***"Punya pacar kok sableng banget sih." Naomi menggerutu melihat balasan terakhir dari Frieska.
"Bodo amat lah, gue tinggal tidur aja." Naomi membaringkan tubuhnya di atas kasur namun saat matanya ingin terpejam bel apartemen nya berbunyi.
"Arghhh, gak tau orang mau tidur apa. Ganggu banget." Dengan langkah kesal, Naomi berjalan ke arah pintu .
Ting tong~
"Buset, gak sabaran banget sih, udah namu malem-malem. Gak tau diri banget sih."
"Siap--...."
"Hai cantik." Naomi benar-benar tercenggang saat melihat Frieska telah berdiri di depannya dengan menggunakan piyama cookie monster nya yang di lapisi cardigan hitam.
"Yuk kita jalan, Bun."
Perkataan Frieska membuat Naomi melongo tak percaya dengan kekasihnya ini.
"Kamu sehat kan?" Naomi memegang kening Frieska guna memastikan kesehatan sang kekasih.
"Aku sehat, Bunda cantikk, yuk kita pergi sekarang."
"Gak mau! Kamu mau keluar cuma pake piyama aja?! Gila! Dasar gak waras!" Frieska yang di marahi Naomi hanya memamerkan wajah senang. Karena menurutnya Naomi sangat lucu jika sedang mode mengambek.
"Unchhhh, lucu anett ciii, Bundahhh." Ucap Frieska sambil mencubit pipi Naomi.
"Kamu mending pulang deh, keknya kamu kerasukan jin deh." Naomi bergidik ngeri menatap Frieska.
"Iya, aku kerasukan jin kamuh nich." Naomi benar-benar heran dengan Frieska saat ini.
"Aku gak mau keluar. Mending kamu pulang udah malem!" Naomi mendorong Frieska lalu menutup kembali pintu apartmennya.
"Dasar gak waras." Dumel Noami pergi meninggalkan Frieska yang di kunci di luar.
Naomi duduk di atas ranjang tidurnya dan masih merutuki sikap aneh kekasihnya
"Dasar gila! Kenapa si anak itu nyebelin banget si." Gerutu Naomi sambil memukul boneka pemberian Frieska beberapa waktu lalu, namun kegiatannya berhenti setekah mendengar notif dari hp nya. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali.
"Tuh kan! Gak jelas amat sih nih anak." Dengan malas Naomi membalas chat Frieska.
Naomi melotot melihat chat terakhir dari Frieska, dia melempar hpnya ke kasur dan lari dengan sangat cepat ke arah pintu.
"Gak! Frieska gak boleh sama Lidya!" Naomi merutuki ulahnya sendiri.
Naomi membuka pintu apartmennya berbarengan dengan Frieska yang ingin berjalan ke arah lift. Lagi-lagi Naomi berlari super cepat dan memeluk Frieska dari belakang.
"Jangan! Kamu gak boleh sama Lidya, kamu cuma punya aku."
***
Kini Frieska dan Naomi duduk berdua di ruang tamu apartemen Naomi.
Frieska membiarkan Naomi memeluk tubuhnya, menyadarkan kepala Naomi di dada Frieska, sedangkan Frieska mengusap dengan sayang kepala Naomi.
"Mau gini sampai kapan? Kamu kangen aku, ya?" Goda Frieska memecah keheningan.
"Hmm.." Gumam Naomi, wajahnya semakin ditenggelamkan pada tubuh Frieska.
"Kamu jangan deket-deket Lidya dong, aku gak suka." Ujar Naomi.
"Kamu cemburu?" Tanya Frieska.
"Kamu kalo gak ada aku, dan kalo lagi deket sama Lidya, deketnya itu melebihi sepasang kekasih loh." Ujar Naomi lalu mendongkak kan wajahnya pada Frieska.
"Iya-iya, maaf deh. Maaf kalo suka bikin kamu kesel, marah. Intinya, kamu harus tau, kalo hati aku cuma buat kamu." Jawab Frieska lalu mengecup kening Naomi sekilas.
"Bukan maksudku aku ngekang kamu ya, Mpries. Bebas kemanapun kamu pergi, terserah, yang penting aku sama kamu." Naomi semakin mengeratkan pelukannya.
"Udah malem nih. Kamu gak ngantuk?" Tanya Frieska.
"Nggak deh kayaknya, movie marathon yuk! Aku kemarin nyuri hotspotnya Ayana buat download film banyak-banyak. Hihi." Sumringah Naomi, lalu menarik tangan Frieska.
"Tapi nontonnya di kamar kamu aja ya, biar bisa panas juga gitu. Hehe."
***
Sedangkan di suatu tempat...
"KOK KUOTA AKU TINGGAL 500 MB SIH?! KAN KEMARIN BARU BELI!!!!"
.
.
.
Semoga yang ini isinya ga kosongan lagi ya:(