Part 24 : Luka

3.6K 101 7
                                    

Sajidah yang melihat Fatim langsung datang kearah Fatim,
Sajidah : "Fatim!" Sajidah berteriak khawatir

Sajidah langsung bertekuk lutut dan membantu Fatim berdiri,
Sajidah : "Siapapun tolong dong, bantu bersihin air dilantai"

Seketika, Muntaz dan Iyyah langsung datang dan membantu Saleha untuk mengelap air dilantai

Qahtan yang baru saja keluar kamar langsung datang ke Saleha,
Qahtan : "Are you okay?"

Saleha : "I'm okay" dengan nada merasa bersalah

Abi : "Semuanya, ayo solat subuh dulu"
Abi : "Saaih, kamu jaga Thoriq"
Abi : "Sajidah, kamu jaga Fatim. Semuanya solat subuh dahulu. Biar Saaih dan Sajidah solat sendiri"

Semuanya langsung berhamburan ke karpet yang sudah tergelar untuk melaksanakan solat berjamaah.

Sajidah membantu Fatim untuk tiduran diatas sofa dan meluruskan kakinya, mungkin saja menurut Sajidah kakinya Fatim terbentur juga

Sajidah : "Apa yang sakit tim?" Sajidah mulai khawatir karena Fatim makin meringis kesakitan

Fatim : "Tangan Fatim ka" Fatim meneteskan airmatanya karena tidak kuat menahan sakit

Sajidah : "Coba dilurusin dulu tangannya" memegang pelan tangan Fatim

Fatim : "Ngga bisa ka.." tangan Fatim tertekuk kaku

Sajidah : "Aduh ya allah. Kakinya ada yang sakit ngga?" tanya Sajidah yang sudah beberapa kali bertanya

Fatim hanya menjawab gelengan, berarti tandanya tidak

Thoriq yang sudah terkulai lemas, masih sempat-sempatnya bertanya pada Saaih kalau barusan terjadi apa pada Fatim

Thoriq : "Ih, Fatim kenapa?" tanya Thoriq dengan nada lemas

Saaih : "Coba Saaih ke Ka Jidah dulu, sebentar" Saaih langsung kearah Sajidah

Saaih yang melihat Fatim menekuk terus tangannya, Saaih langsung khawatir,
Saaih : "Fatim kenapa?"

Sajidah : "Tangan Fatim kebentur lantai, sekarang tangannya ngga bisa digerakin. Ka Jidah juga ngga tau kenapa"

Saaih yang tidak tega melihat Fatim menangis terus-terusan langsung bertekuk lutut dan mendekatkan diri ke sofa

Saaih : "Cepet sembuh ya tim" sambil memeluk Fatim

Fatim : "Iya bang" sambil menahan nangisnya

Saaih memeluk Fatim karena Saaih merasa iba dan tidak tega kepada adiknya sendiri.

Walaupun Saaih terbilang anak yang gengsi bilang sayang kepada saudara-saudaranya, tapi Saaih sudah tidak bisa menahan gengsinya kalau sudah kejadian seperti ini. Apalagi Fatim adalah adik yang persis dibawah Saaih, Saaih mungkin lebih terasa dekat dengan Fatim

So sweet juga si botak haha, batin Sajidah sambil cengingisan

Saaih melepaskan pelukannya dari Fatim,
Saaih : "Cepet sembuh ya tim, Bang Saaih mau ke Bang Thoriq dulu."

Thoriq duduk dengan badan yang mulai terkulai lemah. Tidak tahu kenapa, Thoriq tidak kuat lagi untuk menopang berat badannya sendiri. Ditambah dengan kursi kayu yang tidak kuat menopang badan Thoriq

BRAK!

Saaih langsung cepat-cepat lari kearah Thoriq dengan keadaan panik,
Saaih : "Bang Thor! Astagfirullah!" sambil berusaha mengangkat badan Thoriq

Sebagian besar keluarga Gen Halilintar sedang solat berjamaah. Saat Thoriq terjatuh, mereka sudah selesai solat dan langsung teriak kearah Thoriq

THORIQ!! BANG THORIQ!!

Teriakan mereka mulai bergema di sekitar lantai 1, karena khawatirnya mereka, dan takut Thoriq kenapa-napa lalu mereka berlari kearah Thoriq

Umi : "Nak, nak, riq kamu gapapa kan?!" Umi lebih lebih khawatir

Thoriq : "Ngga mi, gapapa" mencoba bangkit karena jatuh dari kursi

Abi : "Dibawa aja ke kamarnya, tolong ambil obat herbal buat luka"
Abi : "Ayo Atta, Saaih bantu abi bopong Thoriq ke kamar"

Atta & Saaih : "Iya ayo bi" sambil mengangkat Thoriq ke kamar

Abi, Atta, dan Saaih yang masih berpakaian solat langsung membopong badan Thoriq yang tidak enteng

Walaupun luka Thoriq kecil, yaitu copotnya kuku jempol kaki Thoriq. Tapi darah yang keluar dari kaki Thoriq terus-terusan mengalir, sehingga darah yang berada di kaki Thoriq mulai berkurang dan membuat kaki Thoriq lemas

Abi : "Tolong ini darah yang di lantai kamarnya Thoriq dipel dulu"

Iyyah : "Biar Iyyah aja yang pel bi"

To be continue . . .

Gimana guys?

GEN HALILINTAR [random]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang