Chapter 7

125 15 0
                                    

Pria besar itu terhenti saat melihat aku dan Linda. Dia sedang membawa sesorang di pundaknya. Tidak usah dikatakan lagi bahwa itu adalah Reno, kami berdua memang sudah menduga hal semacam ini.

Sejak dulu Reno memang tidak bisa diandalkan sebagai seorang pria.

Aku masih ingat, dulu saat kami... aku, Linda dan Reno sedang dalam perjalanan untuk menyelidiki sebuah transaksi besar perdagangan organ dalam, dan kami baru saja menangkap mereka yang sedang melakukan transaksi tersebut. Kami langsung berangkat ke tampat yang di duga sebagai tempat mereka memasok semua organ yang akan di perdagangkan setelah menyerahkan mereka ke pihak berwajib.

Ini mungkin sedikit berbahaya, karena kami langsung berangkat begitu saja. Tapi kami tidak bisa menunggu pihak berwajib mengitrograsi mereka karena Reno bilang;

"Ada kemungkinan mereka sudah tidak ada di sana jika kita menunggu pihak berwajib. Mereka pasti segera bertindak, jika rekan mereka yang ada di sini tidak segera melaporkan hasil transaksi. Itulah yang terjadi selama ini sehingga kasus ini seakan tidak pernah selesai"

Dengan begitu kami pun pergi menyelidiki sendiri, tanpa bantuan pihak berwajib.

Namun, dalam perjalanan sekelompok orang yang menjegat kendaraan kami. Mereka membawa Reno keluar dan menghajarnya habis-habisan, untungnya saat itu ada Linda yang tanpa di duga, dibalik sikap manjanya saat bersama dengan Robi ternyata memiliki sisi yang begitu liar dan menakutkan.

Dia berhasil melumpuhkan mereka semua, 7 orang pria sendirian. Memang tidak sedikit luka yang ia terima, tapi itu bukan berarti dia telah bertarung habis-habisan. Namun itu lebih seperti dia memang dengan sengaja tidak menghindari beberapa serangan, dan disaat aku bertanya mengapa... Yang aku dapat, bisa di bilang adalah jawaban yang cukup gila;

"Menghindar hanya akan memberikan mereka waktu tambahan, dan aku tidak sudi memberikan 1 detik pun meski itu hanya untuk bernafas"

Tadinya saat aku menerima jawaban itu, aku berpikir "kau bisa bilang begitu karena mereka tidak bersenjata" tapi setelah aku melihat bagaimana dia yang tanpa berpikir, dan tidak memperdulikan pisau yang sedang diarahkan padanya dan malah menabrakkan diri kepada pria itu. Kupikir dia memang orang yang seperti itu.

Linda langsung berlari ke arah pria besar itu untuk menyerangnya namun, bukannya melawan pria itu malah menjatuhkan Reno dan langsung kabur.

Linda pun tidak repot-repot mengejarnya dan langsung melihat keadaan Reno.

"Bagaimana?" tanyaku pada Linda yang sedang memeriksa keadaan Reno.

"Dia cuma pingsan, untungnya pria tadi tidak menggunakan senjata tajam"

"Begitukah" kataku.

Aku berjongkok di samping Linda.

"Cih, dasar tidak berguna"gumamku, sambil mengangkat bagian atas tubuh Reno, lalu memeluknya.

Tanpa sadar air mataku keluar, biarpun aku mengatakan bahwa dia tidak berguna. Aku tahu, bahwa dia hanya tidak ingin para wanita melakukan tugas seorang laki-laki, meskipun itu artinya dia tidak memiliki kemungkinan untuk menang.

-------------------------------------------------

Tidak lama kemudian polisi pun tiba.

Mereka menuju Rs kenyataan.

Mobil-mobil itu melewatiku begitu saja yang sedang berjalan di pinggir jalan, aku berjalan santai sambil menunggu seseorang mengejarku.

Tidak lama kemudian...

Seseorang memegang pundakku dan menghentikanku.

"Hey, dimana sang juara? Bukannya tadi kau membawanya?"

Aku menoleh sambil mengangkat pundak dengan malas.

"Mereka berhasil merebutnya dariku"

Setelah menjawab, aku kembali berjalan, Jay mengikuti sambil bertanya lagi.

"Apa yang kau maksud dua gadis itu?"

"Oh, jadi kau juga sudah bertemu dengan mereka, lalu apa yang terjadi? Apa kau melawan mereka?"

"Tidak, aku langsung kabur. Aku pikir aku sudah tidak punya bayak waktu lagi"Jawab Jay.

"Begitukah, hmm... Ini aneh"

Tiba-tiba aku terpikir akan sesuatu.

"Tidaaaak!!! Aku tidak mau menunggu!! Cepat lakukan disini!! Bunuh aku disini sekarang jugaaa...!!!"

Aku teringat saat Hanna berteriak sambil memukul-mukul punggung Jay, meminta untuk di bunuh.

Itu tidak seperti dia yang biasanya.

"Hey, Jay, apa kau tidak merasa ada hal yang aneh...? bukankah dia, Hanna terlihat aneh hari ini?"

"Iya, dia yang sekarang terlihat lemah. Aku bahkan sempat berpikir bahwa kita salah orang"

Itu benar, dia terlihat begitu lemah, tidak seperti Hanna yang aku tahu.

Dia tampak sangat bersemangat saat bermain dengan kami waktu itu.

Saat sedang berpikir, aku teringat ketika tubuh gadis itu yang dipenuhi dengan darah saat aku dan teman-temanku bermain dengannya.

Tatapan matanya saat itu... Sama sekali tidak terlihat di dalam  dirinya yang sekarang. Mereka benar-benar seperti orang yang berbeda.

Dia berhasil bertahan dalam permainan Pura-pura jadi mister zombie.

Aku teringat saat-saat bagai mana dia dengan buasnya menerkam dan memakan hidup-hidup peserta lainya.

Dia juga telah memenangkan permainan zombie dan pemburu.

Aku teringat bagaimana dia menghabisi para pemburu, seperti zombie yang kelaparan.

Melihat perbedaan atara dia yang sekarang dengan yang waktu itu, hanya ada satu kemungkinan...

"DID..." gumamku.

"Bukankah itu malah bagus"sahut Jay, yang ternyata mendengar gumamanku.

Tapi aku setuju dengannya...

Aku sangat menantikan perkembangan selanjutnya dari ini...

Aku mulai membayangkan, bagaimana Hanna mengeluarkan sifat aslinya...

Yah... Tapi ku harap dia tidak berhadapan dengan gadis benama Linda itu...

Karena...

Dia adalah bagianku....

Bersambung...

----------------------------------------------------

KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang