia menyimpan kembali ponselnya sebelum menjalankan mobil itu. Sejak hari itu, hal ini selalu terjadi hampir setiap hari. Kami akan selalu pergi bersama-sama ke kampus, kecuali saat aku ada jadwal kuliah pagi, yang berarti aku akan pergi langsung dari apartemenku. Biar begitu, kami akan pulang bersama.

Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan olehnya, tetapi jujur saja sikapnya ini sedikit banyak membuatku kewalahan. Terutama saat melihat tatapan dan desas-desus yang entah apa selalu di hembuskan oleh orang-orang di kampus saat melihatku keluar-masuk mobil mewah ini.

Larut dengan pikiranku sendiri yang kemudian terusik dengan bunyi ponsel pemuda itu. Dengan sudut mata ku lihat saat Ia meraih ponselnya sendiri dan melirik singkat pada layar ponsel. Sambil berdecak ku lihat Ia meletakkan ponselnya kembali ke phone-holder di dekat dashboard, dengan sebuah earphone nirkabel terpasang di telinganya. Sepertinya tersambung ke ponsel dengan perangkat bluetooth atau semacamnya?

"Bicaralah, Hikaru!" serunya.

Apa itu panggilan dari Yaotome-san?

"Ck! Mau apa lagi pak tua itu? Apa dia tidak bisa membiarkan aku sendirian?!" aku menyerit di tempatku saat mendengar keluhan penuh caci maki darinya.

"Aarrgghh!! Wakatta! Aku akan kesana sekarang!!!" detik kemudian aku mendengar bunyi 'piiip' dari earphone itu, lalu mobil pun langsung memutar arah tiba-tiba.

Aku yang terkejut langsung mencengkram erat kursi tempatku duduk sebelum kepalaku terbentur ke jendela mobil karena manuver yang mendadak ini.

"Yu...ya-sama? A-ada apa?" tanyaku padanya.

Pemuda itu hanya menoleh singkat padaku dengan tenang lalu kembali fokus pada jalanan. "Ku harap kau tidak punya rencana apapun sampai besok malam. Aku tidak punya waktu untuk disia-siakan, jadi kau ikut aku!" Ujarnya.

Aku mengedip beberapa kali mendengar ucapannya yang membingungkan. "K-kemana?" kenapa mulutku sama sekali tidak bisa berhenti.

"Kyoto!" jawab pemuda itu.

DROWNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang