Hati ku bak terhujami puluhan pisau tajam, sakit perih yang ku rasa. Tak terhitung lagi betapa banyak butiran air mata yang telah ku buang sia-sia.
Akhirnya aku harus menerima kenyataan pahit bahwa kamu tengah berbunga-bunga akan kehadiran seorang wanita yang biasa kamu sebut sebagai bidadari surga. Hati ku seperti kaca yang terhantam batu yang begitu besar. Kamu begitu bahagia dengannya, kehadirannya begitu membuat hidup mu terlihat begitu lebih berwarna.
Dan aku? Aku yang saat itu tengah dirundung duka, berusaha tersenyum bahagia di atas duka nestapa. Bagaimana bisa aku bahagia melihat orang yang ku sayang bisa tertawa lepas dengan seseorang dan kenyataannya orang itu bukanlah aku? Menyedihkan sekali.
Hati ku porakporanda, tak mengerti harus ku bawa kemana hati yang sudah tak berbentuk ini? Akankah ada yang bisa menyembuhkannya.
Aku mencoba ikhlas, selalu.. aku selalu mencoba memberitahu hati nurani ku untuk selalu ikhlas, mengikhlaskan kamu bahagia bersama pilihanmu, tapi... Aku tengah merasa hati ku sedang bertentangan dengan raga ku, raga ku bisa saja berpura-pura ikhlas dan ikut senang atas kesenanganmu, tapi hati ku? Tidak akan pernah bisa sanggup mengikhlaskanmu begitu saja.
Bagaimana bisa setelah apa yang terjadi kamu menghilang bak di telan bumi, membuat jarak yang begitu menyiksa, dan tiba-tiba saja kamu muncul kembali dengan wanita yang kamu sebut dengan bidadari surga.Btw habis ngerjain laporan nih (curhat) langsung ada inspirasi aja, nanti bakal aku lanjutin chapter selanjutnya, happy reading readers 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasasti Hati
Short Story"cerita masa lalu yang tidak akan pernah bisa ku lupa, meskipun aku memaksa."