Oktober, 2016.
Aqilla meletakkan kardus pakaian di kamar baru nya, kemudian menyisir ruangan bercat biru langit itu, yang sebelum nya berwarna hijau daun. Setelah yakin dengan keputusan nya merenovasi kamar, Aqilla membuang barang-barang lama milik nya yang di rasa sudah tidak terpakai. Hingga menyisakan banyak tempat kosong untuk di isi perabotan.
Aqilla memang butuh suasana lain. Bulan-bulan nya kemarin sudah cukup menyita seluruh waktu dan fokus nya pada berlembar-lembar kertas skripsi dan persiapan sidang. Tapi, bagaimana bisa orang tua nya mengerti apa yang dia mau? Ah, bukan. Terlalu mengerti. Sampai perempuan berdarah Sunda-Jawa itu tersenyum, puas dengan hasil yang dia lihat.
"Woy, kampret! Gitar mulu yang lo urusin. Tolongin gue napa, Man."
Aqilla menangkap suara berat seseorang dari luar kamar yang terdengar asing. Ia melangkah menuju jendela, di ikuti rasa ingin tahu. Persis di seberang rumah nya, seorang lelaki berdiri kerepotan mengapit bola-bola basket di tangan kanan dan kiri. Disusul laki-laki lain sepuluh detik kemudian, setengah berlari.
"Hehe, sorry." laki-laki yang baru saja datang membukakan pintu mobil. Lalu, satu nya lagi menyimpan bola-bola basket di kursi penumpang. "Ntu bola-bola mau lo bawa kemana dah?"
"Apita sport."
"Hah?" Mata laki-laki pembuka pintu mobil terbelalak. "Buat apaan?"
"Bantu si Haidar aja. Apita sport punya dia kan masih baru. Nah, kebetulan bola-bola ini nggak pernah gue pake lagi. Sayang aja kalo nggeletak di gudang."
Aqilla memperhatikan kegiatan mereka dari jauh. Jalanan komplek yang sepi di tambah suara lantang kedua nya mempermudah Aqilla mendengar obrolan mereka. Bukan maksud Aqilla menguping, hanya saja pandangan nya tidak bisa lepas dari orang-orang asing itu.
Tetangga baru?
Ah, jelas-jelas pagi tadi saat dirinya membuang sampah di luar masih melihat pemilik asli rumah di seberang berangkat kerja seperti biasa.
Atau mungkin... anaknya?
Duh, Aqilla juga tahu siapa anak mereka. Namanya Zayn, bocah delapan tahun yang setiap sore mengajak Dhanu, adik laki-laki Aqilla main sepeda. Lalu, ikut makan malam bersama keluarga Aqilla setiap kedua orang tua Zayn tidak Ada di rumah.
Yang pasti, Aqilla tahu anggota keluarga di dalam nya. Terus mereka siapa?
"Heh! Lo ngapain ngeliatin kita terus dari situ?"
Teriakan laki-laki pembawa bola membuat Aqilla terkejut. Perempuan itu bergegas menutup daun jendela, lalu menjauh dari tempat nya berdiri tadi. Mampus kan gue ketahuan!
~°~°~
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS
Storie d'amoreHujan menyimpan banyak kisah antara kita. Yang ku maksud dengan "KITA" bukan sekedar aku dan kamu. Ada kamu dan dia di dalam nya, atau bisa jadi aku dan seseorang yang belum sempat ku bagi kisah nya dengan mu. Hujan yang jatuh menyimpan bisikan-bisi...