6

3.5K 628 35
                                    

Minggu tiba, hari dimana waktu bermalas-malas menjadi aktivitas utama bagi Naruto. Seperti sekarang gadis itu hanya bergulung-gulung di atas tempat tidur, jempolnya bergerak lincah mengetik pesan pada salah satu temannya.

Cklekk...

Bunyi pintu yang terbuka tidak ia hiraukan, kalau tidak Sasuke, ya maid yang akan membersihkan kamar pikir nya.

"Dobe temani aku latihan." ujar Sasuke tiba-tiba, pemuda itu berdiri menjulang di samping ranjang, kaus abu-abu yang ia kenakan sedikit basah dengan celana training hitam dan handuk kecil di bahu, seperti biasanya Sasuke akan berolahraga setiap pagi dihari minggu.

"Hah.. Apa?" balas Naruto tak mendengar jelas ucapan sahabatnya.

"Ck, temani aku ketempat latihan." Sasuke mengulang.

Gadis itu hanya melirik sebentar. "Tidak mau," tolaknya. "Lebih baik aku di rumah bermalas-malasan seharian," ucap Naruto lagi.

Sasuke kembali berdecak, tak ada pilihan lain ujar nya, pemuda itu menyingsing celana training kemudian meraup pinggang sahabatnya.

"Ehh, Teme apa yang kau lakukan turunkan aku!" seru gadis itu garang. Apa-apaan Sasuke mata Naruto melotot ketika pemuda itu memanggul ia layaknya karung beras, Naruto memukul punggung pemuda itu dengan brutal, tahu  sahabatnya akan membawanya kemana.

"Akh...kau bau sekali, Teme idiot." keluh nya mencium keringat Sasuke, ugh...kurang ajar.

"Heh rasakan," ujar nya tidak perduli seraya melangkah ke kamar mandi.

"Idiot lepaskan."

.

.

.

Naruto mendudukkan dirinya di kursi mobil dengan kasar, wajahnya merengut seraya mendelik Sasuke yang terlihat tersenyum bahagia. Ahh... Ia lupa sahabatnya itu memang selalu bahagia melihatnya sengsara.

"Ayam idiot." Naruto mencibir dan disambut tawa menyebalkan Sasuke.

Gadis itu bersungut dalam hati, ingin rasanya ia menjambak rambut pemuda itu hingga botak, tak ingatkah Sasuke jika ia alergi mandi pagi saat libur. Hampir setengah perjalanan hanya diselimuti keheningan, Naruto yang biasanya tidak bisa diam pun hanya bersandar pada kaca, dengan sapphire memandang bangunan kota ia sedang malas, tidak marah seperti yang sedang Sasuke bayangkan saat ini, ia tidak pernah bisa marah terlalu lama pada Sasuke.

Onyx bungsu Uchiha melirik penasaran, keanehan tengah terjadi sejak kapan Naruto berubah jadi gadis kalem, ia menghembuskan napas panjang. Apa ini karena tadi?

"Dobe, kau marah," ujar Sasuke mengawali pembicaraan, ia sedikit terganggu dengan diamnya Naruto.

"Tidak Teme, aku hanya malas," balas Naruto tidak semangat.

"Apa masih jauh?" tanya gadis itu lagi.

Walau sedikit tak puas ia mengangguk. "Mungkin satu jam," jawab pemuda itu tak yakin sebab jalan yang mulai ramai. Naruto mengangguk paham gadis itu pun kembali keposisi awalnya.

Hahh...

"Aku tidak marah, jangan menghela napas lagi."

•••Π•••

"Brak...akhh."

Suara debuman tubuh yang bertemu matras membuat Naruto meringis melihatnya, ia menelan ludah dengan susah payah melihat Sasuke yang membanting lawannya dengan keras, astaga kenapa dia takut sendiri, wajar saja selama ini ia belum pernah melihat Sasuke latihan. Ia menjadi kasihan melihat lawan sahabatnya kalau tidak salah bernama Suigetsu, pemuda yang baru saja berkenalan dengannya.

"Tidak biasanya Sasuke-senpai seperti ini."

"Wajah Senpai terlihat menyeramkan."

"Senpai membawa kekasihnya," ucap orang terakhir melenceng dari topik.

Dapat ia dengar bisik-bisik dari orang-orang yang juga menonton sparring Sasuke dan kohai nya. Naruto mendelik, ia kesal entah kenapa melihat para perempuan yang melihat Sasuke dengan tatapan memuja. Menyebalkan gerutu gadis itu, kemudian ia pun bergerak keluar kerumunan, sepertinya duduk diluar lebih baik pikirnya. Melupakan titah sang Sahabat untuk tetap diam.

Gadis itu melangkah menuju gazebo kayu yang berdampingan dengan kolam kecil, gemericik suara pancuran membuatnya tenang. Naruto duduk bersandar pada pembatas dengan matanya terpejam seraya membayangkan ia berada di alam bebas, ah rasanya menyenangkan, apa ia harus mengajak Sasuke ke perkemahan musim panas tahun ini? Usul yang bagus ucap Naruto dalam hati.

Namun tiba-tiba.

Duak...

"Gadis idiot, kau itu perempuan Dobe, jangan tidur disembarang tempat!" ucap Sasuke dengan nada tinggi.

"Ish...Teme kau mengganggu, lagipula hanya kau yang melihat," ujarnya tak mau kalah. Ia mengusap ubun-ubun korban kekerasan Sasuke.

"Iya memang, tapi seandainya tadi orang lain bagaimana," ucap tambah Sasuke lagi gemas dengan kebodohan Naruto. Wajah manis, kulit mulus namun bodoh, siapa yang ingin melewatkan Naruto.

Gadis Namikaze itu bungkam, kali ini ia tidak bisa membalas argumen Sahabat nya, ia menghela napas melirik Sasuke yang telah berganti pakaian. Untuk kali ini ia terpaksa mengalah.

Sebelah kaki Naruto sudah terukur untuk turun namun ia kembali diam.

"Suke kita tidak pulang" tanya nya heran karena pemuda itu ikut memasuki gazebo.

"Nanti saja, aku masih lelah," ujar Sasuke. "Dobe luruskan kakimu," ujar pemuda itu dengan senyum bahagianya.

Sementara Naruto memutar bola matanya malas atas perlakuan Sasuke, sahabatnya itu sekarang tengah berbaring dengan paha sebagai bantal.

Lama mereka diam sibuk dengan aktivitas masing-masing, Naruto sibuk mengamati wajah Sasuke seraya jari-jari nya menyisir rambut pemuda itu yang sedikit basah, melihat wajah Sasuke ia jadi teringat Itachi sulung Uchiha yang sudah cukup lama tidak bertemu.

"Teme kapan Nii-san pulang?"

"Entahlah Dobe, mungkin akhir tahun," jawab Sasuke dengan mata terpejam.

"Sasuke."

"Hem." gumam pemuda itu mulai mengantuk.

"Hujan." gadis itu menatap sekitar turun mulai hujan dengan intensitas lebat, keadaan menjadi sepi dan tempat latihan pun juga demikian.

"Ya sudah, kita tunggu saja disini, lagipula aku sudah bilang pada  Kaa-san," tutur Sasuke memberitahu, Naruto mengangguk paham, mereka memang membawa mobil tapi jarak parkiran cukup jauh, jadi lebih baik ia menerima usulan Sasuke.

"Jangan berhenti Dobe," ucap Sasuke ketika merasa  tangan Naruto tidak lagi terasa, jujur Sasuke menyukainya ia jadi teringat perlakuan ibunya sewaktu dirinya kecil, tentu ia malu kalau ibunya memperlakukan dirinya seperti itu sekarang, dia Sudah besar ingat, jadi lebih baik ia meminta Naruto. Sambil menyelam minum air, siapa tahu otak Dobe sahabatnya terketuk dan membalas perasaannya harap batin Sasuke terlalu senang.

•••TBC•••

Ambigu (FemNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang