Duapuluh Dua

2.6K 178 27
                                    

Jamie mengubah posisi duduknya dengan tidak nyaman. Tak pernah sebelumnya pria itu merasakaan hal aneh terhadap hatinya seperti saat ini. Hari ini adalah akhir pekan, dan itu menjadi salah satu alasannya untuk tidak ke kantor. Jika pun ia tidak ingin masuk itu juga tak masalah, karena dia sendiri adalah pemilik dari perusahaan itu.

"Apa yang sedang di lakukan wanita itu?" Terka Jamie mengira. "Apa ia tidak bosan sepanjang hari hanya berdiam di kamar?"

Setelah selesai sarapan tadi Ashley langsung berlalu ke atas menuju kamarnya, tanpa berbicara maupun menatap Jamie.

Ada rasa keinginan di lubuk hatinya untuk menahan wanita itu agar tetap berada dihadapannya, walau sekedar hanya bercerita ataupun berdiam dengan saling pandang itupun tidak masalah. Tapi Jamie mengurungkan niatnya tersebut, bisa besar kepala wanita itu jika dia berusaha menahannya.

Entahlah Jamie bingung dengan dirinya yang sekarang, kenapa ia bersikap layaknya remaja yang baru jatuh cinta. Apa masa pubertasnya baru dia alami pada saat ini? Ah entahlah. Tunggu, apa tadi dia mengatakan Jatuh cinta? Apakah secepat ini? Jamie menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba ia menjadi rindu dengan wanita keras kepala itu.

***

Jamie membuka pintu sebuah kamar dengan tiba-tiba tanpa mengetuknya, aksinya itu sukses membuat orang yang menghuni kamar tersebut terpekik kaget.

"Astaga!!!"

"Ya!! Kenapa kau tidak mengetuk pintu hah?! Tidak sopan sekali." Teriak Ashley dengan posisi sudah terduduk di atas ranjangnya.

Dengan wajah tanpa dosa Jamie malah semakin masuk tanpa menghiraukan teriakan Ashley.

"Pria aneh." Desis "Apa yang kau lakukan disini hah?!"

Jamie menolehkan pandangannya ke wajah Ashley yang sudah merah padam menahan kesal.

"Bisakah kau berhenti berteriak hah? Suara mu itu sangat tidak enak di dengar."

Ashley memejamkan matanya dan mengambil nafas dalam berusaha meredam emosinya.

"Baiklah. Sekarang aku bertanya apa yang kau lakukan tuan Jamie?" Tanya Ashley dengan nada yang lembut penuh penekanan.

Jamie yang mendengar itu berusaha menahan senyumannya. Bagaimana bisa wanita di depannya ini begitu menggemaskan.

"Tidak, aku hanya iseng saja masuk disini. Tidak apa-apa kan. Lagi pula ini rumah ku jadi aku bebas melakukan hal apapun yang ku suka."
"Hah Iseng? Jawaban konyol macam apa itu?" "Walaupun kau yang memiliki rumah ini harusnya kau bersikap sopan setidaknya ketuk pintu sebelum kau masuk. Bagaimna jika saat kau membuka pintu, aku dalam keadaan tidak berpakaian?!"

Jamie menyeringai mendengar ucapan Ashley.

"Kurasa itu lebih baik jika aku menemukanmu dalam keadaan tidak berpakaian. Setidaknya aku tidak harus susah payah bukan membuang tenagaku untuk melepaskan pakaianmu."

Ashley menganga atas perkataan yang di ucapkan pria di hadapannya ini. Bagaimana bisa ia semudah itu mengakatakannya sedangkan saat ini dirinya berusaha menahan jantungnya agar tidak keluar karena berdetak sangat cepat.

"Kau sangat manis, jika sedang terkejut. Baik, sekarang kau bersiaplah aku akan mengajakmu keluar. Kau tau bukan aku ini sangat kaya raya jadi, aku akan membuang uangku cuma-cuma dengan mengajakmu keluar. Cepat! Jangan sampai membuatku menunggu, seorang Jamie tidak boleh menunggu. Aku tunggu dibawah."

Daring WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang