Takaki Yuya menatap kosong ke arah cermin besar di ruang ganti. Hari adalah perayaan ulang tahun kantor dan sebuah pesta besar telah dihela di salah satu hotel berbintang di pusat kota Kyoto. Menurut Hikaru, ada banyak sekali orang-orang penting dengan status tinggi yang diundang.
Tetapi hal itu tidak berarti apapun untuknya.
Takaki Yuya sudah muak dengan semua hal yang berkaitan dengan keluarganya. Beberapa hari ini saat dia tidak sehat, orang tua tidak tau diri itu sama sekali tidak menunjukkan kepedulian padanya meski dia mendengar bahwa orang itu bertanya mengenai keadaannya.
Tetapi hanya sekedar itu saja.
Setelah keadaannya menjadi lebih baik, orang itu terus menerus mengingatkannya tentang pentingnya harga diri keluarga dan tetek bengek mengenai tanggung jawab perusahaan. Setelah semua yang terjadi? Setelah dia diabaikan beberapa tahun belakangan dan sekarang orang itu menyuruhnya untuk mengambil alih segala hal yang ditinggalkannya untuk dia ambil alih. Menjadikan putranya sendiri boneka untuk ambisi sesaatnya.
"Tuan muda, sudah saatnya." Ucap Hikaru.
Yuya menarik nafas panjang sebelum berpaling dari cermin dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Hikaru berjalan tepat di belakangnya dengan senyap. Tidak ada kata yang keluar dari keduanya dan Yuya juga merasa tidak perlu berkata apapun. Hikaru selalu menjadi perpanjangan mata dari orang tua busuk itu untuk memastikan dia tetap berada di jalur yang sudah dibuat.
Yuya mendengus saat memikirkan jika hidupnya benar-benar buruk.
Tanpa sadar langkah keduanya telah memasuki aula. Beberapa pasang mata mulai terlihat tertarik pada sosok Takaki Yuya yang masuk ke dalam ruangan. Hikaru mengarahkan sang tuan muda menuju kerumunan orang-orang penting yang terlihat sudah mengitari tuan besar Takaki.
Yuya berjalan mendekat dan langsung disambut dengan wajah sumringah ayahnya.
"Perkenalkan, putra semata wayangku, Takaki Yuya. Sekarang sedang menempuh tingkat akhirnya di Universitas, dan segera setelah itu dia yang akan mengambil alih seluruh bisnis." ucap pria tersebut.
Yuya sama sekali tidak merasa perlu beramah tamah, karena sekali lihat Ia bisa tau dengan pasti orang-orang yang sedang berdiri di depannya ini hanya orang licik yang haus akan kekuasaan, tidak jauh berbeda dengan pria yang sedang berdiri di sampingnya saat ini.
"Pemuda yang sangat gagah, tuan Takaki."
"Benar-benar pantas menjadi penerus dari keluarga Takaki."
"Anda sangat beruntung diberkati dengan putra seperti putra anda, tuan."
Tuan besar Takaki sama sekali tidak bisa mengontrol rasa senangnya mendengar pujian yang dilontarkan orang-orang itu padanya.
"Ngomong-ngomong, apakah anak muda ini sudah memiliki seseorang?" tanya salah satunya.
Yuya menyerit mendengar ucapan itu. Ia yakin jika orang ini sedang mencari celah untuk menyodorkan putri-putri mereka. Benar bukan katanya? Mereka hanya sekumpulan orang-orang yang haus akan kekuasaan dan harta benda. Semua akan mereka korbankan demi ambisi bisa terwujud, termasuk mengorbankan keluarga sendiri.
"Ah benar, ini putriku, Erika. Dia baru saja pulang untuk liburan. Putriku sedang menempuh pendidikan di Paris." Dan seorang gadis pun ikut bergabung bersama mereka.
Gadis itu benar-benar berdandan habis-habisan, mungkin perintah ayahnya agar bisa menarik setidaknya satu mangsa yang kaya raya. Yuya menyerit saat gadis itu mendekat padanya dan mengulurkan tangan padanya. Tidak hanya make-up tebal dan berlebihan, gaun dengan warna yang mencolok, bahkan bau menyengat yang membuat Yuya harus menahan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DROWNING
RandomArioka Daiki, seorang mahasiswa semester akhir. Seorang biasa-biasa saja, begitulah menurutnya. Namun sejak bertemu dengan seorang pria bernama Takaki Yuya, hidupnya seolah berubah. Tidak hanya hidupnya, namun sesuatu dalam dirinya ikut bergejolak...