"Ghaa!"
Gadis itu menendangku hingga terjatuh, setelah itu dia langsung berlari ke arah pintu dan di sana sudah ada 2 orang petugas yang sudah siap menangkapnya tapi...
Gadis itu sama sekali tidak menghentikan langkahnya, dia...
*Bruk
"Ugh!"
Dia menabrakkan tubuhnya ke petugas yang paling dekat dengan pintu hingga membentur tembok, lalu...
"Um..um.."
"...?"
Dia melumat bibir petugas itu dengan penuh nafsu. Hal itu membuat ke dua petugas itu sempat kebingungan.
"Sh..Ah.."
Mendengar desahan penuh hasrat dari gadis itu membuat si petugas yang sempat kebingungan itu mulai menikmati lumatan itu.
Namun...
Seketika itu juga ekspersi gadis itu langsung berubah. Lalu...
"Arghaaa!!"
Gadis itu menggigit bibir bagian bawah petugas itu, lalu menariknya hingga robek dan kemudian mengunyah bibir itu di mulutnya.
"He..hey! A.. Apa yang kau lakukan"
Menyadari keadaan temannya membuat petugas yang satunya sempat terkejut dan langsung mencoba memisakan mereka berdua.
Namun...
Itu sama sekali tidak menghentikan gadis itu.
"Ghaaa!!"
Dia menggigit leher petugas itu, sementara petugas yang satunya mencoba memisahkan mereka berdua tapi gadis itu memeluk tubuh petugas itu dengan sangat kuat sehingga membuatnya kesulitan.
"Graaaargh!!"
"!!"
Gadis itu menarik kepalanya, lalu melepaskan pelukkannya dari petugas itu yang langsung menjatuhkan tubuhnya sambil memegang lehernya yang terus mengeluarkan darah. Sementara melihat pemandangan itu membuat petugas yang satunya tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Menyadari reaksi ketakutan petugas yang saat ini masih memegang tangannya, gadis itu, yang saat ini sedang mengunyah sesuatu di mulutnya itu pun menoleh.
"Hii..!!"
Petugas itu mengambil satu langkah ke belakang setelah melihat wajah itu...
Wajah tersenyum dari seorang gadis di depannya.
Dalam keadaan normal, senyuman dari gadis yang bisa dibilang 'cantik' itu seharusnya dapat meluluhkan hati si petugas. Namun, senyuman di wajah gadis itu kini sama sekali tidak menggambarkan kecantikan.
Senyumannya saat ini, hanya bisa digambarkan sebagai sebuah 'teror'.
Wajah penuh darah dengan tatapan seperti melihat makanan yang tanpa sadar mengeluarkan air liur yang bercampur darah dari mulutnya.
"!!!"
"..."
Sementara si petugas masih membeku dikarenakan sebuah teror, gadis itu menggelengkan kepalanya sambil mengusap air liur dari wajahnya.
Kemudian, gadis itu memutar badannya dan berjalan ke arah pintu membelakangi petugas yang masih tidak bergerak.
Lalu...
*Dug *Slek slek
Dia... Menguncinya...
"..."
"..."
Gadis itu, sempat diam di sana beberapa saat, lalu, perlahan-lahan memutar badannya.
Petugas itu sadar apa yang akan dilakukan oleh gadis itu, lalu...
"Ghaa!!"
Gadis itu menjatuhkan tubuh si petugas ke lantai sebelum ia sempat bereaksi karena ketakutannya.
Gadis itu langsung menduduki tubuh si petugas yang terus melakukan perlawanan.
Petugas itu mencoba mendorong gadis itu dengan kedua tangannya. Namun, disaat itulah dia mengambil kesempatan untuk mengambil tangan si petugas, lalu menggigit ibujarinya hingga putus.
"Aghaaa!!"
Si petugas mengerang kesakitan, tapi gadis itu tidak berhenti sampai di situ.
Setelah meludahkan ibujari si petugas ke lantai, gadis itu menjambak rambut si petugas, menariknya agar memperlihatkan keseluruhan lehernya dan...
"Graa..!!"
Dia mulai memakan leher si petugas.
Dia merobek kulit leher petugas itu, lalu menelannya setelah itu, dia melakukannya lagi, lagi, dan lagi.
"Grgk...ghk..ghk"
Aku dapat melihat tubuh si petugas yang mulai mengejang, tapi gadis itu tidak menghiraukannya dan terus memakannya.
Dan saat tubuh itu sudah tidak bergerak lagi, gadis itu menoleh dan mulai menatapku.
Aku yang sejak tadi terdiam, tak mampu melakukan apa-apa akhirnya kehilangan kesadaran saat melihat gadis itu yang mulai merangkak mendekat.
Bersambung...
----------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan
Mystery / ThrillerSebuah pembunuhan berantai terjadi di rumah sahabatnya yang juga merupakan seorang detektif. Akankah dia berhasil menangkap pelakunya? Ini adalah cerita bergenre Mystery pertama saya jadi mohon kritik dan sarannya jika ada kesalahan, agar tulisan sa...