9

1.7K 312 27
                                    

Duk..

Duk..

Duk..

Sasuke mondar mandir di halaman depan rumahnya, pemuda itu sekarang tengah merutuki segala nasip sial yang menimpanya. Sial karena telah jatuh hati pada gadis Dobe macam Naruto.

Ayolah, apa kata-kata puitis dan perlakuan romantis nya tadi pagi tidak berhasil membuat gadis itu sadar. Apa ciuman nya kurang intens, Sasuke amat sangat yakin kalau setiap perempuan akan meleleh, selain Naruto ralatnya lagi.

"Dan apa-apaan Neji seenaknya membawa Dobe pergi." Ujar Sasuke jengkel.

"Gadis itu membuatku gila."

"Siapa yang membuatmu gila nak?" Sasuke terkejut bukan main, astaga ibunya kenapa tiba-tiba ada dibelakangnya.

"Astaga Kaa-san, mengejutkanku saja." Sementara Mikoto hanya geleng-geleng kepala.

"Pasti gara-gara Naruto lagi," tebak wanita itu tepat sasaran "ya ampun Sasuke kau harus lebih agresif lagi, percuma Kaa-san membuat kue tiap hari sebagai alasan, kalau kau sampai detik ini belum mendapatkan nya." Ungkap Mikoto dengan nada prihatin.

Sasuke berdecak bahkan ibunya tidak berpihak padanya kali ini "Kaa-san sebaiknya masuk saja, aku ingin menenangkan diri."

"Hmm, kau harus berhasil nak, ingat kelulusan kalian sebentar lagi, setelah itu kalian akan berpisah lama." Ujar Mikoto mengingatkan dengan nada lembut.

"Aku tau."

•••Π•••

"Ahh lega, waktunya istirahat." Naruto berseru riang.

Gadis itu baru saja menyelesaikan dua cup ramen dan setengah puding pemberian Sasuke. Ah, teringat tentang Sasuke, ia masih bingung dengan sikapnya tadi, otaknya berpikir keras namun tak mendapat jawabannya.

"Akhh, lebih baik aku tanyakan saja pada orangnya," Monolog nya menyerah "eh, tapi aku belum mau bertemu Teme." Gadis itu bingung sendiri.

Sambil menaiki kasur, Naruto menguap kedua sudut matanya berair. Meski sedikit mengantuk ia tidak bisa langsung berbaring karena baru saja selesai makan.

Ia mengambil sebuah buku kecil, berisi catatan pribadinya. Alisnya terangkat, kadang tertawa geli melihat kalimat aneh yang dulu ia tulis, sekali-kali decak kagum terdengar tak menyangka bisa merangkai kata yang cukup indah, yang rata-rata ia tulis saat suasana hati nya sedang resah.

"Astaga aku tidak menyangka dulu seperti ini." Kemudian ia terkikik lucu.

Tok..

Tok..

Tok..

"

Dobe kau sudah tidur!"

"Sasuke, malam seperti ini." Ujarnya heran, hari sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Ah sahabatnya itu memang aneh seharian ini.

"Tunggu Teme!" gadis itu tergesa-gesa, beruntung ia belum mengganti pakaian nya dengan piyama.

Cklek...

"Ada apa?" tanya nya heran.

Rencananya untuk tidak bertemu Sasuke pupus sudah, karena pemuda itu mendatanginya.

"Kau mengantuk?" Sasuke balik bertanya.

"Kau bisa tau dengan melihat mataku Teme." Balas gadis sedikit kesal.

Sasuke menghela napas "sebaiknya kita masuk." Ujarnya mendorong kedua bahu Naruto.

"Kau, mau apa kau!" seru Naruto horror, bagaimanapun ia masih terbayang ciuman Sasuke tadi pagi "ini sudah malam Teme, sebaiknya kau pulang, bicarakan besok saja." Cegah Naruto.

"Tidak bisa, aku  tidak yakin akan bisa untuk dilain waktu, Dobe."

"Ini sudah malam, aku ingin tidur." Ia berusaha menolak.

"Aku akan menginap tenang saja."

Ia menggiring Naruto untuk duduk di kursi dekat lemari, gadis itu duduk dengan ia menekuk kedua lututnya mengimbangi tinggi Naruto.
.

.
"Dobe dengarkan aku," Naruto tak berkutik, ia sedikit gugup " kau ingat perkataanku tadi pagi?"

"Y-ya." Angguk nya cepat.

"Seperti perkataanku waktu itu, Dobe ah tidak, Naruto aku ingin kau menjadi kekasihku." Ujar to the poin Sasuke pada akhirnya.

Tangan Naruto terulur.

"Teme, kau sakit?" dengan polos ia memegang dahi Sasuke "wajahmu merah." Tambahnya.

Tuk..

"Dasar Dobe," gumam Sasuke gemas"aku menyerah Dobe." bisik Sasuke pasrah, ia sudah gugup sejak tadi dan gadis itu merusak semuanya.

"Hey Teme kau kenapa?" Gadis itu menangkup wajah Sasuke, bibirnya berkedut menahan tawa.

"Itu tidak lucu Dobe." Ucap Sasuke seperti merajuk.

"Tidak, itu lucu sekali andai saja aku bisa merekam semuanya." Gadis itu tertawa geli, astaga Sasuke memang aneh hari ini.

"Dobe hentikan itu, kau membuatku kesal." Dan gadis itu masih saja tertawa.

"Naru-" sebuah kecupan kecil berhasil membuat Sasuke tetegun.

"Kau berisik Teme, hahh perutku sampai sakit."  Ujarnya seraya tersenyum kecil "aku mengantuk." gadis itu menguap.

"Dobe apa maksudnya ini."

Naruto memutar bola matanya malas, ia sudah mengantuk "kau pikirkan saja dengan otak jeniusmu itu." Naruto bersuara serak, matanya sudah berat luar biasa, ia berjalan ke arah kasur meninggalkan Sasuke.

"Selamat malam." Ujarnya

"Teme kau tidak ingin tidur?" Tanya nya heran karena pemuda itu belum juga beranjak "jangan lupa kunci pintunya." Tambahnya lagi.
.
Dengan patuh Sasuke menuruti nya, ia berjalan dengan tidak semangat menuju tempat tidur. Ia merasa sedikit canggung, kalau dulu ia tidak akan berpikir dua kali namun sekarang.

"Hah aku bisa gila."

"Dobe, kau sudah tidur?" tak ada jawaban membuatnya pasrah, Sasuke mencoba memejamkan matanya, sedikit demi sedikit ia mulai mengantuk, hampir saja ia tertidur sebelum sepasang lengan melingkari tubuhnya "Apa yang kau lakukan Dobe!" Serunya sedikit terkejut karena Naruto memeluknya.

Gadis itu mengerang sebentar "Apa aku tidak boleh memeluk kekasihku sendiri." gumamnya samar karena terhalang tubuh Sasuke.

•••TBC•••


Ambigu (FemNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang