the fourth

8 2 0
                                        


" ada apa denganmu? Kenapa wajahmu kusut sekali?" tanya paman park khawatir. "tidak apa apa paman aku hanya sebal!" kataku dengan wajah cemberut. "kenapa?" paman menandai halaman yang sedang di bacanya, dan menutup bukunya. "paman apa paman ingat anak laki laki yang ku ceritakan itu?" tanyaku duduk di samping paman. "apa yang memukuli pohon itu?" tanya paman menginggat. "ya!, tadi aku bertemu dengannya lagi. Aku mencoba menyapanya, tapi dia malah menatapku tajam dan segera pergi!" ceritaku kesal. "haha.. mungkin dia tidak ingin di ganggu, ya sudah ayo makan! Paman sudah masak banyak." Kata paman menuju dapur. Selagi makan, aku baru teringat dengan nam joong. Aku menceritakan kisah nam joong. "kenapa kau biarkan dia pergi?, bukankah ibu tirinya kejam." Kata paman menyimak ceritaku. "sebenarnya aku tidak membiarkanya pergi, tapi dia sudah berlari duluan" kataku menyantap makan siang. "nanti bolehkah aku pergi kerumahnya, aku ingin memastikannya baik baik saja" kataku meminta izin. " apa kau yakin?" tanya paman menaikkan alisnya. " ya, aku sedikit khawatir padanya." Kataku melihat makanan ku.

" paman aku pergi dulu ya!" teriakku membuka pintu. " baiklah tapi jangan pulang larut ya!" jawab paman melambaikan tangan. Aku pun pergi mencari rumah nam joong. Aku berdiri di depan rumah yang sudah usang. "apa ini rumahnya?"tanyaku dalam hati. "Aaaaaagrhh..." teriak seseorang dari dalam rumah itu. Aku langsung berlari masuk kedalam rumah itu aku melihat seorang wanita yang sedang menginjak injak tubuh nam joong. "hentikaaan!" teriakku membuat wanita itu menoleh ke belakang. "siapa kau anak kecil?, berani sekali kau!" kata wanita itu menatapku tajam. "a-aku temannya nam joong" kataku gugup, aku pun berlari memeluk wanita itu. " nam joong cepat lari!" teriakku menggingatkan ku saat paman jahat itu membunuh ibuku. "cepaat!!!" teriakku yang masih memeluk wanita itu. "aa-aakuu sudah tak sanggup lagi cepat nam joong!" tetapi nam joong hanya terdiam melihatku. "kumohon cepat!!" aku tak sanggup menahan wanita itu. Aku pun jatuh tersungkur, aku melihat ke arah nam joong yang hanya terdiam dengan tatapan kosong. Wanita itu melangkah menuju kearahku. "namjoong cepat lariii!" teriakku terus menerus. Aku seperti berada di dejavu yang menghantuiku. "bruk... plak plak..." wanita itu terus memukulku dan membantingku. "ibu apa ini yang kau rasakan saat aku hanya diam tak bergerak saat itu?" tanya ku dalm hati. Memoriku terus mengulang ngulang masa laluku.

"brakk... " tiba tiba seorang anak laki laki mendobrak pintu dan berlari menggengam tanganku dan nam joong. Dia membawa kami ke luar. Kami terus berlari hingga wanita itu tidak terlihat lagi. "haah hah terima kasih" kataku melihat kearah wajah anak laki laki itu. "eh bukan kah kau?!" aku tekejut melihat bahwa anak laki laki itu adalah anak laki laki yang kulihat di pinggir sungai. Dia melihat ku lagi dengan tatapan tajam. "eee dari mana kau tahu kalau kam.." sama seperti dulu belum selesai aku berbicara dia sudah pergi. "jang yeol apa kau mengenalnya?" tanya nam joong. "yaaah.. kami sepertinya pernah tanpa sengaja berpasan beberapa kali!" kataku menggaruk punggung leherku. "benarkah? Dimana?" tanya nam joong penasaran. "arghh.. sudah lah ayo!" ajakku terus berjalan. "tapiii.... Kita mau kemana ?" aku pun tersadar bahwa kami tersesat. Kami pun terus berjalan dan bertanya dengan orang orang, hingga kami sampai di depan rumah paman park.

remember to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang