Langkah kakimu kini tak sekuat dulu seperti langkah gagah berani.
Ragamu kini tak sekekar dulu seperti para atlet pelari.
Wajahmu kini mulai menua dipenuhi tetes keringat membasahi dahi.
Semangatmu yang dulu kini mulai meredup lemah tak berdaya lagi.
Pekerjaan yang berat terus datang tiada henti.
Namun dirimu selalu menghadapinya dengan senang hati.
Melihatmu seperti ini terasa amat menyakiti hati.
Aku, yang bahkan saat ini belum bisa berarti.
Dalam hati terus berkata, maaf masih menyusahkanmu.
Dalam malam ku terus berdoa, bersabarlah menunggu.
Setiap langkahku takkan lupa untuk mengingatmu.
Setiap usaha ku takkan lupa juga untuk terus banggakan dirimu.
Ya Tuhan, aku mohon padamu jagalah mereka.
Berilah kesehatan pada mereka, jauhkan segala bahaya darinya.
Jika memang waktu-Mu datang mendahuluinya.
Tolong katakan pada mereka, Aku, anaknya telah berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakannya.
Teruntuk pahlawanku yang kini mulai lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Senja(END)
PoetrySajak-sajak yang sempat terpendam, namun tak sempat terungkap. Hanya bisa menjadi rangkaian aksara, yang lama kelamaan sirna.