Hari masih gelap waktu Naruto tersadar dari mimpi, gadis itu terbangun dengan menghadap Sasuke, Sahabatnya masih tertidur lelap membuat Naruto bisa melihat dengan jelas pahatan wajah Sahabatnya, udara dingin menjalar membuat Naruto memeluk erat guling pembatas tidur mereka, tangan nya terulur menaikan selimut yang melorot ke pinggang. Mata-nya masih betah memandang Sasuke yang nampak polos, kalau biasanya hanya wajah datar yang Sasuke keluarkan dan Naruto tidak menyukainya.
"Aku tau wajahku sangat tampan, bahkan lebih tampan dari Utakata pujaan mu itu" ucap serak Sasuke tiba tiba.
Onyx-nya setengah terbuka memandang jenaka Naruto. "Ini masih pagi Dobe, udara masih terlalu dingin ayo kita tidur lagi," ajak Sasuke terdengar lemah setengah mengantuk.
Bibir ranum itu masih terkatup rapat, tak tersinggung atas ucapan Sasuke. lengan pemuda Uchiha itu menarik Naruto mendekat menyembunyikan kepala kuning sahabatnya di dalam pelukan.
"Tidak Teme Utakata lebih tampan dari mu dan dia juga tidak mempunyai wajah ketat dan angkuh," ujar Naruto membandingkan, membuat Sasuke menggeram kesal alhasil ia semakin mengeratkan pelukan.
"Ittei... Baka Teme kau membuatku sesak!" maki Naruto kesal dengan sekuat tenaga ia mendorong dada bidang Sasuke mencari celah untuk bernapas lebih leluasa.
" Aho Baka Teme! astaga jangan naikkan kakimu bodoh kau menyentuh lukaku argh!" seru Naruto heboh menggelegar memenuhi setiap sudut kamar nya yang luas. Dengan beringas Naruto mendorong kaki Sasuke dari guling guna menjauhkan kaki pemuda itu dari anggota tubuhnya.
•••Π•••
Panas terik di siang hari tidak menyurutkan niat Naruto untuk menjalankan kursi roda mengelilingi taman belakang rumah, gadis itu dengan semangat menghampiri kebun bunga kecil, tempat ia menanam bunga tulip kuning pemberian dari ibunya. Dengan senyum berseri seri Naruto mengabadikan bunga nya yang baru mekar dengan kamera ponsel, gadis itu mengusap peluh yang mengembun di dahinya ia cukup lelah karena jarak antara rumah dan kebun kecilnya lumayan jauh.
Naruto kemudian melihat arloji yang melingkar manis di lengannya, waktu serasa berjalan lambat pikirnya. Sudah lewat beberapa jam Naruto menunggu Sasuke pulang, ia tidak sabar menunggu ramen ichiraku yang akan sahabatnya bawakan kalau hari biasa Naruto akan pergi sendiri namun kali ini karena kaki nya sedang cedera maka Sasuke lah yang ia pinta sekaligus sebagai imbalan karena pemuda itu telah membuat hampir menangis tadi pagi.
Panas matahari semakin menusuk membuat Naruto memacu kursi roda nya untuk kembali ke dalam rumah, hampir satu menit ia berjuang akhirnya tiba gadis itu di koridor dekat dengan dapur ia masuk melalui pintu belakang. Bertepatan dengan Sasuke yang terlihat kebingungan.
"Sasuke ada apa?" tanya Naruto bingung matanya juga ikut melihat kesana kemari mengikuti pandangan Sasuke.
"Ya ampun Dobe bisa tidak diam sebentar dan tidak membuat orang kerepotan untuk mencarimu," ceramah nya pemuda itu segera menempatkan dirinya di belakang Naruto.
'Rupanya dia mencariku.'
Naruto memutar bola matanya malas "Aku hanya dari taman belakang, ah kau harus lihat tadi aku berhasil mengambil gambar bunga yang bagus," terang Naruto tangan nya dengan semangat menggeser layar ponsel memperlihatkan pada Sasuke hasil potret nya.
"Hm, lebih baik kau makam ramen mu saja, sudah aku siapkan di meja makan." Setelahnya pemuda itu membawa Naruto mendekat ke meja makan.
Sasuke bahkan mengangkat Naruto memindahkan gadis itu ke kursi agar lebih memudahkan untuk makan "Sasuke kau baik sekali, sudah seperti Nii-san ku saja. kau jadi Nii-san ya, dan kita bisa bersama selamanya." racau Naruto dengan mata berbinar memandang wajah datar sahabatnya.
Tak...
Dengan kesal Sasuke memukul kepala kuning Naruto "Ck, Dobe aku tidak mau mempunyai saudara perempuan apa lagi itu dirimu," ungkap Sasuke sambil meninggalkan Naruto, gadis itu mendelik mendengarnya.
"Teme bodoh, idiot, tidak berguna." Naruto mencibir kesal sambil melahap ramen.
Waktu berganti degradasi warna jingga menjadi objek pemandangan Naruto kali ini, gadis itu sedang berada di balkon kamar nya ditemani beberapa cemilan dan secangkir teh gadis itu bersandar pada sofa panjang yang tersedia.
"Sasuke.""Hmm."
"Kau tidak kencan?" tanya Naruto menghentikan kegiatan pemuda itu yang sedang membaca buku tebal.
"Sudah putus," jawab Sasuke singkat, Naruto mengangguk sudah biasa dengan kelakuan sahabatnya.
"Cepat sekali, bahkan baru kemarin " ujar nya mengingat gadis yang menurutnya cukup cantik, walau lebih cantik dirinya ralat nya lagi.
"Aku tidak suka, mereka hanya mengincar harta dan rupa lagi pula aku tidak menyukai perempuan yang lemah," terang nya kembali melanjutkan aktifitas.
Gadis itu mengulas senyum mendengar jawaban Sasuke, sebuah pemikiran hebat tercetus di otak minimalnya. "Kau tau Haruno Sakura? Teme dia kuat ahli bela diri kau ingat kan? Dia sekarang satu sekolah denganku," ujar Naruto menggebu gebu.
"Kau mencoba menjodohkan ku Dobe," lirik pemuda itu malas "Maksudku bukan kuat yang seperti itu, lagi pula aku sudah menentukan pilihan dan sialnya dia gadis yang idiot, mungkin."
"Siapa? Apa aku mengenalnya?" tanya menggebu-gebu, Naruto penasaran matanya bahkan tidak lepas dari Sasuke.
"Nanti kau akan tau sendiri."
'Dasar Namikaze menyebalkan.'
•••TBC•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambigu (FemNaru)
FanficHanya sepenggal kisah bagaimana Sasuke dan Naruto akhirnya jadian. Desclaimer: Masashi Kishimoto