"Nyaman seperti biasanya." Gumaman Naruto terdengar ringan.Gadis itu melemaskan badannya pada dinding perpustakaan. Di depannya berserakan buku-buku yang akan ia pinjam. Ujian kelulusan tinggal menghitung minggu jadi ia harus belajar ekstra, agar bisa masuk universitas yang ia idam-idam kan.
"Hahh itu pasti akan berat." Gadis itu menumpukan dahi pada meja.
Pikirannya tiba-tiba teralihkan memikirkan nasip nya nanti, terpisah dengan teman, sahabat, dan kekasihnya, terdengar tidak menyenangkan.
"Aku tiba-tiba mengantuk, tidur sebentar sepertinya tak apa." Ujar sambil menyamankan posisi, gadis itu menarik bangku lebih dekat menyembunyikan wajahnya diantara lipatan lengan.
Suasana perpustakaan yang sepi membuatnya cepat terlelap, ditambah waktu belajar yang telah selesai membuatnya tak khawatir akan didatangi murid lain saat ia tertidur.
.
.
.
Langit mulai berganti warna, Naruto berjalan dengan mata mengantuk. Dipelukannya tersusun rapi buku yang akan ia pelajari nanti.
Srek..
Srek..
Suara gesekan sepatu dengan lantai menjadi satu-satu nya bunyi yang ia dengar. Gadis itu menguap kemudian mengusap air mata yang keluar dibalik kacamata tebalnya.
"Ehem."
Set..
Aktivitas nya terhenti, Naruto terdiam masih dengan posisi menguapnya. Gadis itu mengerjap tak yakin, menatap pemuda di depannya.
"Namikaze Naruto. benar?" Tanya orang itu seraya mendekati.
Naruto mengangguk kaku, astaga mimpi apa dia semalam sehingga bisa bertatap muka dengan Utakata. Pemuda itu selalu dapat memukau dirinya.
"Ini, aku menemukannya tadi pagi, aku pikir kau akan mencarinya." Utakata menyodorkan buku kecil bersampul jingga.
Blush...
Wajahnya memanas, astaga Naruto harap Utakata tidak membuka bukunya. Naruto ingin sekali menggali lubang sekarang juga.
"A-ah terimakasih, aku harus pergi, sekali lagi terimakasih." Gadis itu membungkuk, kemudian melangkah cepat. Ada apa dengan dirinya. Batinnya bingung.
Sementara itu Utakata hanya bisa mematung, melihat reaksi unik Naruto. Ia rasa pernah bertemu tapi ia tidak ingat.
"Aku yakin pernah melihatnya tapi kapan, ahh aku suka sapphire itu." Monolog nya, ia kembali melihat arah perginya Naruto, namun yang ia temukan hanya lorong sepi.
Naruto melewati gerbang bertepatan dengan Iruka yang baru sampai. Gadis itu pun langsung memasuki mobil dengan wajah pucat.
"Ano, nona baik-baik saja?" Tanya Iruka dengan nada khawatir.
Iruka menatap Naruto dengan sorot khawatir, mobil yang mereka tumpangi belum juga melaju.
"Aku baik, sebaiknya kita cepat pulang ada banyak buku yang harus aku baca." Ujar Naruto menjawab, gadis itu menumpuk buku dan tas jadi satu.
"Aku ingin tidur sebentar, bangunkan nanti kalau sudah sampai." Tambah gadis itu sambil berbaring. Dan tiga puluh menit pun ia habiskan untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong.
•••Π•••
"Baa-san, Teme kemana?" Naruto bertanya, pada Mikoto yang tengah menimbang bahan yang ia yakini untuk eksperimen kuenya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambigu (FemNaru)
FanficHanya sepenggal kisah bagaimana Sasuke dan Naruto akhirnya jadian. Desclaimer: Masashi Kishimoto