-4 Chapter Left-
Tinggal 4 Bagian lagi ni guys, sebelum 911 Emergency Ended di Chapter 16
stay tuned ya :)
Rumah Erika, Vortex Point.
"Erikaaa....Bangun...ada seseorang yang ingin menemuimu". Erika seketika langsung bangun di hari tidurnya dan berpikir sejenak, siapa yang datang pagi-pagi di hari minggu yang diharuskan bagi Erika untuk beristirahat dan bermain bersama Roger. Erika segera keluar dari kamarnya, dan menemui seseorang yang ingin menemuinya.
"Hey, There, Erika", Kevin ternyata sudah duduk di kursi tamu, mata Erika yang tadinya masih sayu karena mengumpulkan nyawa sehabis bangun tidur langsung berubah segar, mungkin karena Kevin membawa informasi yang telah ditunggu Erika beberapa hari ini.
"Oke, Kev, ada kabar bagus", Erika memulai pembicaraannya dengan Kevin.
"Oke, jadi, Aku dan Craig sudah menyelidiki TKP tempat dimana Baxton dan Frederick dibunuh dan....", Kevin berhenti sejenak, Erika semakin penasaran, "Dan, apa yang terjadi, Kev?".
"Kami belum bisa menemukan apa-apa, tapi, guess what, tidak ada sidik jari"
"Jadi, bagaimana kau bisa menemukan siapa pembunuh dibalik semua ini", Erika bertanya karena Kevin belum bisa memberikan keterangan yang jelas kepadanya.
"Maka dari itu Erika, hari ini, aku ingin mengajakmu ke kantor kami, teman penyihir yang kuceritakan kemarin, dia akan datang hari ini", mendengar itu, Erika tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti Kevin, dia pun harus meminta maaf kepada Roger, karena tidak jadi membawanya jalan-jalan ke mall, "Maafkan aku, Jagoan Kecil. Tapi tenang aja, jika semua ini telah selesai, kita akan jalan-jalan ke Mall Andrews, Okay".
"Okey, Ibu Erika", Roger menerima permintaan maaf Erika walaupun masih ada sedikit kekecewaan terpancar di wajahnya, setelah berpamitan dengan Roger dan Ibunya, Erika pun segera berpakaian, dan bersiap-siap untuk pergi.
Kevin bingung dengan Kondisi Erika yang masih acak-acakan, "Hey, Erika, kau yakin tidak mau mandi terlebih dahulu", Erika pun baru menyadari kalau dia belum bersih-bersih, dia pun segera pergi ke kamar mandinya untuk mandi terlebih dahulu, sedangkan Kevin kembali menunggu di kursi ruang tamu.
Mall Andrews, Vortex Point.
Aku duduk terdiam di mobilku yang terparkir di basement Mall Andrews, tugas kami untuk membunuh Erika Antonio dan Catilin Anderson sedikit tertunda karena aku menunggu Caitlin pulang ke Vortex Point untuk istirahatnya, dia masuk ke Semifinal, dan panitia perlombaan the brain game memberikan mereka liburan untuk 3 hari terhitung mulai hari ini, sang penyihir yang selalu bersamaku itu juga kemarin membantu sekelompok Siren untuk membunuh Walter Wesley, pembunuh berantai di Riverview yang dikenal dengan nama The Panopticon, sampai akhirnya, mereka semua berhasil membunuh pria itu, kini, tinggal 3 jiwa lagi, sebelum Joseph bisa bangkit kembali dan berjalan di dunia ini.
15 menit sudah, aku masih terduduk di parkiran ini, sampai akhirnya, penyihir tersebut datang menghampiriku, kali ini, dia tidak menggunakan jubah merahnya, mungkin dia ingin menyamaiku yang tidak memakai jubah hitamku, dia pun masuk kedalam mobilku, "Kau lama sekali, aku sudah lumutan menunggumu disini!", aku memarahi penyihir itu karena sudah terlalu bosan menunggunya, dia pun mencoba memberitahu alasan mengapa dia terlambat, "Aku minta maaf, Kyle, anggap saja aku sedikit lelah menjadi Double Agent akhir akhir ini".
"Siapa suruh kau menyamar dan bekerja sebagai Operator 911, Lucy?", Iya, Benar, Lucy adalah penyihir yang selama ini bekerja denganku, ya, mungkin tidak dengan kemarin, saat aku membunuh Theresa Manson dan Human Toy itu, adik lucy, Jeremy Scott yang membantuku, ya, ada dua penyihir yang dicari Yang Mulia Ayana sebagai pengganti si Pengkhianat Matthew, yang satu adalah Lucy, dan yang satu lagi adalah Adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
911 Emergency
Mystery / Thriller[Bagian 1-10] Henrik Kyle Anderson, biasa dipanggil Kyle, bekerja sebagai Operator 911, Setiap hari, dia mendapatkan telepon darurat dari Seseorang yang sedang dalam bahaya. Namun, beberapa telepon darurat dianggapnya sebagai Salah Satu hal yang tid...