Oktober (part 1)

138 6 0
                                    

Akhirnya, setelah seminggu kelamku karna Arka, aku bisa bernafas lega tanpa harus mendumel dalam hati.

Sudah 3 hari ini dia absen menerorku.
entah kenapa dia tiba-tiba menghilang?
Aku sempat berfikir bahwa mungkin dia sudah lelah menghubungiku yang tak kunjung membalas chatnya.
Ya terserah saja, itu haknya dia.
Karna aku tahu, dia adalah BUAYA kampus. Cewe yang di dekatin aja banyak, gimana dia mau dapet yang serius? Arka.. Arkaaa..

----------------------------------------

Lagi-lagi, tak pernah bosan nya aku dan Sarla mengunjungi ibu kantin yang kami berdua juluki 'bu cireng'.
Tiap istirahat pergantian jam kami selalu kesini entah hanya untuk sekedar duduk-duduk, membeli es, atau bahkan makan cirengnya

Aku yang tengah asyik mengobrol dengan Sarla dan juga Meli -anak jurusan T.O.F.P-
Tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan gerombolan Arka yang selalu saja membuat ricuh kantin.
Membuatku tak betah berlama lama disini.

"Eh ada Gwenny ni.."
siapa lagi yang menyapaku seperti itu selain Arka?

Aku berusaha menghindarinya yang baru saja duduk disampingku.

"Kenapa chatku ga pernah dibales sih? Kamu marah ya sama aku?" Dia terus mengajakku berbicara.

"Gapapa, jarang pegang handphone aja.." jawabku dengan nada cuek.

"Ohiya, handphone ku lagi rusak, jadi gabisa hubungin kamu deh.."

Ingin sekali aku menjawabnya.
"Gaada yang nanya kalik!"

Namun aku tetap bungkam, berusaha bersikap biasa saja mendengar ocehan demi ocehan yang dilontarkan nya.
Dia tak bosan-bosan nya mengganggu dan menggodaku, tapi tetap saja aku bungkam dan tidak bisa marah.

Cepat-cepat aku beranjak pergi dari kantin karna aku tak tahan lagi dengan kelakuan Arka CS disitu.
Ribut, ricuh, menyebalkan, aku jadi tambah tidak suka pada nya saat itu.

"Ada banget ya cowo kayak gitu? Sumpah nyebelin banget!" Dijalan pulang aku mendumel pada Sarla.

Sambil geleng-geleng kepala, Sarla menertawakanku.

"yaudah sih Gwen, cuekin aja kalik, ntar bosen sendiri dia gangguin kamu.."

Yaa, moodku seketika menjadi tidak baik kala itu.

----------------------------------

Aku menelpon Riko yang sedari tadi tidak membalas chatku.
Dia sudah berjanji membawaku makan siang ini, namun tak satupun pesanku dibalas.
Sampai akhirnya ku biarkan saja, jadi atau tidak aku tak perduli.
Aku benar-benar sangat kesal karna dua hal sekaligus hari ini.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar bersama Sarla.
Jajan sambil menongkrong ria di taman kota merupakan rute favorit kami.
Walaupun cuma berdua saja.
Di taman kota banyak sekali makanan, mulai dari jajanan ringan, nasi kucing, sampai tahu tek pun ada.
Yang hobby makan pasti gemar sekali kesana, seperti aku contohnya. Hehe.

Tak butuh waktu lama, Sarla menjemputku. Dia menghampiriku dikamar yang sedang menata diri di kaca.

"Katanya mau keluar bareng Riko?" Kata Sarla sambil ikut berkaca menata rambutnya disampingku.

"Tau ah bodo amat, masa dia malah ngilang gitu aja, ditelponin ga diangkat. walaupun sebenernya ga niat keluar sama dia, Cuman yaa aku sebel aja tiba-tiba gaada kabar sama sekali, mau nyari putus tu anak!"

"Gwenny, gwenny..
Sebenernya perasaan kamu ke Riko itu gimana sih?"

"Yaa kamu tau sendiri lah Sar, kan uda aku ceritain semuanya.."

"Tapi kan kamu belum nyoba, siapatau rasa bosanmu itu cuma rasa sesaat aja.. ntar kalau kamu udah kehilangan Riko baru deh nyesel.."

"Please deh Sar, kamu tau aku kaya gimana kan? Aku udah gabisa sebenernya, sumpah dia monoton banget Sar, aku gatahan.."

"Iya aku ngerti Gwen, tapi kasian tau dia nya.."

"Aku belum nemuin alasan yang pas buat mutusin dia aja nih. Menurut kamu alasan yang pas apa yaa Sar?"

"terserah kamu aja deh Gwen, aku ga ikut-ikutan, itu kan hubungan kamu, kamu yang ngejalanin semuanya.. difikirin aja dulu baik-baik.."

Entahlah sudah berapa kali Sarla mencoba menasehatiku, tetapi tetap saja sekali bosan aku akan bosan selamanya.

--------------------------------------

Senja..
Rintik-rintik air hujan mulai turun membasahi rerumputan taman.

Aku yang sedang asyik menikmati kentang goreng favoritku bersama Sarla di taman mendadak berpindah tempat karna semakin lama hujan semakin deras saja.
Aku dan Sarla mengunjungi Caffe yang berada diseberang taman kota.

Tiba-tiba aku dikejutkan dengan sosok laki-laki yang punggung nya tak asing bagiku.

"Itu kok kayak Riko ya Sar?"

Sarla mengikuti arah pandanganku.

"Hah? Ngapain Riko disini?"

"Itu didepan nya cewe?"

"Gwen.. iya Gwen, cewe!"

Sarla yang baru menyadari ucapanku sepertinya terkejut.

"Wah! Ga bener nih!" Ku hampiri kedua nya, sekaligus memastikan itu benar Riko atau bukan.

Benar saja dugaanku. Itu adalah Riko Prasetya! Kelihatan nya dia seperti sedang bersenda gurau bersama satu perempuan yang duduk tepat di depan nya. Mesra sekali.

"Riko?" Aku yang sudah naik tikam secara refleks memukul meja yang ditempati Riko bersama perempuan itu.

Keduanya menoleh kearahku.
Raut wajah Riko seketika pucat pasih karna dikejutkan dengan kedatanganku.

"Gwenny?.." dengan sedikit terbata-bata ia menyebutkan namaku.

"Ngapain kamu disini? Ini siapa?" Sepertinya wajahku sudah cukup sangar saat itu, aku menunjuk perempuan itu sambil bertanya pada Riko.

"Engg..aku bisa jelasin Gwen.."

"Eh tunggu! Mbak ini siapa ya? Kok dateng-dateng langsung marah-marah sama pacar saya?"
Perempuan itu kemudian angkat bicara.

"Sialan ya kamu Riko! Kamu bohongin aku selama ini? Dia pacar kamu?" Aku yang sedari tadi sudah menggebu-gebu akhirnya mendapat jawaban, bahwa perempuan ini adalah PACAR Riko alias SELINGKUHAN NYA.

"Aku bisa jelasin semuanya Gwen, aku minta maaf.."

"Liat deh Sar, cowo begini kamu kasihanin? Di depan kita semua dia sok polos, sok engga main cewe, tapi liat dibelakang aku? SELINGKUH Sar? Haha"

Sarla yang kebingungan pun hanya pelanga-pelongo. Mungkin dia juga kaget karna Riko bisa sekeji itu ternyata.

"Ohh pacar mbak ya? Saya ingetin mbak, pacarnya ini tolong di iket aja biar ga keliaran lagi ke mangsa-mangsa nya yang lain!" Aku menyikapi mbak-mbak selingkuhan Riko ini dengan santai.

Keningnya mengernyit seperti kebingungan dengan ucapanku barusan.

"Aku bisa jelasin semuanya Gwen.."

Drama dimulai, Riko meraih tanganku sambil memohon untuk mendengarkan penjelasan nya.

"Jangan sentuh aku! Gasudi ya disentuh bajingan kayak kamu! Kita putus!"

"PLAKKK!!" Akhirnya telapak tanganku mendarat mulus di pipi kiri Riko.

Aku cukup puas karna sudah menamparnya.
Ditambah aku lega karna tak perlu capek-capek mikir untuk memutuskan Riko.
Dan mungkin ini cara Tuhan untuk menunjukan belang Riko dibelakangku selama ini..

Jujur, walaupun aku kehilangan rasa padanya, tapi tetap saja aku benar-benar tidak menyangka dia bisa menyelingkuhi aku seperti itu.
Benar-benar munafik! Sangat polos didepanku, namun brengsek dibelakangku.

Cerita Panjang Untuk Cinta Yang Singkat (Arka&Gweeny) "11 February"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang