Taehyung-Irene [Bulshit]

128 19 9
                                    

Seorang gadis berdiri di bawah pohon sakura yang bermekaran. Ia sendirian di tengah banyak orang berlalu lalang.

Ada seseorang yang dia tunggu, namun orang itu tak kunjung datang.

Dengan wajah sebal ia mengecek pesan, memastikan kalau dia tidak salah lihat tempat dan waktu yang di tentukan oleh si pengirim pesan padanya.

'Tempat biasa dekat Sungai Han, tunggu aku disana, ya, Sayang,'

Gadis itu mendengus kesal. Dan mengetik cepat.

'Sayang kamu dimana?' Ketiknya.

***

Sebagai pacar Taehyung, Irene harus banyak-banyak sabar. Pasalnya Taehyung sering ngambek, walaupun Irene lebih sering, tapi masa iya cowo ngambekan.

"Bogum,"

"..."

Kepala Irene terasa berat mendengar satu nama yang keluar dari mulut Taehyung.

Sudah sekitar satu bulan, tapi Taehyung sama sekali tidak berhenti membahas atau paling tidak menyindir sesuatu berbau "Park Bogeom".

Irene memijit pelipisnya sambil merunduk, menyebabkan helai rambutnya jatuh menutupi kedua pipinya.

Ia kemudian mendongak ke arah Taehyung.

"Apa hubungannya tidak mau makan dengan Bogum?"

"Tentu saja ada, dia membuat selera makanku hilang."

Irene menghela nafasnya.

"Makan atau buburnya kutuang ke wajahmu," tatapan Irene menajam.

Taehyung cemberut.
"Ya sudah tuang saja,"

Mangkuk yang sedari tadi Irene pangku dia arahkan keatas wajah Taehyung yang sedang berbaring di sofa tanpa ragu.

Taehyung menutup matanya erat karena kaget.

"AAAK!"
Taehyung hampir tersedak karena Irene yang menyuapinya ketika dia berteriak.

Taehyung meringis, pinggang kirinya terasa sakit. Sementara Irene tersenyum puas, skill mencubitnya terus meningkat seiring berjalannya waktu.

"Sakit tahu!" Taehyung mengaduh kesakitan, meminta belas kasihan dari pacarnya itu.

Tapi Irene tidak bergeming walau Taehyung sudah merengek berguling-guling di lantai. Kalau bukan pacar, Irene bersumpah akan menendang cowok lebay di depannya itu.

"Yak, Kim Tae," Irene mengeluarkan nada rendah andalannya, tanda bahwa gadis itu kesal.

"Baechu~ aku sakit~" Taehyung berguling sampai ke kaki Irene.

"Makanya makan, Ya Tuhan... Bangun KIM TAEHYUNG!"

Taehyung menatap tajam Irene lalu mempoutkan bibirnya.

"Aku sakit tapi kau malah marah-marah padaku," gumam Taehyung lalu bangkit dari guling-gulingnya. Irene hanya diam tak berekspresi.

Tak! Tak! Tak! Tak!

Taehyung menghentak-hentakkan kakinya pergi dari hadapan gadis yang masih duduk di sofa. Gadis itu menghela nafas. Taehyung ngambek lagi. Cobaan apa lagi ini!

Tapi ini kan rumah Irene, kenapa jadi Taehyung yang kabur ke kamarnya.

Irene membawa mangkuk bubur memasuki ruangan dimana Taehyung berada. Pria itu berbaring di kasur Irene, menutup mata berpura-pura tidur.

"Taehyung-ah," Irene duduk di samping Taehyung yang selonjoran. Tak ada respon dari Taehyung.

"Kim Tae-ya," suara Irene melembut.

Bahkan panggilan sayang dari Irene pun tidak bekerja.

"Kim Tae sayang?"

Taehyung menggeleng pelan.

"Iya aku tahu kau sakit, tapi kan yang sakit tanganmu, kenapa tidak mau makan?"

Taehyung masih diam. Hanya decak lidah yang keluar dari mulut Taehyung.

"Iya aku mengerti, Park Bogum, bukan? Aku kan sudah bilang kami hanya bekerja. Kau pasti habis menonton FMV ya kan? Kau sendiri melarangku menonton hal seperti itu, kenapa kau yang cari pikiran sendiri,"

Terdengar suara Taehyung yang pura-pura mengorok. Hah, pria ini keterlaluan. Tak mau ambil pusing, Irene meraih tangan Taehyung yang berbalut perban lantas menulisinya dengan spidol di atas nakas.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menggambar dirimu."

Taehyung tertarik, ia bangun dan memperhatikan goresan spidol Irene.

"Aku tidak jelek seperti itu," Taehyung bersuara dan mendapat deathglare dari Irene.

Irene melanjutkan. Ia menggambar wajah Taehyung lalu menulis anak panah yang mengarah ke tulisan 'Kim Tae tukang ngambek'.

Irene tertawa kecil. Taehyung tersenyum simpul. Melihat Taehyung yang mulai tersenyum, Irene mendaratkan bibirnya di pipi Taehyung. Rona merah muncul samar di pipi Kim Tae.

Taehyung menggenggam tangan Irene hingga yang sibuk menggambar akhirnya berhenti.

"Jangan ngambek lagi," Ujar Irene pelan.

Taehyung mengangguk.

"Iya, maaf ya. Aku tahu kamu cuma punyaku," Taehyung menatap Irene lekat.

Sebuah ciuman singkat dari Taehyung sukses membuat jantung Irene berdetak tak karuan.

Memang Taehyung tidak akan pernah sanggup untuk lama-lama marah pada gadis cantik itu. Begitupun Irene, yang hobinya ngambek plus gampang luluh.

Baik Taehyung atau Irene, keduanya sadar kalau mereka saling melengkapi satu sama lain. Mereka pasangan yang sempurna.

Irene hanya butuh Taehyung seorang, dan gadis itu yakin Taehyung juga sama.

Keduanya bertatapan cukup lama sebelum Taehyung menarik Irene mendekat, lalu menyapu bibir Irene dengan miliknya dengan penuh perasaan.

Sore itu berakhir dengan bahagia...

Sebuah pesan muncul di layar iphone milik Taehyung dalam mode 'mute'.

'Sayang kamu dimana?'

Pengirim: 'NamjoonHyung2'


The end






Lagi-lagi spontan, entah kenapa jadi begini ceritanya wkwk.
Voment jangan lupa kalau berkenan ♡♡♡
terima kasih sudah baca

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BTS-RedVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang