Desember (part 2)

101 4 0
                                    

Besoknya.
Seperti yang semalam aku dan Arka bicarakan lewat telpon.
Bahwa harini aku dan dia akan jalan untuk yang pertama kalinya.
Tapi ternyata gagal karna aku harus praktikum.
Eh aku atau dia ya?
Sepertinya sih dia. Aku lupa haha.
Alhamdulillah gajadi jalan sama buaya, fikirku saat itu.
Jujur aku juga tidak ingin Dimas tahu bahwa aku dan Arka berhubungan kembali.
Sebenarnya aku sudah menceritakan tentang Arka yang selalu mengganguku itu.
Tapi tidak terlalu mendapat tanggapan baik dari Dimas. Namun entah kenapa aku selalu menjaga hatinya. Padahal pacar aja bukan. Heran.
Ohya, Arka dan Dimas itu awalnya berteman dekat.
Namun karna sesuatu dan lain hal mereka jadi tak seakrab dulu.
Dimas pun hanya menyendiri saja.
Sedangkan Arka tetap dengan gerombolan-gerombolan nya itu.
Disini, aku gak tau ya siapa yang bermasalah sebenarnya?
Dimas atau Arka.
Tapi kayaknya Dimas deh.
Dia aja gapunya teman, kan?
Sombong sih haha.

Malam harinya, Arka menelpon ku lagi.
Yang dibahasnya pun sama saja.
Mengajakkj jalan lagi, jalan lagi.
Aku hanya meng-iya iyakan nya saja.
Padahal belum tentu aku akan menurutinya, hehe.
Sampai akhirnya aku muak dan mematikan telpon dengan alasan aku ingin pergi kerumah Sarla.
Dia blg sih 'Oke' . Baguslah.

Tak lama setelah itu notifikasi dari Dimas muncul di lock screen handphoneku.
Dia blg dia mau mampir kerumahku.
Entah ada angin apa dia.
Baiklah kutunggu didepan, balasanku.

Singkat cerita akhirnya Dimas datang dan seperti biasa dia tidak mau masuk dan duduk.
Dia tetal memilih motor andalan nya untuk dijadikan kursi sedangkan aku setengah mati menahan pegal kaki karna berdiri.
Kami mengobrol sedikit lalu kemudian aku menceritakan kembali padanya tentang Arka yang menghubungi ku lagi.
Aku sengaja menceritakan itu padanya agar dia tak salah paham.
Tapi untuk apa sih? Dia mana perduli.

"Taugak sih? Masa Arka hubungin aku lagi? Males banget tau.."

"Ohya? Terus kamu bales?"

"Iya bales.. kan aku orangnya emang ga enakan gitu.. makanya kubales aja.."

Dia tertawa.

"Kok ketawa?"

"Yaa kamu sih, katanya gasuka, katanya dia ngeganggu kamu, tapi tetap aja kamu bales? Buat apa sih?"

"Yaaaaa terus aku harus gimana dong?"

"Block!"

"Block?"

"Iya block aja semua sosmednya.. gampang kan?"

Aku manggut-manggut tanda mengerti.

Bener juga sih..
Block aja mending..
Kan aku gasuka juga sama Arka..

Tanpa berfikir lagi, aku langsung saja menuruti kata Dimas.
Memblokir Arka dari semua sosmedku.
Ku fikir dengan ini aku bisa hidup tenang.

Setelah dia sedikit berbasa basi dengan topik Arka, akhirnya Dimas menyampaikan maksudnya kerumahku malam-malam begitu.

"Nih.. Tugas ISBD ku.. Bantuin aku kerjakan yah.. Gweeny kan baik.."

Anjir banget ga sih cowo ini? :)

Tapi waktu itu karna posisinya aku sayang sama dia, yaaa aku fine-fine aja disuruhnya mengerjakan tugasnya.
Ini sudah kali ketiga dia menyuruhku begitu. Dan sekarang aku baru sadar betapa bodohnya aku waktu itu.

Tapi kalian jangan menghujatku dulu.
Karna waktu itu jujur saja, aku sangat sadar. Sadar kalau mungkin cuma dimanfaatkan. Tapi aku juga tidak memiliki kuasa yang penuh untuk menolaknya.
Entahlah. Lemah sekali aku ini.

Setelah maksud dan tujuan nya tersampaikan, dia berpamitan padaku untuk pulang dengan tugas enteng.
Sedangkan aku, masuk kerumah, masuk kamar dan kemudian mulai bergulat dengan tugas-tugasku dan tugas Dimas yang baru saja ku terima ini.

Gweeny, Gweeny.
Kamu itu baiknya sampai-sampai bodoh.

Cerita Panjang Untuk Cinta Yang Singkat (Arka&Gweeny) "11 February"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang