PROLOG

7.9K 382 53
                                    

"Hah, ketebak banget lagi galau." Gerutu Kenath pelan sambil menghampiri Refal dan ikut duduk di sebelahnya di depan kelas XI-MIPA 1.

"Yeu si anjir galau, napa sih? mikirin Lia?" tanya Kenath tepat.

"Hmm." rengut Refal membuat Kenath jijik saat itu juga.

"Bucin lo! Buat apa dipikirin, kalau suka ya kejar lah! Tancap gas!" Semangat Kenath berapi-api.

"Gue udah tancap gas dari kelas sepuluh, gak dilirik samsek." Gerutu Refal malas.

"Oh iya, lo sepupunya kan? Kenapa gue baru ingat sekarang!" Refal tersenyum sumringah.

"Emang napa?" tanya Kenath curiga.

"Lo pasti tahu kan Lia suka cowok yang kayak gimana?" ujar Refal menggebu dengan mata berbinar.

"Ehm," Kenath nampak berpikir. "Yang gue tahu, dia itu suka cowok yang keren-keren gitu." Ujarnya.

"Keren?"

"Soalnya waktu gue nginep di rumahnya, gue liat dia nonton anime yang si tokoh utama cowoknya itu nyisir rambut ke belakang sambil ada keringatnya gitu loh, gila! Dia sampai gak ngicep liatnya!" ujar Kenath jadi menggebu-gebu.

Refal bangkit dari kursinya, lalu bergegas menuju ke kantin, karena tadi dia melihat Lia menuju ke kantin.

"Anjir! Langsung di gas!" Kenath tak percaya.

"Lo harus lihat Lia terpesona sama gue," teriak Refal sambil berlalu.

**

"Tes... Tes... Tes." Buliran air dari rambut Refal menetes ke lantai kantin. Suasana kantin tidak terlalu ramai dikarenakan sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Hah padahal gue pengen kantin rame, biar banyak saksi yang liat gue jadian sama Lia!" ucapnya percaya diri.

Refal memicingkan mata, menyusuri setiap sudut kantin mencari Lia. Lalu matanya pun berhenti pada gadis langsing yang jangkung.

"Eh itu...LIA!" teriak Refal sembari melambaikan tangan, tanda ia menyuruh Lia menghampirinya.

"Hm?" tanya Lia sembari menaikkan alis.

Refal pun menundukkan kepala sembari tersenyum tipis lalu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari seperti iklan shampo anti ketombe.

Lia cengok di tempat, mulutnya terbuka.

"Refal lo,"

Bulir air dari rambut Refal menciprat ke muka Lia karena Refal menyisir rambutnya berulang kali.

"Astaga," desah Lia sambil mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

Entah ini sisiran rambut ke berapa, Refal berhenti sambil nyengir, "Ya, lo udah terpesona kan sama gue?"cengirnya tak berdosa.

Lia pun berbalik badan meninggalkan Refal lalu membeli sesuatu di warung , membuat Refal terus memperhatikan gerak-gerik Lia.

"Nih, buat lo,"ucap Lia kalem.

"Ha?"


"Rambut lo bau!" ucap Lia sembari memberikan shampo Clear sachet.

"Sialan."

**

Holla hai hai

Semoga lapak ini masih ada penghuninya setelah aku tinggalin ampir setahun kayaknya, wkwk maaf.

Cerita ini aku rombak habis-habisan, yang berubah cuman nama sepupu Lia aja, karakter utamanya nggak.

Accismus ini ngambil ceritanya pas kelas 11 semester 1.

Semoga setelah di revisi, ceritanya makin fresh buat dibaca.

Harap koreksi jika ada kesalahan dalam EYD.

Hah enjoy :)

Jangan lupa Follow akun ini kalau mau terus baca>>>

ACCISMUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang