Chapter 8

114 14 0
                                    

/Rs. Kenyataan diserang oleh 12 orang pasien Rumah sakit jiwa.

Mereka diduga sebagai yang bertangung jawab atas ditemukannya 143 mayat di sebuah Rsj./

Aku sedang duduk di sebuah sofa sambil menonton berita di tv.

Aku sedang menunggu sesuatu yang mungkin akan di beritakan hari ini.

Namun, saat aku sedang serius menonton...

/menurut penyelidikan, ke-12 pasien ini.../

Tiba-tiba...

"Ghaaaagh...gh..ghhh"

Suara teriakan seseorang mengangu pendengaranku.

"Hei! Tidak bisakah kalian lebih tenang sedikit?"

Aku bertanya, sambil menoleh ke arah 2 orang temanku yang sedang sibuk merias wajah seorang wanita.

"Kau ini kenapa, Farhan?" tanya seorang gadis berkacamata yang sedang memegang potongan telianga yang hendak ia pasangkan pada wanita itu.

Dia adalah Lulu, hobinya adalah merias wajah. Dan aku akui dia memang hebat dalam bidang itu, dan aku sangat menyukai hasil kerjanya.

"Tidak, tidak ada apa-apa, hanya saja suara teriakan wanita itu mengangu ku"

Bukannya aku tidak menyukainya. Justru aku sangat menyukainya. Tapi, saat ini aku sedang menonton dan suara-suara itu membuatku tidak bisa fokus dan malah membuatku mulai memikirkan hal-hal lain.

"Baiklah-baiklah, kami akan pindah. Tapi sebelum itu..." kata seorang wanita dengan sisik ular di tangan kirinya. Dia dibantu oleh Lulu dan mulai mengangkat tubuh wanita yang sedang mereka rias.

Gadis bersisik ular itu bernama Riska, dia sangat menyukai mutant, zombie dan makhluk-makhluk fantasi lainya.

Tidak hanya sekedar suka, dia bahkan sampai mengubah sebagian kulit di tubuhnya, bukan hanya sisik ular di tangan kirinya saja, dia juga berencana mengubah bagian tubuh lainnya dengan kulit berbagai macam binatang dan juga, gadis ini bahkan memasangkan sayap gagak di pinggang kirinya, sedangkan di kanannya terdapat sayap merpati.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Riska.

Mendengar pertanyaan itu, kemudian aku melihat ke arah wanita yang sedang ia tunjukkan padaku.

I..ini

Melihat tampilan wajah dari wanita itu sempat membuatku terkejut.

Makhluk itu tidak, maksudku wanita itu...

Rambut kepala bagian kiri dari wanita itu telah di cabut hingga menyisahkan bagian-bagian kulit kepala yang telah dikelupas lalu dijahit kembali, rambut-rambut itu telah diganti dengan beberapa helai benang yang dijahitkan di kulit kepalanya dan di setiap ujung dari benang diikatkan dengan sebuah paku, mata kanan dari wanita itu telah dicabut dan di ganti dengan mata suaminya lalu di jahit menggunakan kawat, sedangkan tepat dibawah hidungnya terdapat 3 buah jari tangan yang di jahit menghadap ke bawah, sementara 3 jari yang ada di atas dagunya di jahit menghadap ke atas.

Lalu, di tengah keterkejutanku... Aku pun menyadari, bahwa teman-temanku sedang menunggu jawaban dariku.

"Wah... Ini... Ini hebat sekali, benar-benar sebuah mahakarya"kataku.

"Benarkah, a..aku bisa merubahmu juga kalau kau mau?"tanya Riska, dengan kedua

"Heeh? Ti, tidak, tidak perlu repot-repot, aku masih menyukainya penampilanku yang sekarang"jawabku, dengan senyuman yang di buat-buat sambil mengaruk kepala.

Mendengar jawabanku, dapat telihat dengan jelas kekecewaan di wajahnya.

"Be, begitu ya..."

Setelah berkata begitu, Riska mulai membereskan barang-barangnya, lalu meminta bantuan Jay untuk membawa wanita yang sedang di rias itu pergi ke ruangan lain.

KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang