Lima hari terakhir, hanya ranjang dan selimut yang berhasil menemaniku. Tanpa kebisingan dan hiruk pikuk di keramaian kota. Aku hanya terbaring di atas nya. Menatap keluar jendela. Melihat bagaimana keadaan langit dan cuaca. Apakah cerah, atau mendung gelap gulita? Ah, sudahlah.
Kembali ku balikkan badan ke kanan. Menatap tembok usang di sebelah ranjang.Di tempat lain.
Tempat di mana ilmu-ilmu di ajarkan. Kini saatnya menguji coba kemampuan. Ujian datang tanpa tawar menawar. Semua tetap berjalan bagaimana pun keadaan.
Aku tertinggal dua hari tak masuk ujian. Mungkin karena rasa rindu berbaring di rumah jauh dari keramaian.Selama itu pun aku juga terus berpikir. Tentang puisi-puisi dan tulisan-tulisan. Aku terus mencari ide bahkan sampai tak makan-makan. Lambung juga ikut-ikutan, tidak menerima nasi dan banyak makanan.
Di suatu pagi menjelang siang. Di hari kelima ku bertahan. Bertahan dalam kedamaian orang-orang di pinggiran. Di pinggiran kota yang jauh dari ancaman-ancaman. Aku terpikirkan sebuah kalimat yang masih ada di lisan, yang belum sempat ku tuliskan.
Duhai
Para perempuan dan lelaki zaman sekarang
Duduk bertepi di pinggir pantai
Pundak dan pinggang seakan berantai
Tidak terlepas seperti ada ikatanDuhai
Kalau memang mereka sudah
Se-atap se-rumah
Se-genting se-pelaminan
Itu tak perlu di permasalahkan.
Mereka bahkan ada yang baru kenal
Dan langsung memberi kepercayaanDuhai
Siapa yang sebenarnya bersalah?
Apakah orang tua dan pemerintah?
Atau diri mereka sendiri yang membuat ulah?Sumber masalah
Kini semakin tumpah ruah
Ke seluruh jagat raya
Sulit di pecah dan di remah
Hingga banyak konflik dan dendam amarahDuhai
Ada satu rahasia
Pelaku nya adalah generasi muda
Yang tak berpikir bagaimana masa depannya
Pelaku nya adalah generasi muda
Yang merasa tak punya urusan dengan negeri tercinta
Padahal, dia adalah pewarisnya
Pewaris dan pengelola
Segala sumber dayaDuhai malang sekali nasib kita ini
Masih banyak yang harus di langkahi
Tapi sudah langka orang lagiSumber masalah
Sumber masalah
Kini semakin tumpah ruah
Ke seluruh jagat raya
Sulit di pecah dan di remah
Hingga banyak konflik dan dendam amarahSelesai sudah. Ku tuliskan lalu ku gabungkan dengan coretan-coretan.
Teringat kembali kejadian kemarin siang. Saat ku kembali dari tempat keluhan. Aku hampir terjatuh dan pingsan. Tapi aku masih bertahan hingga sampai di atas ranjang.
Mengingatnya, membuatku mengukirkan senyuman.Aku masih terus berpikir. Apa yang selanjutnya akan ku tuliskan?
***
Nah akhirnya selesai juga bikin capt-7 nya. Semoga kalian tetap setia membaca ya. Wkwk. Jangan bosen-bosen. Masih banyak pikirian gila ini yang belum tertuliskan. Jangan lupa vote juga yaaaa :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimana Sebenarnya Negeriku?
RandomAngin menyapu dahan pohon. Menggoyangkan daun. Daun yang ada di ujung dahan pohon. Yang rapuh namun masih tetap bertahan