Jalanan sekitar Times Square selalu macet pada jam-jam makan siang seperti ini. Suara klakson berbunyi bersahutan. Begitu memekakan telinga. Siapapun yang sudah lama tinggal di Kota Apel ini pasti sudah tak asing dengan suasana seperti ini. Tak terkecuali seorang wanita berusia 24 tahun berperawakan model yang kini sedang menatap jengah kemacetan di luar kafe tempatnya berada saat ini. Kim Nara. Wajah cantiknya tampak bosan. Ditambah lagi, ia juga memang sedang menunggu seseorang. Padahal wanita ini sangat benci dengan yang namanya menunggu.
Hazel Nara melirik Rolex-nya sebentar. Great, batinnya kesal. Satu jam sudah ia menunggu, tapi batang hidung pria itu tak muncul juga. Pria? Ya, wanita itu sedang menunggu seorang pria yang begitu ia rindukan. Pria yang selama dua bulan ini harus pergi ke Korea, tanah kelahirannya untuk mengurus bisnis disana. Kekasihnya? Bukan. Suami? Hell no! Bahkan percaya dengan ikatan pernikahan saja tidak. So?
Nara hendak beranjak pergi saat sebuah suara berat yang begitu familiar menyapa telinganya. Ia langsung mengurungkan niatnya.
"Wow, kau pasti sangat merindukanku hingga rela menunggu kedatanganku selama ini!"
Nara menoleh ke sumber suara. Ekspresi terkejut, kesal, sekaligus tak percaya terlukis jelas di wajah cantiknya begitu mendapati seorang pria tampan dengan dagu super lancip dan kulit pucat sudah duduk di meja yang jaraknya tak begitu jauh dari mejanya. Pria itu menyeringai jahil padanya.
"Oh Sehun," wanita itu mendesis kesal. Dengusan kasar keluar dari cerinya, "Jadi, kau sudah lama berada di sini tapi kau membiarkanku menunggu seperti orang bodoh, huh?"
Sambil tersenyum meminta maaf, Sehun berdiri lalu menghampiri Nara yang tampak kesal. "I'm so sorry, Amour. Wajahmu saat sedang kesal itu begitu menggemaskan, membuatku ingin berlama-lama menatapnya."
Nara langsung menghadiahi pinggang Sehun dengan cubitan yang sangat kencang. Sehun mengaduh kesakitan. "Aw! Hey, ini sakit sekali, Amour! Aku hanya bercanda."
"Just kidding, huh? Kalau begitu tertawalah sepuasmu, Tuan Oh Sehun Menyebalkan!" Nara langsung pergi dari hadapan Sehun, keluar dari kafe. Sehun mengejarnya sambil terus tersenyum lebar.
Well, inilah yang dirindukan Oh Sehun dari sosok Kim Nara; sifat kekanakan dan kelakuannya saat sedang kesal. Sejak kecil ia memang sering sekali membuat Nara kesal padanya. Hal ini bukan tanpa alasan. Seperti yang Sehun katakan tadi, ia begitu menyukai ekspresi Nara saat sedang kesal.
"Amour!" panggil Sehun. Nara tetap menjejakkan stiletto-nya menjauh dari jangkauan Sehun. Sehun tidak menyerah. Ia tetap mengejar sahabat kecilnya itu.
"Am-"
"Stop calling me 'Amour'!" bentak Nara sambil berbalik menatap Sehun marah. Hal itu membuat Sehun berhenti berjalan dan mulutnya terbungkam seketika. Tak hanya Sehun, orang-orang yang lewat di sekitar mereka ikut berhenti berjalan karena terkejut oleh bentakan Nara.
Nara kembali berbalik dan hendak berjalan lagi, tapi tiba-tiba Sehun berteriak, "Aku akan melakukan apapun asal kau mau memaafkanku!"
Lambat laun, Nara berbalik. Ia menatap Sehun tak percaya sambil bertanya, "Sungguh kau akan melakukan apapun yang kuinginkan?" Sehun mengangguk sambil tersenyum lebar. Nara tersenyum tak kalah lebar lalu berlari kecil menghampiri Sehun. Kecupan ringan di bibir ia berikan pada pria jangkung itu.
"Itu bonus untukmu. Sekarang aku sudah memaafkanmu,," bisik Nara mesra di telinga Sehun. Sedetik kemudian, ia menjauhkan tubuhnya dari Sehun.
Sambil menyeringai, Sehun kembali menarik pinggang Nara agar kembali merapat padanya. "Dan ini sebagai ungkapan terima kasih karena telah memaafkanku." Kedua material basah itu kembali bertemu. Kali ini bukan hanya sekedar kecupan ringan, melainkan ciuman penuh nafsu disertai gairah yang meluap-luap. Sepasang sahabat itu sedang melampiaskan rasa rindu mereka masing-masing dengan cara yang begitu mereka sukai, tapi sedikit tak lazim bagi kebanyakan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About Us (Kumpulan Oneshot Sehun❤Nara) [Completed]
FanfictionOh Sehun ❤ Kim Nara stories here. Hope you guys like it! Credit cover by: @amaze008