the second

17 2 0
                                    


Besoknya aku pun di antar oleh paman ke sekolah baruku "paman aku gugup" kataku kataku menggengam tangan paman park " tidak apa apa, tenang saja kau akan mendapat teman baru di sini" jawab paman park mengelus kepalaku. "baiklah" kataku menghela nafas. Tak lama kemudian paman park pun pergi menitipku dengan wali kelas. Jam sudah menunjukan pukul 7:30 saatnya murid murid memasuki kelas."wah wah siapa dia?" orang orang di kelas ribut terus membicaraiku." Anak anak harap tenang! Hari ini kita kedatangan anak baru, silahkan memperkenalkan diri" kata bu guru "halo teman teman namaku kang jang yeol. Aku pindahan dari gangnam. Salam kenal" kata ku membungkuk. " hey bukan kah kau anak yang di tv itu?" tanya seseorang dari pojok kanan "wah kau benar dia anak yang korban pembunuhan itu bukan?" disambung dengan yang lain,mereka terus berbicara hingga batas kesabaranku hampir habis "anak anak tenang!, jang yeol silahkan duduk" perintah bu guru. Akupun duduk disebelah anak laki laki yang sedang tertidur. "berani sekali dia tidur di jam pelajaran?" tanyaku dalam hati. Tiba tiba bu guru datang dengan membawa rotan." Paaak" buguru memukulkan rotan itu dan membuat anak tersebut terbangun. "haduuuh sedah berapa kali ibu bilang jangan tidur di kelas ha?" tanya ibu guru terlihat menyerah. "berdiri di lorong sapai jam pelajaran selasai!" kata bu guru membentak.

"kriiiiing" bunyi bel istirahat berbunyi aku menambil bekalku dari dalam tas. Tiba tiba anak laki laki tadi menghampiriku. "hay kau murid pindahan ya? Namaku han nam joong, kalau kau?" tanyanya duduk di sampingku." Namaku kang jang yeol" kataku tersenyum. "hmm.. sepertinya aku pernah melihatmu tapi di mana ya?" tanyanya memegan kepalanya sok serius. "di tv?" tanya ku memakan bekalku."hmmm......" katanya tak menyimakku."haaaa benar di tv!" akupun kaget hingga tersedak terkejut mendegar teriakan nam joong. "maaf, tapi aku melihatmu di tv!, apa ayah dan ibumu yang meninggal itu?" tanya nam joong berbisik. "benar " jawabku sambil meminum air putih. "maaf ya pasti kau sedih?" tanya nam joong prihatin. "tidak apa apa aku sudah mulai terbiasa" jawabku dengan senyuman hangat. "jadi kau tinggal dengan siapa?" tanya nam joong lagi." Dengan paman park shin ha" jawabku kembali menyantap bekalku. "apa? park shin ha?" nam joong kaget mendengarnya."eee.. ya memangnya kenapa?" tanyaku binggung."waaa... park shin ha, yang terkenal itu?"."yaa sepertinya dia sedikit terkenal?!" kata ku terus menyantap bekalku. "sedikit katamu?, hah bukunya sudah terkenal di seluruh duniaaa." "braak" nam joong memukul meja dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. "hwaah aku iri padamu" nam joong terus berbicara, sementara aku hanya focus menghabiskan bekal.

Jam pelajaran pun di mulai kembali. Hingga saatnya pulang, Aku dijemput oleh supir pribadi paman park karena paman park sedang sibuk menulis buku barunya yang berjudul "paradise in home". Di tengah perjalanan aku melihat nam joong di tarik oleh seorang perempuan bertubuh besar dengan rambut berantakan. Tampak nam joong seperti kesakitan di seret seret oleh wanita itu. " ada apa tuan muda?" tanya pak supir melihatku memperhatikan ke luar jendela. " tidak apa apa pak!" kataku kembali duduk dengan tenang tetapi terus melihat kearah nam joong. "siapa wanita itu? Kenapa dia menarik narik tangan nam joong?" tanyaku dalam hati. Sesampainya di rumah aku langsung mengganti pakaianku. " jang yeol, pergilah keluar cari teman barumu" kata paman park datang menghampiriku yang sedang memebaca buku di sofa. " tapi paman aku takut keluar" kataku melihat kearah paman " pergilah keluar di dekat sini ada taman, ayolah di sana banyak anak perempuan!"paman park terus menggodaku. " tidak paman , lagi pula di luar panas" kataku terus membaca buku. Karena sebal paman park menarik bukuku " ayolah yeol, kau perlu pergaulan. Umurmu sudah sepuluh tahun, apa kau akan terus bermain dengan bonekamu ha?" tanya paman park menutup bukuku. " baiklah paman kalau itu maumu!" aku pun menuju pintu dan memakai sepatuku. "bersenang senanglah!!!" teriak paman park melambaikan tangan dari jendela. " huh paman yang unik" kataku dalam hati menghela nafas. Aku pun berjalan menuju taman di dekat rumah paman park. Sesampainya di taman aku hanya duduk di ayunan tanpa melakukan apapun. Sekarang sudah menunjukan pukul 5:32 aku pun pulang kerumah tanpa melakukan apupun. Di tengah perjalanan aku melihat seorang anak laki laki yang terus memukul sebuah pohon, tangannya terlihat teluka karena terus memukul pohon, hingga pohon itu berbekas. Aku melihat kearahnya dengan heran. " kenapa dengannya?" tanyaku dalam hati. Tiba tiba dia melihat kearahku dengan tatapan tajam. "gleek" aku menelan ludahku karena ketakutan. " ma-maaf " kataku ketakutan dan segera berjalan dengan langkah cepat menuju rumah. Dia terus melihatku dengan tatapan heran. "kreek" aku membuka pintu dengan nafas lega. " apa kau sudah dapat teman baru?" tanya paman park yang sedang membaca buku di sofa. "tidak ada paman, anak anak di sini mengerikan" kataku menggingat anak laki laki yang memukul pohon tadi. "tidak apa apa cepat atau lambat kau akan terbiasa di sini" kata paman park sementara aku hanya mengangguk.

remember to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang