First September.

651 11 0
                                    

Padamu, pemilik..
Hati yang tak pernah ku miliki..

Mungkin sebuah tembang galau dari Cakra Khan tsb bisa mewakili perasaanku sekarang.

Dia. ya. Laki-laki terkeras kepala yang pernah kutemui.
Laki-laki egois yang humoris.
Laki-laki moody-an, udah kayak perempuan yang lagi dapet saja.
Laki-laki yang sangat rumit dan sama sekali susah ditebak.
Laki-laki yang maunya harus sepenuhnya terturuti.
Laki-laki berbadan kurus namun tidak tinggi-tinggi amat.
Laki-laki berkumis tipis.
Laki-laki yang sangat menyukai ayam crispy, dan KFC merupakan favoritnya.
ya. Tentu saja Dia yang aku cinta.
Yang berhasil membuat separuh warasku, kembali ku abaikan.
Menjadi apapun agar selalu dipandang terbaik dengan dirinya.
Ya. Aku, perempuan lemah dan cepat luluh.
Perempuan penyabar dan hanya ingin sedikit dimengerti.
Perempuan yang keras tapi tetap kalah dengan si Dia.
Dia..
Kalimat terfavoritku setelah Cinta.
Aku memanggilnya Arka.
Arka Lucio Atmawijaya begitu lengkapnya.
Mahasiswa jurusan T.O.F.P
Sedangkan aku, Kenisha Gwenny Qaissara, Mahasiswi jurusan A.F dikampusku.
Gwen. Begitu kerap aku di sapa.

Lagi-lagi benar. Aku berbeda jurusan dengan Arka.
Aku mengenalnya pun baru beberapa bulan terakhir sewaktu baru menjadi Maba.

Mau tau gimana aku bisa mengenal nya?
Baik, akan kujelaskan.

------------------------------

Pagi itu hujan sempat mengguyur kota kelahiranku.
Rintik-rintik hujan terpapar jelas di lapangan kampusku.
Kampusku berbentuk kotak dengan bangunan berlantai 3 yang menyerupai gedung sekolahan.
Strategis dan berbentuk persegi mengintari lapangan basket dan parkiran di tengah-tengahnya.

Aku menatap mendung langit kala itu
Aku sedang berada di depan kelas B dilantai 3. Aku baru saja menyelesaikan kelas pagi.
Fikiranku terasa sejuk karna hawa air hujan.
Aku tidak begitu menyukai hujan sebenarnya, namun aku suka aroma nya.
Keanehan yang unik dalam diriku,bagiku.

"gwen, turun yuk?"

Tiba-tiba Sarla mengagetkan aku yang sedang melayang bebas dalam lamunanku.

"Eh.. Ngagetin aja deh kamu!" kataku sambil tersontak memegangi dada

"Ngapain turun? Masih hujan juga?" lanjutku.

"Laper hehe" jawabnya sambil menyengir lebar menatapku.

"dasar.."

"yaudah yuk.."

Akhirnya aku turun ke lantai bawah bersama Sarla. Berniat untuk pergi ke kantin untuk sejenak memanjakan perut yang sedang kroncongan.
Mengemil cireng andalanku dan Sarla disalah satu kantin kampusku.

Dikantin aku bertemu Riko yang sedang melahap satu persatu cireng di plastik miliknya.
Siapa Riko?
Dia adalah pacarku, kala itu sih hehe.
Aku tersenyum padanya, lalu dia menghampirku.

"Uda mau pulang?" Tanya nya lembut padaku

Aku mendongakkan sedikit kepalaku untuk menemukan matanya.
Haha. Dia memang jauh lebih tinggi dariku.
kira-kira aku hanya selehernya saja.

"Masih hujan, gimana mau pulang?" Jawabku sambil mengadahkan telapak tanganku keluar, memeriksa rintik-rintik gerimis yang masih turun.

Aku dengan Riko sedikit berbincang
Mulai dari rencana aku dengan nya yang ingin menonton, makan Ice Cream favoritku, traktiran nya untukku karna kalah taruhan denganku, dan masih banyak lagi yang masih dijadikan wacana tanpa arti.

Jujur aku bukan tipe cewek yang hobby jalan keluar rumah.
Aku lebih senang berdiam diri dikamar sambil menonton youtube di handphoneku.
jangan tanya kenapa aku tidak menonton tv?
Karna aku tidak begitu suka acara-acara di tv.

Yaa, begitu sekiranya ku deskripsikan diriku ini.

Setelah mengganjal perut dengan beberapa potong cireng bulek kantin, aku memutuskan pulang bersama Sarla.

Namun kegabutan ku dan Sarla pun mulai timbul.
Kami berdua tidak langsung pulang.
Kami menyempatkan memanjakan mata ke salah satu Mall yang berada tidak jauh dari rumahku.

Sesampainya aku dan Sarla di Mall,
Tiba-tiba saja handphone Sarla berdering.

"Candra Calling.."

Sekilas ku lirik handphone Sarla yang ada digenggaman nya.

Rupanya pacarnya. Gumamku.

Setelah beberapa menit berbicara via telpon dengan sang kekasih, Sarla menatapku penuh arti.

"Aku bawa Candra ya.." kata nya.

"Yaudah, bawa aja, biar rame.."

Terlihat jelas raut wajah bahagia Sarla kala itu.

"Lebay.." kataku, namun dalam hati saja haha.

karna aku tidak ingin menjadi obat nyamuk, ku telpon Riko untuk menemaniku.

Dan akhirnya kami berempat, double date.

Aku meminta Riko membelikanku Ice Cream yang sempat dia janjikan padaku, dengan sedikit nada manja dan meminta akhirnya ku dapatkan Ice Cream Coklat favoritku itu.

Begitupula Sarla, sepertinya dia membuat Candra geleng-geleng kepala karna kekalapan nya dengan jajanan mall. Layaknya orang kelaparan Sarla terus merengek seperti tak pernah kenyang.

"Makan mulu kamu, ntar gendut malah ngomel-ngomel.." Candra mengacak lembut puncak kepala kekasihnya itu.

"Biarin, kan aku emang seneng makan, kamu ga mau punya pacar gendut?" Jawab Sarla sinis.

Candra tertawa melihat kelakuan Sarla

"Mau kemana lagi?" Kata Chandra

"Hmm, kemana Gwen?" Sarla malah bertanya padaku

"Gatau nih, mending balik aja yuk.."
Kataku yang sudah lelah mengintari lantai demi lantai mall.

"Yaudah, kuyy.."

Setelah berpamitan pada 'pacar' masing-masing, aku dan Sarla beranjak menuju parkiran dan bergegas pulang.

Cerita Panjang Untuk Cinta Yang Singkat (Arka&Gweeny) "11 February"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang