Part 2

1.4K 130 9
                                    

"Joon-ah?"

Namjoon tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.
'Benarkah? Jimin disukai Hoseok? Tapi-- benarkah?!'

'Tapi bagaimana dengan Taehyung? Sudah jelas Taehyung menyukai Jimin.'

'Tidak, tidak, aku harus bilang ini ke Taehyung.'

'JANGAN. Tunggu Namjoon jangan.'

"--AMJOON!!!"

Namjoon pun ditarik dari pikiran yang sangat memusingkan oleh Jin.
"Ah, Hyung, terima kasih." Kata Namjoon menghela nafas lega, dia pun bersandar ke kursi nya dengan lemas.

"TERIMA KASIH?!" Jerit Jin dengan keras, Namjoon sangat ingin menutup telinga nya dan mengusir Jin. Tapi Jin lebih tua dari nya.

"YA SUDAH SAMA-SAMA!!" Jerit Jin lalu pergi dengan membanting pintu.

Meninggalkan Namjoon yang pusing akan sikap Hyung nya itu. Sampai sekarang pun Namjoon tidak pernah mengerti jalan pikir seorang Kim Seokjin.

"Hey, hey, Joonie, Joon-ah, Namjoon, Boss, God of destruction, Rapmons-"

"Apa, Jackson." Kata Namjoon dengan lelah menanggapi ocehan Jackson.
"Kenapa Mark tidak datang? Apa dia sakit? Kenapa dia tidak memberitahu ku? Apa dia memberitahu mu?"

"Apa yang telah kuperbuat di masa lalu sehingga aku dapat pegawai seperti dia.." Gumam Namjoon pelan.

"Haha, entah? Mungkin di masa lalu kamu menjadi Idol dan banyak masyarakat yang menangis karena mu, jadi kamu kena karma sekarang." Kata Jackson menyengir jahil.

"Ugh, Jackson demi apapun, diamlah. Aku sedang banyak pikiran." Gerutu Namjoon.

"Seperti apa?" Tanya Jackson, dan Namjoon merasa saraf nya akan putus karena menahan amarah.

"Lebih baik kita pergi.." kata Jaebum menarik Jackson pergi.
"Tunggu!! Aku masih belum tau alasan Mark-ku tidak ada di--"

Pintu ruang kerja Namjoon ditutup.

"Mungkin aku akan memberikan Jaebum bonus." Gumam Namjoon menulis 'Bonus untuk jaebum' di dalam list--..

Bonus untuk Jaebum karena menarik Jackson pergi- 12 Agustus
Bonus untuk Jaebum karena menarik Jackson pergi - 15 Agustus
Bonus untuk Jaebum karena menarik Jackson pergi - 20 Agustus
Bonus untuk Jaebum karena menarik Jackson pergi - 24 Agustus

Namjoon menaruh bulpen nya di sebelah Notes miliknya.

'Aku akan menaikkan pangkat Jaebum, dia pantas mendapatkan itu.' Pikir Namjoon memperhatikan betapa banyak nya tulisan

Bonus untuk Jaebum karena menarik Jackson pergi


"Aku pulang, Tae, aku membawa kue sisa dari Café." Kata Namjoon sambil melepaskan sepatu nya.

"JOON-AH!!" Jerit Taehyung dengan tiba-tiba, membuat Namjoon mundur secara reflex.
"Jangan mengagetkan ku!!" Protes Namjoon.

"Hehe, maaf, hanya saja aku sedang senang!!" Seru Taehyung mengambil kotak yang berisi kue dengan cepat.

"Oh? Memang nya ada apa?" Tanya Namjoon menggantung jaket miliknya.
"Tadi Jimin datang dan dia mengajakku menonton." Kata Taehyung dengan aura yang berbunga-bunga.

BRAKK!!

Gantungan di lorong pun rusak, kenapa? Entah, tanya saja Namjoon.

"KIM NAMJOON!!!"

'Oh, lihat betapa cepat nya mood dia berganti.' Pikir Namjoon





"Tae, ini sudah malam, toko pun pasti tutup." Keluh Namjoon sambil mengusap lengan nya yang kedinginan.

"Tidak! Siapa yang menyuruh mu untuk merusak gantungan itu Di lorong?! Tidak ada!! Nah! Sekarang aku menyuruh mu untuk mengganti nya!!" Geram Taehyung sambil melihat sekitar, mencari toko serbaguna yang masih buka.

"Apa hubungannya, dasar tidak jelas." Gumam Namjoon, yang dibalas cubitan keras oleh Taehyung.

"AWW!!" Jerit Namjoon kesakitan.

"Yang menyuruh mu untuk merusak nya tidak ada, tapi kamu rusak kan. Sekarang aku menyuruh mu mencari pengganti gantungan, dan cari lah dengan tenang." Kata Taehyung dengan amarah yang ditahan.

'Taehyung yang seperti itu bahkan lebih menyeramkan..'

"Aku Hyung disini!!"

"Dan kamu juga yang merusak gantungan di lorong."

"Tae, aku lapar. Disana ada kedai Udon yang masih buka."

Taehyung menghela nafas, dan melihat Namjoon pasrah.

"Ya sudah, ayo makan dulu." Gumam Taehyung berjalan ke arah kedai Udon.
"Nah!! Begini kan enak!! Aku jadi bisa mencari pengganti gantungan nya dengan tenang!" Seru Namjoon.

"Joon-ah?"
"Hm?"
"Kamu yang bayar."

"...."

Pokerface || VmonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang