Pembunuh Susan, Dia Disini....

716 63 3
                                    

Mimpi Buruk? Mungkin kalian semua pernah mengalaminya, ya, mungkin mimpi buruk tidak terlalu menakutkan jika semua itu tetap menjadi mimpi buruk, namun, jika mimpi buruk yang menjadi kenyataan, it's really scare hell out of me, man.

Sudah seminggu ini aku tidak masuk kerja sebagai operator 911, 3 hari karena dirawat dirumah sakit dan 4 hari karena, aku menjadi incaran dari pembunuh susan, semua itu dimulai 4 hari yang lalu tepat pukul 19.45, ketika aku diantar Erika pulang kekediamanku, aku biasanya tinggal bersama sepupuku, Caitlin, namun dia tengah mengikuti perlombaan The Brain Game, perlombaan terkenal di siaran televisi Fox, dimana semua peserta mengandalkan otak dan ilmu mereka untuk menang. Jadilah aku sendiri, Erika menawarkan diri untuk menemaniku, namun aku hanya bisa menjawab, "maaf, Erika, aku tidak mau kesalahan yang kita perbuat beberapa bulan yang lalu terjadi lagi!", beruntunglah dia memahami setiap kata perkata yang kuucapkan, dia segera meninggalkan rumahku saat itu.

Aku pun langsung mengganti bajuku dan bersiap untuk menonton The Brain Game, dimana hari ini akan tayang perdana, aku tidak sabar melihat sepupuku berjuang di kompetisi itu, tiba-tiba saja, seseorang mengetuk pintu rumah, aku segera berjalan ke depan untuk melihat siapa yang datang, saat kubuka pintu tersebut, sama sekali tidak ada orang disana, namun, ada sebuah paket pengiriman yang kuterima, aku sama sekali tidak berani menyentuh paket tersebut, apalagi nama pengirimnya tidak jelas, aku segera membuang paket misterius tersebut ke tempat sampah yang terletak tidak jauh dari teras rumahku.

Tiba-tiba saja, hal yang aneh terjadi, entah kalian percaya saat membaca ini atau tidak, itu hak kalian, namun saat aku masuk kedalam rumah, paket yang kubuang tadi telah terletak begitu rapi di meja dekat tempat dudukku, siaran televisi yang seharusnya menampilkan The Brain Game berubah menjadi siaran bersemut dan mengeluarkan suara berisik, aku mencoba untuk tidak menggubris paket itu, sampai akhirnya lampu di ruang nonton tv tersebut mulai berkedip, kemudian mati, kemudian hidup lagi, mati lagi, dan hidup lagi, disaat transisi antara mati dan hidupnya lampu itu, aku melihat seseorang duduk di sofaku, menunjukkan jarinya tepat di Paket tersebut, mengisyaratkan kepada diriku untuk segera membuka paket tersebut.

Semakin aku berjalan mendekati paket tersebut, semakin banyak pula energi negatif yang kurasakan mengelilingi rumahku, aku pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka paket tersebut, saat dibuka, yang kulihat didalamnya adalah bola mata manusia, yang sudah dipenuhi dengan cacing-cacing yang siap melahap habis bola mata tersebut, disamping bola mata tersebut terdapat potongan usus manusia dan juga potongan jari tangan manusia, dibawah semua barang menjijikkan itu, terdapat secarik kertas, aku pun menarik Secarik kertas itu, sangat menjijikkan, potongan Usus manusia itu menempel di kertas tersebut, kurasakan bau amis mengelilingi kertas itu, didalam secarik kertas itu, terdapat tulisan yang aku yakin dari bau amisnya ditulis menggunakan darah manusia, surat itu berisi seperti ini,

Dear Kyle Anderson,

Aku tahu kau telah menyelidikiku akhir akhir ini, aku Cuma ingin memperingatkanmu, jika kau ingin tetap berjalan dibumi ini dengan sehat dan selamat tanpa kurangnya anggota tubuhmu, kusarankan untuk menjauhi kami, orang yang kusuruh menghabisi Susan Williams terlalu lugu menelepon 911 kemarin dan meminta maaf, tapi percayalah, kami telah mengurusnya, bahkan aku dengan baik hati memberikan bola mata, potongan usus dan potongan jari tersebut kepadamu.

Ingat, MENJAUHLAH DARI SEMUA INI, dan kalau kau mau Caitlin selamat, jangan beritahu siapa-siapa tentang hadiahku ini.

Sejak menerima surat itu, aku tidak berani untuk keluar rumah, padahal, sejatinya, aku adalah orang yang paling tidak betah berada dirumah, surat misterius tersebut mengguncang jiwaku, potongan Bola Mata, Usus dan Jari tersebut masih berada di dalam kotak paket tersebut, sampai akhirnya, Erika kembali datang kerumahku, dan aku memberanikan diri untuk menceritakan semua kisah horror itu padanya.

Erika menyarankan untuk melapor ke polisi, namun, aku memberitahukan kalau pembunuh Susan itu mengincar sepupuku, Caitlin, aku menemukan foto Caitlin bersama para peserta The Brain Game didalam paket itu, dalam potret tersebut terdapat tangan yang mengacungkan jari tengah, yang aku yakin itu adalah sang pembunuh, atau mastermind dari Pembunuhan Susan Williams.

Tapi yang namanya Erika, dia adalah orang yang keras kepala, dia langsung mengambil paket menjijikkan itu dan mengajakku pergi ke kantor polisi, "Biarlah penegak hukum yang mengurus ini, Kyle", aku pun tidak bisa melawan Erika, kami pun langsung ke kantor polisi, melaporkan semua itu, alhasil, kepolisian Vortex Point mengirimkan seseorang untuk masuk ke kawasan The Brain Game untuk menjaga sepupuku, Caitlin, Polisi mulai mendalami kembali kasus kematian Susan Williams yang masih misterius ini.

Sesaat setelah melaporkan kejadian itu kepada kepolisian Vortex Point, aku dan Erika bertemu dengan Kevin disana, Kevin mencoba untuk mendekatiku, namun Erika segera mencegatnya, "Damn it, Kevin, jangan kau berani menyentuh temanku lagi", Erika begitu badass disana, ternyata niat Kevin kesana adalah ingin meminta maaf karna telah memukuliku dan membuatku terbaring lemah dirumah sakit, beruntunglah aku orangnya pemaaf, aku segera membalas jabatan tangan dari Kevin, dan kami pun secara resmi berdamai disana.

Okelah...sekian dulu postingan Blog ku kali ini, mohon maaf jika aku tidak bisa memberikanmu cerita mengenai telepon 911 kali ini, aku berjanji kalau besok aku akan kembali masuk kerja, dan jika aku mendapatkan telepon 911 yang aneh atau konyol lagi, aku akan segera membaginya padamu, karena sekarang prioritasku hanyalah satu, mengungkap kasus kematian Susan Williams, dikarenakan Pembunuhnya disini , dan aku yakin dia berada dirumahku saat aku membuka paket itu, karena saat aku melihat rekaman cctv yang kuletak diruangan di rumahku, lampu sama sekali tidak berkedip, dan televisi masih menyiarkan program The Brain Game, pembunuh itu menggunakan kekuatan manipulasi pikirannya kepadaku, sehingga aku merasa seperti tadi. Namun, walaupun dalam surat dikatakan kalau pembunuh yang menelepon dengan tangisan kemarin telah mati, namun yang namanya Psikopat, tidak ada satupun omongan mereka yang dapat dipercaya dan ditelaah oleh logika.

Sincere

Kyle Anderson


911 EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang