Kamu kehilangannya. Entah apa sebab kandasnya hubungan mu dengannya. Jujur saja ku katakan, aku tidak pernah mendoakan hal ini akan terjadi pada mu. Aku memang masih menyanyangi dan mengharapkan mu di sini, namun aku tidak pernah sedikitpun terbesit untuk menginginkan hal ini terjadi pada mu.
Aku masih saja seperti yang dulu, yang diam-diam bahagia melihat mu dengannya, namun saat kamu dan dia tengah dirundung bencana cinta, sebenarnya apa yang harus aku rasa? Apakah aku harus sedih melihat mu terpuruk seperti ini, terpuruk oleh dia yang begitu membuat mu kecewa?
Kamu dihianati wanita yang kamu sebut turun dari surga, ternyata dia masih saja juga belum lupa dari masa lalunya, dan kamu pun hanya menjadi pelampiasannya semata, ataukah aku harus ikut bahagia? Melihat kamu yang sudah tidak lagi bersamanya, sehingga aku tak lagi merasakan tajamnya pisau cemburu buta.
Mengapa semuanya seakan tertulis begitu epik, aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mengikhlaskan mu dengannya, namun di sudut hati ku masih saja terus meronta, apakah takdir kali ini berpihak pada ku? Yang tak memperbolehkan mu bahagia di atas penderitaan ku yang hanya menyayangi mu dari kejauhan.
Kalau begitu adanya, aku katakan, aku juga tidak begitu ikut berperan, aku hanya masih menyayangi mu di sini, jika takdir sedang memihakku untuk ikut serta membalaskan rasa sakit ku untuk mu, ya aku tak tahu menahu soal hal itu.
Katahuilah aku sangat sedih saat melihat mu yang tengah tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasasti Hati
Short Story"cerita masa lalu yang tidak akan pernah bisa ku lupa, meskipun aku memaksa."