♪Sept ♪

153 23 8
                                    

Sinar mentari pagi terasa begitu menyengat hingga mengusik tidur Takaki Yuya. Pemuda itu merenggangkan tubuhnya dan menyadari posisi tidurnya tidak tepat sehingga membuat seluruh badannya terasa kaku. Apalagi Ia baru sadar jika menghabiskan sisa malam itu di sofa ruang tengah apartemennya.

Tentu saja tubuhnya kaku seperti itu.

Begitu memindahkan berat tubuhnya, pemuda itu baru merasa sedikit asing dengan suasana apartemennya sendiri. Ia menoleh ke sekeliling sambil memulihkan kesadarannya.

Bukankah ini terlalu sepi?

Seperti tersengat, Ia segera beranjak menuju ke kamarnya sendiri. Tetapi saat membuka pintu kamar, Ia tidak menemukan siapa pun. Sedikit panik pemuda itu langsung memeriksa ke kamar mandi dan setiap ruangan yang ada di apartemennya.

Tetapi nihil.

Seakan-akan kejadian semalam sama sekali tidak pernah terjadi.

Yuya akan mempercayainya, jika Ia tidak mencium bau yang ditinggalkan Arioka Daiki di sekitar ruangan. Seakan-akan menekankan eksistensinya yang pernah ada di sana.

Sambil mengumpat, pemuda itu langsung meraih ponselnya dan menghubungi Hikaru.

Entah bagaimana Ia merasa takut jika pemuda itu benar-benar menghilang. Memikirkannya saja membuat pemuda itu ingin sekali menghajar seseorang. Padahal sebelum ini, Ia sama sekali tidak menyukai kehadiran pemuda chibi itu di sekitarnya.

Lalu, kenapa sekarang?

"Moshimo—"

"Hikaru, kau tau dimana alamat pemuda Arioka itu?!" Yuya langsung memotong sapaan yang baru saja akan dilontarkan oleh asistennya satu itu.

"Pemuda yang man—ah, Daiki maksudmu? Kenapa tiba-tiba kau ingin tau alamatnya?"

Yuya berdecak tidak sabaran, "Sudah! Berikan saja alamatnya, aku tidak punya waktu!"

Setelah itu Hkaru menyebutkan dengan lengkap alamat Arioka Daiki pada Yuya. Pemuda itu segera berlari keluar dari apartemen menuju mobil dan melajukannya ke jalanan. Tetapi saat Ia tiba di tempat itu, Daiki juga tidak berada di sana.

Menurut pengurus apartemen itu, Arioka Daiki tidak pulang dari sana sejak dua hari. Bersamaan dengan hari Yuya mengajaknya ke Kyoto. Yuya juga bertanya jikalau sang pengurus mengenali teman-teman yang sering berkunjung, sayangnya informasi seperti itu juga tidak Ia dapatkan.

Daiki benar-benar menghilang.

Pemuda itu kembali ke mobilnya dan terdiam sejenak di sana. Bingung menyerang dirinya.

Apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri?

Bukankah dia tidak menyukai asisten rumah tangga itu? Pemuda itu dipekerjakan oleh Hikaru atas perintah ayahnya, bukan? Seharusnya Ia senang jika orang itu pergi seperti ini. Ia tidak perlu khawatir lagi harus dimata-matai oleh tua bangka itu.

Kenapa juga dia harus bersusah payah seperti ini hanya untuk mencari orang yang sepenuhnya asing itu. Benar-benar asing. Yuya baru sadar selain nama, nomor telpon, dan kampus, dia tidak tau apapun mengenai sosok Arioka Daiki. Tetapi hilangnya pemuda itu dari apartemennya, entah kenapa membuatnya merasa sangat frustasi.

Sesuatu terasa hilang.

"Ah, benar, ke kampusnya saja!"

Yuya menyalakan mobil dan kembali melajukannya menuju kampus. Sesampainya di kampus, pemuda itu langsung parkir di pelataran Fakultas Ekonomi dan masuk untuk mencari orang yang mungkin bisa ditanyakan.

Yuya terus berjalan di koridor, di bawah banyak pasang mata yang memperhatikannya dengan heran. Tetapi pemuda itu langsung menuju ruang tata usaha untuk menanyakan kelas jurusan manajemen. Setelah mendapatkan informasi, Ia kembali berjalan naik ke lantai yang dimaksud.

DROWNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang