Nara meletakkan karangan bunga yang ia bawa di nisan bertuliskan nama Kim Nahee, kakak kembarnya. Senyum getir itu kembali menghiasi wajah jelitanya. Tangannya terulur menyentuh nisan itu. Matanya terpejam sempurna. Tak berselang beberapa lama, pipi pualamnya banjir air mata.
"Nahee ...." bisiknya sendu. Kenangan demi kenangan berputar di otaknya bagaikan adegan film. Ia merindukannya. Ia sangat merindukan kakaknya itu.
Perlahan-lahan, Nara membuka matanya. Tangannya mengusap nisan Nahee dengan penuh kasih sayang. "Tiga tahun sudah kau pergi dari dunia ini, Nahee. Kau tahu? Banyak sekali yang merindukan dirimu. Aku, Luhan Oppa, Luna, Ibu, Ayah ... kami semua rindu padamu."
Nara menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian, ia tertawa kecil. "Sayang sekali, ya kau tidak bisa mengikuti perkembangan Luna? Kau tahu? Luna sekarang sudah semakin cerewet saja. Dia persis sekali denganmu. Dia juga mewarisi sifat jahil Luhan Oppa. Huh!"
"Oh ya, Nahee ... apa kau bertemu dengan putriku di surga?" Nada getir terselip dengan begitu jelas saat Nara kembali berujar. "Dia baik-baik saja, 'kan? Dia tidak mewarisi sifat dinginku, 'kan? Dia lebih mirip aku atau ... Sehun?"
Menyebut nama Sehun, membuat hati Nara kembali teriris. Pria itu memang membawa dampak yang begitu besar baginya. See? Bahkan sekarang ia sampai menggigit bibirnya hanya untuk menghilangkan bayang-bayang Sehun di benaknya. Mengingat pria itu sama saja dengan membuat luka di hatinya kembali menganga. Sama seperti enam tahun yang lalu.
Nara menggelengkan kepalanya bar-bar. "Bodoh!" umpatnya pelan. "Untuk apa memikirkannya lagi? Dia saja mungkin tidak akan pernah memikirkanku. Iya 'kan, Nahee?" Nara menatap nisan Nahee lekat. Bulir air mata semakin banyak keluar dari hazelnya.
"Sampai kapanpun, hanya kaulah yang akan dipikirkan olehnya. Karena Sehun mencintaimu, Nahee. Bahkan, dia sampai tidak pernah mengunjungi makammu karena dia terlalu sedih atas kematianmu. Benar-benar pengecut, ya?"
"Untung saja kau menikahi Luhan Oppa yang jelas-jelas lebih gentle mengakui perasaannya padamu. Bukannya dengan Sehun yang menyimpan rapat-rapat perasaannya padamu hingga sepuluh tahun ini." Nara kembali tertawa kecil. Namun, deringan ponsel menyapanya kemudian.
"Ya, Jongin? ... Oke, aku akan segera kesana." Nara menutup panggilan lalu menatap nisan Nahee tak rela. Kim Jongin, atasan sekaligus teman semasa kuliahnya di Amerika memintanya agar segera kembali ke kantor. Ada urusan mendadak, katanya. "Nahee, aku harus pergi sekarang juga. Kapan-kapan aku akan kembali lagi, ya?"
Nara mencium singkat nisan Nahee lalu tersenyum. "Aku menyayangimu, Kakak."
*****
Nara merasakan tubuhnya membeku sekarang. Di hadapannya kini sudah berdiri seorang pria yang sejak dulu—bahkan mungkin hingga saat ini— dicintainya setengah mati. Pria yang merupakan sahabat sekaligus cinta pertamanya. Pria yang enam tahun lalu berstatus sebagai suami dan calon ayah dari bayinya yang telah tiada sejak dalam kandungannya. Pria itu mantan suaminya, Oh Sehun.
"Lama tidak bertemu, Kim Nara," bariton Sehun menyapa gendang telinga Nara. Ya, Tuhan ... bahkan suara itu masih mampu melumpuhkan persendian Nara hingga membuat gadis Kim itu tak mampu membalas sapaan Sehun.
"Tuan Oh, Anda sudah mengenal Nara sebelumnya?" Jongin bertanya. Pria Kim itu menatap Sehun dan Nara bergantian. Kentara sekali begitu penasaran.
"Benar, Tuan Kim. Kami sudah saling mengenal sejak lebih dari dua puluh tahun yang lalu," Sehun menjawab disertai senyum lebarnya. Tatapan matanya tidak bisa lepas pada sosok gadis di hadapannya yang kini justru menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Jongin berdecak takjub. "Woah, itu artinya kalian akan sangat cocok dalam project ini. Benar 'kan, Nara?"
Nara yang tidak mengerti dengan maksud Jongin langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Jongin bertanya-tanya. "Apa ... maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About Us (Kumpulan Oneshot Sehun❤Nara) [Completed]
FanfictionOh Sehun ❤ Kim Nara stories here. Hope you guys like it! Credit cover by: @amaze008